"Sudah siang rupanya, mari kita berdoa. Alhamdulillaahil ladzii athamanaa wa saqoonaa wa jaalnaa muslimiin. Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minuman bagi kami, serta menjadikan kami sebagai orang muslim." Papa menutup sarapan pagi dengan doa setelah makan.
Setelah mengecek buku-buku dan peralatan sekolah lainnya, aku berpamitan pada Mama. Aku cium tangan Mama.
"Semoga Allah memberikan kemudahan bagimu untuk belajar ilmu pengetahuan dan agama, Nak," bisik Mama ke telingaku.
Aku terharu dengan doa dari Mama. Sebelum berangkat tak lupa aku mencium adik kesayanganku.
Dengan diboncengkan sepeda motor Papa, aku berangkat ke sekolah untuk menimba ilmu.
--------------------------------------
Waktu menunjuk pukul 16.30 ketika aku berada di rumah. Mama menyambutku di depan pintu. Kucium tangan Mama, dan sepertinya segala kepenatanku langsung sirna. Dirangkulnya tubuhku sembari menuntun masuk ke dalam rumah.
"Kau tentu lelah, istirahat sebentar. Nanti kalau kondisi tubuh sudah pulih, mandi dulu ya, nanti Mama siapkan makan sore!"
"Ya, Ma!"
Aku merebahkan diri di dipan teras rumah. Angin sore yang bertiup lembut menyejukkan perasaan. Keringat di baju mulai mengering. Rasa kantuk mulai menyergap. Buru-buru aku membuka-buka buku pelajaran yang ku catat tadi. Aku baca sebentar untuk mempertajam ingatanku kembali.
Untuk melawan kantuk, aku mandi. Pukul 17.20 aku menghadapi makan sore ditemani Mama.