Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melawan Pendiskreditan Sawit Indonesia oleh SJW

16 November 2020   08:58 Diperbarui: 16 November 2020   09:36 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talas dan pepaya tumbuh subur di sekitar lahan PTPN VIII di Jasinga.Sumber: dokpri

Tapi kini teknik tumpang sari mulai banyak dipraktekkan para penanam sawit, utamanya para pemilik kebun sawit rakyat. Alasannya jelas, mereka tidak mungkin menunggu 3 tahun dulu sampai sawit berbuah dan dipanen. Sementara itu perlu tanaman penyeling agar pak tani tetap dapat penghasilan.

Tanaman Kacang di sela pohon sawit milik PTPN VIII yang ditanam Suku Baduy. Sumber: Dokpri
Tanaman Kacang di sela pohon sawit milik PTPN VIII yang ditanam Suku Baduy. Sumber: Dokpri
Bagaimana dengan kebun sawit milik perusahaan? Walau agak lebih sulit, beberapa perusahaan pengelola kebun sawit mulai memikirkan hal ini juga. Praktek PTPN VIII di Banten perlu dipuji, karena memberi izin Suku Baduy untuk menanam padi dan sayuran di sela-sela pohon sawit. 

Walau sebenarnya hal ini bukan kesengajaan, namun lebih kepada untuk menghormati peladang berpindah dari suku asli, tapi bagaimanapun praktik tumpang sari terjadi di lahan sawit.

Inilah pula yang menjadi persoalan saat beberapa waktu lalu BBC ikut-ikutan memperkeruh masalah dengan meributkan kejadian lama di Korindo. yang lalu diramaikan oleh $JW, untuk menjadikannya serangan politis. 

Celakanya hanya bermodal video Greenpeace yang diambil tahun 2013, yang tentunya sudah tak relevan lagi dengan pemerintahan Jokowi yang sudah beraksi keras terhadap pengusaha sawit nakal yang membakar hutan untuk pembukaan lahan.

Baca kembali, pembakaran hutan untuk pembukaan lahan.

Pembakaran dan pembukaan.

Praktik pembakaran memang pada awalnya diandalkan untuk membuka lahan bagi perkebunan baru. Itu dulu. Saat ini pembakaran lahan sudah dilarang secara total. Karena malu juga kita kan megekspor asap tiap tahun? Dan buktinya sudah hampir 6 tahun belakangan ini kita nyaris tidak ekspor asap lagi..

Sumber: Screenshot situs BBC
Sumber: Screenshot situs BBC
Nah video Greenpeace itu sebenarnya aneh bin ajaib. Lihat kembali video tersebut, asap membumbung tinggi dari lahan yang sudah jelas-jelas terbuka dan siap ditanam. Artinya pembakaran tersebut dilakukan jauh setelah lahannya dibuka.

Masuk akalkah?

Keterangan Korindo justru masuk akal dengan keberadaan video tersebut, bahwa bukan mereka pelaku pembakaran, namun oknum di luar perkebunan yang membakari kayu di sekitar lahan sekitar perkebunan untuk memancing tikus tanah keluar dan kemudian diburu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun