Mohon tunggu...
haribrahma
haribrahma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soekarno dan Bandung

7 Juli 2015   11:51 Diperbarui: 6 Juni 2018   10:59 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tribunnews.com

Bung Karno dan Bandung(1921-1934) 

“Kota yang menyenangkan hati,” tutur Soekarno dalam buku karangan Cindy Adams, “Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat”.

Tidak banyak orang yang tahu jika Kota Bandung merpakan kunci penting perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Kurun waktu 1921 hingga 1933 di kota inilah sang ploklamator Soekarno mengawali perjuangananya. Menentang keras kolonialisme dan menemukan gagasan-gagasan besarnya tentang Indonesia. Tidak heran jika Bandung memiliki situs sejarah tonggak perjuangan Soekarno.

Sayang tidak semua situs sejarah tersebut bernasib baik. Tergerus jaman dan terlupakan. Kini bebrapa situs telah mulai diperhatikan oleh pemerintah. Walau terkesan terlambat, itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Awal Bung Karno di Bandung

Tujuan utama Soekarno datang ke Bandung adalah untuk melanjutkan pendidikannya di Technische Hogeschool (TH) atau kini lebih dikenal dengan Institut teknologi bandung (ITB). Dengan didampingi istri pertamanya Utari, pemuda yang kelak disapa Bung Karno itu turun dari kereta api ekspres Surabaya-Bandung pada akhir Juni 1921.

Di Bandung Soekarno dengan istrinya tinggal menumpang di kediaman Haji Sanusi Jalan Gardu Jati. Bukan tanpa alasan Soekarno bisa tinggal di rumah tersebut. Secara kebetulan Haji Sanusi merupakan sahabat HOS Cokroaminoto yang tidak lain adalah ayah dari Utari. Sebagai seorang sahabat Haji Sanusi tidak sungkan menerima pasangann muda tersebut Haji Sanusi memiliki seorang istri bernama Inggit Ganarsih yang kelak menjadi pasangan hidup Soekarno.

Baru dua bulan mengikuti perkuliahan, Bung karno harus kembali ke Surabaya. Sebuah peristiwa menyangkut mertuanya terjadi sehingga Soekano memutuskan meninggalkan kuliahnya.sang mertua H.O.S Tjokroaminoto ditangkap Belanda karena dituduh terlibat dalam peristiwa “Afdeling B” di Garut, Jawa Barat.

Sebagai rasa tanggung jawab, selama di Surabaya Soekarno bekerja di perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda, Stat Spoor en tramwegen/SS. Sebagian penghasilannya diserahkan kepada keluarga mertuanya. Delapan bulan berselang, Soekarno baru bisa kembali ke Bandung. Setelah H.O.S Tjokroaminoto akhirnya bisa menghirup udara bebas karena pihak Belanda tidak menemukan bukti keterlibatannya.

Soekarno Mahasiswa Bandung

Kala itu TH Bandung merupakan idaman generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikannya. Maklum saja,TH bandung merupakan pendidikan tinggi teknik pertama di Hindia Belanda yang diresmikan pada 3 Juli tahun 1920 oleh Gubernur Jenderal jhr. Graaf van Limburg Stirum.

Soekarno terdaftar sebagai mahasiswa tahun akademik ke-2 (2 Juli-1Juli 1922) dengan mengambil jurusan teknik sipil jurusan pengairan (waterbouwkunde). Ia termasuk salah seorang dari enam mahasiswa pribumi. Setelah sempat cuti selama hamper setahun pada 1921, dia melanjutkan kuliahnya pada tahun ajaran 1922/1923 dengan nomor induk 55.nilai yang diperolehnya pada tahun itu adalah 5,85, 1923/1924 6,75, 1924/1925 6,28, 1925/1926 adalah 6,55.

Walau TH memiliki jadwal ketat dan menjauhkan mahasiswanya dari dunia politik. Bukan halangan bagi Soekarno untuk berkegiatan di luar kampus.pada tahun-tahun itu Bandung merupaqkan kota persinggahan tokoh tokoh pergerakan. Diantaranya Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Yang mengambil alih pimpinan National Indische Partij(NIP).

Minat Soekarno terhadap dunia pergerakan telah terbentuk di Kota Surabaya berkat gemblengan H.O.S Tjokroaminoto. Di luar kampus, Soekarno berhubungan erat dengan NIP, bahkan di tahun 1923 Soekarno dipanggil rector TH saat itu Prof. Ir J.Klopper untuk meminta kepada Soekarno agar mengurangi aktifitasnya di luar kampus. Pemanggilan tersebut didasari oleh pidato yang dikumandangkan Soekarno membakar semangat para pendengarnya. Saking berbahanya, saat itu Soekarno diturunkan paksa oleh Polisi Hindia Belanda dari atas podium.

Kegiatankuliah TH sebetulnya berlangsung ketat. Namun tidak mengganggu kegiatan di luar kampus. Soekarno masih bisa menyelesaikan tugas akhir membuat gambar rencana instalasi pelabuhan. Soekarno termasuk satu dari empat insinyur bumiputera yang berhasil menyelesaikan pendidikannya pada kuartal ketiga pada tahun 1926.

Inggit Ganarsih dan Mang Marhaen

Inggit Ganarsih dan Mang Marhaen adalah dua sosok yang tidak bisa dipisahkan dalam sejarah merebut kemerdekaan. Inggit Ganarsih seorang perempuan sunda bagai drupadi bagi sosok Soekarno muda. Di mata Soekarno, Inggit menjadi satu satunya wanita yang mengisi tiga peran sekaligus bagi hidupnya. Baik sebagai ibu, kekasih dan sekaligus sahabat.

Selama menjadi pendamping Bung Karno, Inggit menjadi pendorong di saat-saat suaminya terjebak dalam keraguan. Wanita yang sederhana menjadi pemberi inspirasi dan semangat dengan keyakinan yang tidak pernah pupus, jika suatu saat, cita-cita suaminya yang juga menjadicita-cita seluruh Bangsa Indonesia merebut kemerdekaan menjadi kenyataan.

Setelah bercerai dengan Utari, pada tahun 1923 Soekarno muda meminang Inggit Ganarsih yang tidak lain adalah ibu kosnya. Setelah menikah pasangan ini menempati sebuah rumah panggung di Gg Jaksa di ujung selatan Regentsweg(jl Dewi Sartika sekarang). Kini rumah panggung tersebut telah berganti menjadi bangunan permanen. 

Namun di dalam bangunan tersebut masih dipajang foto Soekarno dan Inggit di masa muda. Selanjutnya mereka pindah ke Gedong Delapan di pongkoerweg(JL.Pungkur) nomor 6, tak jauh dari rumah mereka terdapat rumah Sosrokarsono, kakak kandung Kartini. Dari Poengkoerweg mereka pindah lagi ke Regentsweg(Jl dewi Sartika) Nomor 22. 

Di rumah ini Inggit menerima indekos untuk menambah penghasilan keluarga. Sangat disayangkan, seluruh rumah itu kini tidak bersisa berganti dengan bangunan-bangunan baru. Rumah terakhir yang ditempati Soekarno-Inggit terletak di Jalan Astanaanjarweg(kini Jalan Ibu Inggit Ganarsih). Di rumah ini aktivitas politik Soekarno bersama kawan seperjuangan lainnya semakin menonjol. 

Hampir semua tokoh pergerakan seperti Agus Salim, Abdul Muis, K.H Mas Mansyur,Mohammad Hatta, MH Thamrin, Moh Yamin, Trimurti, Oto Iskandardinata, Dr Soetomo pernah datang, dari sekedar berdiskusi hingg merencanakan berbagai gerakan merebut kemerdekaan. Dari diskusi yang terjadi di rumah ini, peristiwa bersejarah Sumpah Pemuda (1928), berdirinya PNI (1927), Partindo(1931).

Karena ia bukan berasal dari keluarga berada atau menak, di rumah itu pula Inggit harus bekerja membanting tulang dari kuli menjahit, membuat bedak, samapai berjualan berbagai barang yang dihasilkan pengrajin pandai besi di Ciwidey.

Setelah tidak dihuni, rumah ini sempat terbengkalai bagai rumah hantu. Beruntung kini rumah tersebut dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ProvinsiJawa Barat. Keadaan rumah tersebut secara umum cukup baik, namun sayang pengelolaan rumah bersejarah tersebut terkesan seadanya.

Suatu ketika Soekarno menggowes sepedanya berboncengan dengan Inggit menyusuri Bandung Selatan. Di daerah Cibintinu seorang petani tua yang sedang menggarap sawahnya mencuri perhatian Soekarno. Dia menghampiri petani tersebut, tersebutlah Marhaen nama sang petani. Dalam percakapannyadiketahui bahwa alat cangkul, sawah, dan hasil padinya dimakan sendiri akan tetapi petani itu hidupnya miskin.

Dikemudian hari ideologi Soekarno disebut dengan Marhaenisme. Pertemuan dengan Mang Marhaen tersebut menginspirasi perjuangan Bung Karno. Mang Marhaen dianggap Potret yang menggambarkan penderitaan bangsa Indonesia dibawah kolonialisme. Sayang Mang Marhaen tidak sempat mencicipi udara kemerdekaan, akibat penderitaan romusha ia wafat pada tahun 1943.

Mang Marhaen dimakamkan di kampung Cipagalo RT02/RW03 kelurahan Mengger, kecamatan Bandung Kidul. Makamnya dibangun di atas tanah seluas tiga tumbak. Di salah satu sisi utara maakam Mang Marhaen terdapat prasasti bertuliskan “Di Sini Tempat Peristirahatan Terakhir bapakmarhaen. Wafat Tahun 1943. Marhaen Sumber karya mulya yang Utama PJM Ir. Soekarno, Merupakan jembatan emas, Menuju Pintu Gerbang Kemerdekaan Bangsanya, Bung Karno penyambung Lidah Rakyat.”

Kondisinya sempat tidak terurus karena tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Bahkan akbat pembangunan pemukiman mewah, makam itu akan dibebaskan. Sontak saja rencana tersebut ditentang cucu-cucu Mang Marhaen. Beruntung kala itu Megawati Soekarnoputeri terpilih menjadi Presiden RI. Situasi memperihatinkan tersebut justru berakhir terbalik. 

Makam tersebut dipugar dengan tembok serta atap genting, dan lantainya berlapis keramik. Uniknya Setiap menjelang Pemilu atau pilkada, makam tersebut ramai didatangi peziarah meminta restu untuk menang dalam pertarungan memperebutkan suara.

Peti Mati Bernama Sel Banceuy

Saat ini kawasan AsiaAfrika terlebih Alun-alun menjadi lokasi paling ramai di Kota Bandung. Siang malam pengunjung baikwarga Bandung maupun luar bandung tumplek blek ke kawasan tua tersebut. Tak Jauh dari lokasi ramai tersebut ada sudut gelap nan sepi terperangkap bayang gudang gudang tua yang telah kusam. Bekas sebuah sel selebar 1,5 meter, panjang 2,1 meter, dan tinggi 2,5 meter. ”Betul-betul sepanjang peti mayat,” kata Bung Karno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Soekarno sangat tersiksa lantaran dilarang berkomunikasi dengan rekan-rekan seperjuangannya, termasuk dengan belahan jiwanya, Inggit Garnasih. Satu satunya teman hanya cicak sebagai pengusir sepi.

Baru pada hari ke-40, Belanda mengizinkan Soekarno bertemu dengan Inggit di ruang tamu penjara yang dibatasi jaring kawat. Hanya lima menit mereka diizinkan bertemu. Meskipun kedua insan itu didera rindu, suasana menjadi kaku karena pertemuan mereka dijaga ketat dan segala ucapan dicatat penjaga. Sentuhan tangan pun dilarang.

Disana raga Soekarno dipenjara namun pikirannya merdeka menembus dinding tebal penjara. Soekarno sebagai tergugat yang menginjak balik psikologi sidang pengadilan menjadi penggugat mewakili hati dan rakyatnya. Naskah pledoi tersebut dikenal dengan Indonesia Menggugat. Dibacakan pada 18 Agustus 1930 di Landrad Bandung (kini Gedung Indonesia Menggugat). 

Gaung pleidoi ini terdengar hingga Belanda sehingga Partai Buruh bergolak mendukung Soekarno. Pleidoi Soekarno menginspirasi tokoh-tokoh Asia untuk turut menuntut kemerdekaan negara mereka. Dari ruang sempit itu, Soekarno membakar semangat dunia.

Penjara banceuy merupakan penjara tertua dikota Bandung. Dibangun pada tahun 1877 di daerah yang dulunya bernama Kampung Banceuy. Banceuy merupakan bahasa sunda yang berarti kandang kuda. Dinamakan demikaian karena lahan yang digunakan sebelumnya berupa istal atau kandang kuda yang digunakan menghela kereta pos.

Entah apa yang menjadi alasan penjara Banceuy dirubuhkan dan hanya disisakan sel nomor 5 dan satu menara pengawas. Sebuah situs sejarah penting bangsa Indonesia itu terkucilkan deretan pertokoan yang tinggi menjulang. Sel maupun menara pengawas terabaikan dan terlupakan.

Mencoba menyelamatkan yang tersisa. Baru menjelang Konferensi Asia Afrika pada April 2015, sel nomor 5 kembali menjadi perhatian. Pemerintah Kota Bandung merenovasi kawasan itu. Ada patung perunggu setinggi 1 meter karya seniman Surya Pernawa. Pagar berkarat juga diganti tembok batu andesit dan basalt. Batuan yang sama ikut mempercantik lantai yang dulu ditumbuhi rumput liar.

Karya Arsitektur Soekarno di Bandung

Soekarno lulus sebagai insinyur sipil dengan spesialisasi jalan dan pengairan pada tahun 1926. Pada tahun itu pula Soekarno bersama teman kuliahnya Anwari, mendirikan sebuah biro teknik yang berkantor di Regenweeg(jalan Dewi Sartika) no 22. Melalui biro tersebut Soekarno melaksanakan beberapa pekerjaan di bidang bangunan. Yang pada umumnya berupa rumah tinggal untuk kalangan prinumi kelas atas.

Selain itu ia juga bekerja sebagai juru gambar maestro arsitek penanda landmark Kota bandung , Prof Wolff Schomaker. Wolff Schomaker adalah dosen yang mengajari Soekarno merancang bangunan semasa kuliahnya di TH. 

Saking hormatnya kepada gurunya tersebut, Soekarno tidak bisamenolak permintaan Wolff Schoemaker untuk membuat rancangan bangunan di belakang pendopoKabupaten bandung(sekarang rumah dinas wali kota bandung), padahalSoekarno sangat anti untuk bekerjasama dengan segala hal yang menyangkut pemerintah hindia belanda. Soekarno juga membantu Schomaker dengan menjadi juru gambar dalam perombakan total Bangunan Hotel Preanger pada tahun 1928.

Selepas menjalani hukuman di Penjara Sukamiskin akibat aktifitas politiknya. Pada tahun 1931, Soekarno kembali mendirikan biro teknik untuk kedua kalinya. Kini ia mengajak Rooseno, seorang junior di almamternya. biro tersebut mendapat proyek di sekitar stasiun Bandung, Papandayanweg(Jalan Jendral Gatot Subroto) dan jalan Suniaraja.

Selama dua kali terjun di bidang perancangan bangunan, Soekarno tidak banyak menghasilkan karyanya. Selain itu, catatan-catatan yang menyangkut hasil karyanya sulit ditemukan. Dari sedikit hasil rancangannya itu, adalah bangunan pavilion Hotel preanger serta Sembilan bangunan rumah tinggal antara lain

1. Deretan rumah tinggal di jalan Kasim nomor 6,8 dan 10.
2. Bangunan rumah tinggal di jalan kaca-kaca wetan nomor 8.
3. Bangunan rumah tinggal di jalan dewi sartika nomor 107
4. Bangunan rumah tinggal di jalan Pungkur nomor 196.
5. Bangunan rumah tinggal di jalan Palasari nomor 5
6. Bangunan rumah tinggal di jalan PasirKoja nomor 25
7. Bangunan rumah tinggal di jalan Gatot Subroto nomor 17
8. Bangunan masjid di dekat viaduct
9. Sepasang bangunan di jalan Gatot Subroto 54 dan 56
(Kunto,1984 dan Giebel,1999)

sumber:Jejak Soeakrno di Bandung, Her Suganda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun