Mohon tunggu...
Hari Dewanto
Hari Dewanto Mohon Tunggu... Administrasi - DEWA HIPNOTIS

I am a professional trainer and happiness trance-former (happiness provocation) who willing to make Indonesia happier

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Limo Ngo

30 September 2024   13:26 Diperbarui: 30 September 2024   13:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1. Nglawan: Tahap Penyangkalan (Denial)

Tahap pertama ketika seseorang mengalami kepahitan adalah penyangkalan. Orang tersebut berusaha menolak kenyataan, meyakinkan dirinya bahwa apa yang terjadi belum benar-benar nyata atau bisa dihindari.

Pada tahap nglawan, seseorang mencoba melawan kenyataan dan berusaha menyangkal masalah yang terjadi. Nglawan ini bisa dalam bentuk upaya meyakinkan diri sendiri bahwa masalah tersebut bisa dihindari, atau merasa bahwa keadaan buruk tersebut tidak mungkin terjadi. Penyangkalan menjadi cara awal seseorang untuk menghindari rasa sakit atau perasaan tertekan yang berlebihan.

2. Ngamuk: Tahap Kemarahan (Anger)

Ketika kenyataan tidak bisa lagi dipungkiri, seseorang mulai memasuki tahap kemarahan. Ini adalah fase di mana emosi negatif mulai muncul, biasanya dalam bentuk frustrasi, kemarahan, atau kebencian terhadap situasi atau pihak lain. Dalam budaya Jawa, fase ini dikenal dengan ngamuk, yang artinya meledaknya emosi yang tidak terkendali.

Ngamuk adalah reaksi yang sangat emosional terhadap ketidakadilan atau rasa ketidakberdayaan. Orang yang mengalami fase ini bisa melampiaskan kemarahan pada orang-orang di sekitarnya atau pada diri sendiri. Ini adalah respons yang manusiawi ketika seseorang tidak bisa menerima situasi yang menyakitkan, dan ngamuk menjadi ekspresi dari ketidakmampuan mereka mengendalikan emosi di tengah ketidakpastian.

3. Ngalih: Tahap Tawar-menawar (Negotiation)

Setelah kemarahan mereda, seseorang akan mencoba untuk bernegosiasi dengan kenyataan. Dalam filsafat Jawa, tahap ini disebut ngalih, yang artinya mencari jalan lain atau berpindah arah. Pada tahap ini, seseorang mulai mencari solusi atau alternatif untuk memperbaiki situasi.

Ngalih dalam tahap ini adalah bentuk negosiasi batin, di mana seseorang berusaha untuk membuat kesepakatan dengan keadaan atau bahkan dengan dirinya sendiri. Mereka mungkin mulai berpikir, "Bagaimana jika saya melakukan hal ini, mungkin situasinya bisa lebih baik?" atau "Jika saya mengubah sesuatu, mungkin saya bisa menghindari dampak buruk dari masalah ini." Ngalih adalah cara seseorang untuk menemukan jalan keluar atau cara agar masalah tidak terasa terlalu berat.

4. Nglokro: Tahap Depresi (Depression)

Ketika tawar-menawar tidak membuahkan hasil yang memuaskan, seseorang bisa jatuh ke dalam depresi. Dalam filosofi Jawa, fase ini disebut nglokro, yang berarti merasa lemah, tak berdaya, dan kehilangan semangat hidup. Ini adalah tahap yang paling berat dan menyakitkan dalam proses menghadapi kepahitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun