Mohon tunggu...
Hariati
Hariati Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Memulai Menulis Dari Apa Yang Kamu Lihat, Dengar Dan Rasakan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen I Bukti

10 Maret 2020   16:41 Diperbarui: 10 Maret 2020   17:04 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan Hari Musik Nasional. Reno menatap serius kalimat tadi dengan seksama, lalu mengusap-usap layar Ponselnya pelan-pelan ke bawah sesekali ke atas, terkadang dia tersenyum lirih, ga' tau napa?

"Nah selesai, gampang kok, nulis status ginian doang, ikutan aja ah copy-paste aja," ujarnya sambil memencet tombol 'posting' di akun Facebooknya.

Hari ini tepat tanggal 9 Maret, memang banyak kali status menggema soal perayaan hari musik nasional di dunia maya. Redaksi kata-katanya ya persis sama seperti yang Reno ketikan dalam status barunya barusan.

"Biar rame sekalian-lah, biar viralllll" gumamnya kecil.

Ilustrasi posting status Facebook I screenshoot
Ilustrasi posting status Facebook I screenshoot
Suara ponselnya tetiba mendencit pelan, tanda jika daya baterai Ponselnya melemah, dayanya menunjukkan hanya tinggal 2% saja. Cilakanya, dia tidak membawa Power-bank yang biasanya selalu satu paket berada di dalam tasnya.

"Ya ampun, mau habis ey baterainya, padahal downlotan lagu masih banyak mengantri nih," kesalnya, sambil memegang-megang ponselnya yang mulai menghangat.

Bunyi notifikasi dari akun Facebooknya berbunyi lagi, eh ternyata ada balasan dari teman Facebooknya si Agus yang cepat membalas status Reno yang tadi.

"Wah, enaknya ngerayain-nya di mana bosquu?" timpal Agus membalas status Reno

Nampak bingung, ya sudah Reno-pun membalasnya dengan santuy,"Atur aja Fren."

Sebenarnya Reno cuman iseng saja sih, membuat status palsu seperti tadi, biar keren kali, karena Reno memang dikenal teman sebayanya sebagai vokalis band di sekolahnya. Sudah berasa Musisi aja gitulah! Mungkin pikirnya pas bisa 'gaya-gayaan' dengan momen hari musik ini.

"Entar malam, Ren di tempat biasa," Timpal Agus lagi di kolom komentar.

Tetiba, Ponsel Reno mati total, karena daya ponselnya benar-benar nol persen. Layar ponsel meredup, dan itu artinya, Reno sudah katakan iyes dengan ajakan temannya Agus untuk datang nanti malam, yang katanya untuk merayakan hari musik persis status Reno barusan. Dan Reno tidak punya alasan untuk membalas komentarnya lagi, terlebih buat tidak datang titik.

"Heran juga, baru kali ini hari musik dirayakan segala, gila apa? Ah palingan juga mau nge-prank aku aja nih mereka," sahut Reno dalam hati.

Jujur sih Reno sebenarnya tidak menahu jua, soal hari musik tadi sih, terlebih soal macam perayaan apa yang terlanjur terkirim di laman akun medsosnya. Heemm itulah akibat banyak gaya plus gengsi, dan melakukan hal yang tidak kita sendiri ketahui, kan Reno?

#1

Matahari sudah pulang ke rumahnya, Bulan mulai nampak berganti. Nampak di salah satu cafe Mall yang terletak di jantung kota Balikpapan, Agus, Dino dan Aldi sudah merapat di meja nomor empat. Meja dengan nomor itu memang khusus dipesan oleh mereka buat kumpul-kumpul sekedar merenggangkan otot sejenak di kala week-end.

Nah, akhirnya batang hidung Reno mulai nampak di hadapan teman-temannya tadi. O iya, mereka berempat ini sebenarnya adalah sahabat yang berada di grup band yang mencoba naik daun di sekolah mereka. Nama Band mereka empat band.

Agus sering bermain pada bass, Dino pada gitar dan Aldi pada drum. Reno-lah seorang vokalis yang juga lincah jua sebagai keyboadis. Kalau diumpamakan grupnya Dewa 19, Reno ini seperti Ahmad Dhani-lah di grup band mereka, man of the man pokoknya!

Bungkusan kotak kecil tertumpuk di atas meja. Itu serupa dengan kaset CD milik Agus yang rencana bakal diserahkan ke Aldi malam ini.

"Ini Aldi, Marron Five with Memories, lagu anyar kesukaanmu kan?" ujar Agus ke Aldi.

"Wah thank u, Gus," timpal Aldi sambil menerimanya perlahan.

Aldi-pun lantas mengeluarkan hadiah CD pula ke Agus dalam tasnya, seraya berkata," Ini juga jatah lu, Gus, album terbaru Justin Bieber, Uh Yummy tuh."

"Waw juga eh," timpal Agus.

Reno hanya menyaksikan adegan yang mereka peragakan tadi sejenak. Tak lama, Dino mengeluarkan kado yang sama kepada Reno dan berkata," Jangan kuatir, lu juga dapet nih dari gue, album BTS terbaru, nih ambil."

Aduh, acara apaan sih ini kok aku baru tahu, dan kalian ga bilang bilang ada acara tukeran kado ginian," jawab Reno.

Sebenarnya, Aldi, Agus dan Dino sudah berjanjian lama untuk bertukar sesuatu berkaitan dengan hari musik kali ini, buat memeriahkan dan memaknai hari musik. Karena kebetulan Reno sudah jarang kumpul serta susah dihubungi.

Dan lagian pas Reno memajang status perayaan hari musik juga, ya pas saja Agus untuk mengajak Reno secara spontan via Facebook.

"Ini cuman cara sederhana kami untuk merayakan hari musik kali ini Reno" Ujar Aldi

"Oh ya Dino, lekas pasang Blututmu deh, lu mau lagu apa saja di Ponselku banyak kali nih lagu baru barusan kudownload, pilih aja deh spesial buat kamu," ujar Reno kepada Dino.

"Makasih Ren, Anuu wah saya anti dengerin bajakan eh," Satir Dino kepada Reno.

"Ha...haha.hahahah," Tawa keras Agus, Aldi dan juga Dino malam itu.

Reno hanya menunduk malu dan berujar ,"Duh sialan kalian nih."

"Baiklah, kalau gitu, ya sudah malam ini aku saja yang bayar semua pesanan makanannya, kalian free makan sepuasnya ya, tapi minumnya BSS" ujar Reno lagi sambari bercanda

Perayaan hari musik mereka begitu sederhana ya? Hanya bertukar kado karya musik dari musisi favorit masing-masing. Hemm.. ini bisa jadi ide baru untuk merayakan musik dan memaknainya kan? Mengapresiasi karya seni para musisi kita tidak sulit ternyata. Dari sini Reno sangat tersindir sekali dan mulai sadar ini adalah bukti mencintai karya seni itu.

##2

Langit malam  itu sangat cerah eh, situasai Cafe yang terbuka di halaman depan Mall itu, seakan tidak menahan deras tawa mereka melepas canda diantara mereka berempat.

Tetiba datang seorang gadis cantik, berambut panjang sedikit pirang. Sorot matanya ampun dah tajam. Dia itu adalah Raisya temannya si Aldi.

Raisya mengenakan jaket dan celana levis yang dipadu dengan kaos putih. Senyumnya selalu membuncah ketika berbicara, dan lesung pipitnya juga sangat menawan. Kebiasaan dia itu selalu mengenakan ear-phone blutut yang terpasang di telinganya yang selalu terhubung di Ponselnya. 

Ilustrasi I Gambar diolah pexels.som
Ilustrasi I Gambar diolah pexels.som
Dia memang selalu saja sukak mendengarkan musik lewat Ponsel di kala waktu senggang. Apalagi wawasan dia soal musik dan lagu terbaru sangat update deh. Pantas saja! Usut punya usut Raisya juga seorang vokalis bersuara merdu, ditambah lagi dengan kepiawaian dia memainkan berbagai alat musik.

"Kenalin ini Raisya nah," ujar Aldi ke temanya.

"Maaf terlambat yah," ujar Raisya lagi.

"Ga papa kok," Reno menyahut sambil terus menatap mata Raisya, sok kenal.

"Raisya, itu si Reno, itu Agus dan ini Dino," kata Agus sambil menunjuk satu-satu dari mereka.

Raisya baru saja tiba di Indonesia, dia terkadang ber-traveling ke luar negeri untuk menghadiri event seni di hampir seluruh dunia. Dan dia juga sering Perform di luar negeri, terutama Prancis. Pokoknya ngerik dah, prestasi Rasya ini.

"Wah perayaan hari musik di Balikpapan, santuy aja ya, Ga ada sesuatu yang gimana gitu?" ujarnya bening.

"Ah yang pentingkan makna dibaliknya dong,"timpal Reno sok tahu.

"Makna yang yang bagaimana," Ujar Aldi memburu jawaban Reno

"Ya di jaman digital ini, jadi susah kali mengapreasiasi karya seni kan? Jangankan membeli tiket mahal untuk menghadiri even konser. Kita masih berasa sulit untuk membeli album karya seni yang ori yang mereka hasilkan. Dan hanya enteng menjiplaknya dan membajak hasil karya tersebut untuk dijual kembali," Jelas Reno sok tahu lagi.

Aldi dan Agus terkikik tertawa, dan Dino pun terlihat menahan tawanya dan menutupnya dengan tangan kanannya.

Reno mah sudah kebiasaan copy-paste ya! Apa yang dilihat dan dirasakan jika menguntungkan dirinya, ya sikat aja dulu, apalagi ada cewek bening di depannya. Namun ya tidak ada yang salah dari pendapat Reno sih memaknai perayaan hari musik Nasional kali ini.

"Terus di sono gimana Raisya," Tanya Reno sok kenal sok akrab kepada Raisaya

"Di Prancis perayaan hari musik, selalu berbarengan mengikuti hari musik internasional setiap tanggal 21 Juni," Balas Raisya sambil melepaskan earphone yang menempel di telinganya, seraya mulai serius bercerita.

Raisya menceritakan dalam bahasa Prancis istilah World musik dikenal dengan sebutan Fete de la Musique, yakni seperti festival musik yang diadakan di Prancis dan bermula di tahun 1982 dan peristiwa itu menjadi cikal bakal peringatan world music.

Semakin kemari, festival musik itu semakin meriah diadakan lebih dari 700 kota di 120 negara. Idenya Festival musik itu hanya ingin membuat gebrakan baru dalam bidang seni agar bisa tersebar di mana-mana dan membuat orang suka. Dan asiknya festival ini diadakan seharian full.

Dia mulai melanjutkan ceritanya lagi, jika musik sudah menjadi budaya di Prancis ini terlihat dari berbagai studi dimana satu dari dua anak di sana sudah bisa memainkan alat musik. Jika di luar sana, eksplorasi dan apresiasi soal musik itu sudah amat maju, ini bisa jadi berbanding terbalik dengan yang terjadi di Indoneisa.

"Iya di sini saja, banyak sekali karya musik yang dibajak secara illegal," Sahut Aldi.

Reno terdiam dan mulai mengambil ponselnya dan mengusap layar Ponselnya sambil mendengarkan cerita Raisa, dan seakan tidak mau kalah, dia lalu membalas cerita Raisya tadi.

"Ya mungkin beda kali ya di sana dengan di sini, di sini kan, lahirnya hari musik untuk memperingati hari lahirnya musisi besar dan Pahlawan kita WR Supratman setiap tanggal 9 Maret kan," ujar Reno.

"Hussh, masa sih, masa itu saja sih makna hari musik di Indonesia," sahut Agus.

Agus mengatakan jika hari musik nasional memang diselaraskan dengan hari lahir pahlawan WR Supratman, ya memaag untuk menghormati segala jasanya. Dan makna yang lain, Agus bercerita, dengan hari musik ini, bisa agar bisa meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi insan musik Indonesia, serta Prestasi yang mampu mengangkat derajat musik Indonesia secara nasional, regional, dan Internasional.

"Ya utamanya, harus ada apresiasi dululah buat insan musik kita kan dari pencintan seperti kita ini?" sahut Reno tidak mahu kalah berdebat.

Raisya hanya tersenyum manis, menahan tawa kecilnya dan menyemburkan lesung pipit di kedua pipinya itu. Seketika Mata Raisya menyorot ke wajah Reno, membuat Reno salah tingkah, dan akhirnya tertawa juga menahan rasa malunya itu.

###3

Bulan terus bekerja keras malam itu untuk memasok sinar terbaiknya ke bumi. Reno jadi susah tidur terlena menikmati sinarnya, lalu dia mulai menatap arah bulan.

"Duh Raisya, coba kita bisa nyanyi bareng ya," pintanya kepada Bulan malam itu.

Bagi Reno musik sudah melengkapi kesempurnaan yang Raisya miliki. Sudah cantik dan bermusikalitas tinggi lagi, itu bisa menjadi tipe-tipe cewek idaman Reno banget tuh.

Apapun itu, untuk mencintai itu memang perlu bukti sebagai apresiasi sikap menghargai. Ya seperti makna yang bisa dipetik dari pertemuan mereka barusan. Mencintai karya musik perlulah diwujudkan dengan bukti, bukan sekedar fanatisme saja kan?

Utamanya ya tentu dari sisi komersil sebagai stimulus untuk menciptakan karya seni yang lebih spektakuler lagi kedepan. Meski itu bukan yang utama sih.

"Duh malam ini, aku benar-benar diprank, dibuat malu ama Agus, nantilah kubuktikan ke kalian lah jika aku juga penikmat musik sejati yang menghargai seni, karena karya seni ku juga ingin dihargai oleh orang banyak kok, hemm kurang jauh mainanku ternyata" ujar Reno berbisik di hati dan didengar pula oleh bulan malam itu.

Notifikasi mendecit pelan di Ponselnya, ternyata itu si Aldi yang nge-tag photo bersama kami di acara barusan di laman Facebooknya. Captionnya lucu, "Perayaan sederhana kami ber-empat, semoga lekas sembuh untuk segera konsisten lagi melahirkan karya seni baru di hari musik nasional"

Eh, ada photo Raisya juga yang jadi pembeda dan memberikan aura kuat di Photo kami.

"Sebentar lagi pasti banjir komentar, nanya-nanya Raisya, tapi jelas bukan nanya-nanya aku," ujarnya sambil terus menatap layar ponselnya.

Tetiba notifikasi muncul di bawah photo kami. Ya ampun itukan Raisya yang menjadi komentator pertamanya. Dia melontarakan komen yang irit banget dan menusuk.

"Bukti," tulis Raisya

Melihat komen Raisya Reno semakin tersadar, jika mencintai dan dicintai utamanya dalam hal karya seni haruslah memberikan bukti bukan janji. Terlebih untuk mencintai dan dicintai oleh Raisya kelak.

"Yuk, aku, kamu dan kita bakal buktikan kok," komen Reno dalam photo unggahan Aldi barusan. Seketika itupula Raisya me-like komen Reno tadi. Duh tanda-tanda nih Ren!

Tim Nganu 

Aal Arbi Soekiman

Suharti

Hariati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun