Mohon tunggu...
Hari Akbar Muharam Syah
Hari Akbar Muharam Syah Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan

Karyawan di Salah Satu Perusahaan Swasta Nasional. Menulis tentang Jalan-jalan, sosial dan sastra. Pendatang baru di dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesisir Timur Riau: Kedai Kopi dan Sepenggal Histori

9 April 2017   22:48 Diperbarui: 10 April 2017   19:00 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Sungai Pakning (Dok. Pribadi)

Saking rajinnya warga Pakning mampir ke warung kopi, beberapa bulan lalu, pemerintah sempat mengeluarkan larangan agar warung kopi tak menerima PNS saat hari kerja.

Kota Sungai Pakning (Dok. Pribadi)
Kota Sungai Pakning (Dok. Pribadi)
Hidup dalam Harmoni

Selain kopi, ada hal unik lain yang menjadikan pesisir Timur sepanjang Siak-Bengkalis berbeda,dari pemilik kedai, saya mendapatkan sedikit cerita,  di wilayah ini, suku Tionghoa menjadi penduduk mayoritas, keberadaan klenteng, aroma dupa dan hio serta alunan musik-musik etnik kental terasa.

Tak ada perselisihan, tak ada hegemoni mayoritas atau tirani minoritas, masjid dan klenteng berdiri tegak nyaris tanpa ruang dan sekat. Konon, masyarakat Tionghoa justru mendapat tempat tersendiri sejak kesultanan Siak berdiri, meski kesultanan ini adalah kesultanan yang bernafas Islam begitu kental.

Akhir abad 19, pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim II,  Sultan  meminta para pedagang Tionghoa untuk memberikan semacam workshop tentang bagiamana cara berniaga kepada masyarakat Siak yang kala itu belum banyak berkembang.

Atas kebaikan para pedagang Tionghoa ini, sebagai imbalan, Kesutanan Siak menghadiahi penduduk  keturunan ini sebuah klenteng yang hingga hari ini masih berdiri, klenteng Hock Siu Kong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun