Ketika ada waktu untuk berlibur bersama keluarga, aku putuskan jalan-jalan di sebuah kota yang terkenal dengan hasil kerajinan-tangannya. Memang menyenangkan sekaligus dapat membangkitkan inspirasi jika berkunjung ke tempat-tempat wisata yang menghasilkan karya-karya khas daerah, termasuk kota yang kukunjungi kali ini.
" Pa, ayo ke rumah kerajian keramik!" ajak istriku.
Istriku memang menyukai barang-barang dari keramik. Setiap kali bepergian ia selalu menyempatkan diri untuk membelinya, ada peralatan makan, vas bunga, celengan, hiasan dinding, hiasan taman, dan lain-lain.
"Iya, Pa!" seru anak-anakku.
"Iya!" aku mengiyakan.
Kami memasuki toko yang memajang beragam barang kerajinan dari keramik. Mata istriku nampak berbinar-binar memandangi aneka barang eksotik tersebut.
"Selamat pagi, Pak. Silakan melihat-lihat, kemarin kami baru saja membuat beberapa jenis cangkir dan vas bunga berbagai motif," sapa seorang penjaga.
Oh, rupanya toko ini membuat sendiri barang jualannya, tidak membeli dari perajin, batinku.
"Apakah saya boleh melihat proses pembuatannya, Dik?" tanyaku.
"Silakan, Pak. Bapak lurus saja ke belakang, di sana ada beberapa rekan saya yang akan memandu," kata penjaga toko tersebut.
Sementara istriku dan anak-anak memilih barang yang sesuai dengan keinginannya, aku menuju ruang pembuatan berbagai karya dari keramik tersebut.
Aku sungguh beruntung karena bertemu langsung dengan pemiliknya sekaligus sang kreator.
"Sudah berapa lama Bapak menekuni usaha ini?" tanyaku padanya.
"Sudah lama Dik, puluhan tahun. Sejak remaja sudah menyenangi membuat kerajinan tangan ini kemudian setelah menikah memutuskan untuk menekuni usaha ini."
"Oya Pak, mengapa Bapak memutuskan untuk berwirausaha?"
"Karena Bapak sangat menyukai seni keramik."
"Berarti Bapak mencurahkan semua kemampuan untuk menghasilkan karya terbaik!"
"Betul! Dengan membuka usaha ini Bapak punya kesempatan menyampaikan ide dan potensi diri. Bapak merasa bangga jika masyarakat menyukai karya saya. Dan yang lebih membahagiakan adalah melalui usaha ini Bapak ingin memberikan contoh dan motivasi kepada masyarakat sekitar untuk tak mudah putus asa menjalani usaha."
"Sangat menarik Pak, tentu tak mudah menjalani usaha sampai puluhan tahun."
"Betul. Adik ingin tahu hal apa saja yang menyenangkan dalam menggeluti wirausaha seperti Bapak ini?"
"Oh tentu, Pak. Bapak adalah pelaku usaha sudah barang tentu pemikiran Bapak berdasarkan pengalaman."
"Enaknya menjadi wirausaha adalah kita leluasa mengatur waktu. Kita tidak terikat waktu, maka dituntut pandai mengelola waktu. Kalau kita mau berkarya maka uang akan datang. Kalau kita malas berkarya maka uang tentu tak mau mendatangi."
"Masuk akal, Pak. Hukum keadilan memang seperti itu. Siapa yang rajin bekerja maka akan menerima hasil yang sepadan dengan usahanya. Saya selalu tertarik untuk menanyakan pada para wirausahawan yang pernah saya temui, dorongan macam apa yang membuat mereka tak kenal lelah untuk tetap melanggengkan usaha meski tak sedikit yang  bisa bertahan digerus oleh persaingan atau perubahan zaman?"
"Dorongan untuk mempertahankan usaha ini justru muncul ketika saya bisa membantu orang lain dengan menciptakan lapangan kerja baru. Bapak tidak ingin berlebihan punya harapan, saya hanya ingin membantu orang lain memperoleh pekerjaan sehingga sedikit banyak mengurangi pengangguran. Kalau orang sulit mendapatkan uang karena tidak tersedianya lapangan kerja sama artinya membuka peluang berbuat jahat. Bukankah demikian, Dik?"
"Kalau boleh saya menyimpulkan, wirausahawan itu ibarat seorang pelayan?"
"Ya. Orang yang berjiwa wirausaha punya kecenderungan ingin membagikan apa yang mereka ketahui dan membantu banyak orang. Mereka tergerak karena tujuan hidup yang jelas dalam bertindak. Mereka ingin meringankan masalah yang dihadapi oleh banyak orang tanpa dihalangi oleh ruang dan waktu. Dengan misi seperti inilah mereka tumbuh dengan sangat cepat. Karena mereka fokus kepada kebaikan untuk banyak orang.
"Ada benarnya juga, Pak. Maaf, selama saya mendengarkan penuturan Bapak, saya menilai wirausaha yang Bapak jalankan lebih banyak untuk kepentingan orang banyak, lantas bagaimana dengan keuntungan yang diperoleh?"
"Oh tentu saja Bapak mendapatkan untung atau laba. Menjadi wirausahawan memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri keuntungan dalam usahanya. Berapa pun hasil keuntungan yang diperoleh, Bapak bisa mengambil sesuka hati tanpa harus membagi dengan orang lain. Tapi perlu diingat, jika ingin usaha maju maka harus menyisihkan laba untuk dijadikan tambahan modal supaya usaha semakin berkembang."
"Selain modal, apakah untuk membuka usaha diperlukan ide?"
"Oh, tentu!"
"Darimana ide berasal, Pak?"
"Ide biasanya digali seputar kesukaan atau hobi. Misalnya, Anda suka membaca komik maka ide yang dapat digali antara lain; membuka usaha persewaan komik, jual-beli komik, menerbitkan komik, menerjemahkan komik impor, membuka kursus menggambar komik, dan lain-lain. Nah, banyak sekali ide yang didapat!"
"Apakah semua wirausaha memerlukan ide?"
"Pasti! Ide memudahkan bagi pelaku usaha untuk menemukan barang atau jasa apa yang layak untuk dijual. Biasanya usaha yang terwujud berdasarkan hobi seperti kasus di atas akan membuat pelaku usahanya bahagia karena wirausaha dan hobinya berjalan beriringan. Lain halnya kalau membuka usaha semata karena didorong untuk mencari keuntungan."
"Apakah adik sudah mempunyai ide untuk berwirausaha?"
"Ada Pak, tapi masih samar, perlu pematangan."
"Jika adik ingin berwirausaha maka harus mencurahkan segenap perhatian untuk menjaga dan mengembangkannya. Perhatian disini bukan sekedar hal dana, namun juga waktu dan tenaga. Bila ingin hasil yang memuaskan tentu kita harus berani mengambil sikap. Memulai sebuah usaha memerlukan keputusan yang berisiko besar. Tapi para pengusaha tak keberatan. Tanpa keberanian mengambil risiko, mereka tahu bahwa hasil yang memuaskan tak akan pernah bisa tergapai. Keberanian mengambil risiko membuat pengusaha menjadi pemimpin yang tangguh dan pebisnis yang handal."
"Bicara tentang sikap, apakah untuk menjadi wirausahawan diperlukan sikap yang mandiri, Pak?
"Pengusaha kalau tidak berbekal sikap mandiri mana mungkin mampu mewujudkan usahanya, Dik. Namun ada sikap yang menurut Bapak juga berperan langsung dalam pembentukan karakter berwirausaha, yakni suka tantangan. Sebagian orang tentu tidak suka melewatkan hari-hari dengan tindakan monoton. Maka wirausahawan akan melakukan usaha yang dapat menghasilkan uang dan menguntungkan bagi banyak orang."
"Menarik sekali, Pak. Memang salah satu alasan saya apabila menerjuni dunia usaha adalah karena ingin menguntungkan bagi banyak orang, khususnya keluarga. Dalam benak saya, berwirausaha akan memiliki waktu yang banyak untuk dilewati bersama keluarga."
"Memang sering terjadi kasus seperti pasangan yang telah berumah tangga tapi tak memiliki banyak waktu bersama keluarga. Tak jarang mereka melewatkan tumbuh kembang anak. Maka berwirausaha adalah pilihan yang patut dicoba agar mereka memiliki banyak waktu bersama keluarga."
"Secara garis besar, hal mendasar yang membuat seseorang memutuskan berwirausaha itu apa, Pak?"
"Tentu banyak alasan yang diutarakan, namun satu diantaranya yang paling umum adalah ingin memiliki pendapatan tak terbatas. Tidak seperti karyawan yang pendapatannya tergantung kebijakan perusahaan tempatnya bekerja, wirausahawan dapat memperoleh sebanyak-banyaknya uang tergantung hasil penjualannya. Tidak ada batas maksimal pendapatan bagi wirausahawan. Selain itu, keuntungan berwirausaha adalah mampu menuangkan ide-ide dan menjalankan usahanya dengan kreativitas dan gayanya sendiri."
"Terima kasih Pak, sudi berbagi pengalaman sehingga saya semakin mantap untuk berwirausaha. Satu hal lagi Pak, barangkali ada saran untuk saya yang ingin memulai berwirausaha?"
"Jika kamu gagal saat mewujudkan cita-citamu namun kamu tetap bangkit bersemangat, itu tandanya di dalam dirimu ada keuletan. Artinya, kamu sudah mempunyai modal dasar sebagai wirausahawan yaitu pantang menyerah. Keuletan dibutuhkan untuk terus mendorong hasrat berwirausaha agar tetap maju. Walau bisnis tak selamanya menguntungkan, pengusaha yang ulet terus berdiri setelah berkali-kali jatuh.
Selanjutnya, jika kamu mempunyai rasa penasaran yang besar terhadap sesuatu, itu juga merupakan tanda kamu cocok berwirausaha. Sebagian besar usaha dibangun atas keingintahuan yang besar. Orang yang berjiwa wirausaha selalu mempertanyakan bagaimana manusia memecahkan masalah dan bagaimana bisa membantu untuk meringankan beban manusia.
Pengusaha juga penasaran bagaimana reaksi pasar terhadap solusi yang ia tawarkan. Rasa penasaran membantu pengusaha untuk berinovasi, menemukan strategi baru, dan menjemput kesuksesan dengan cara yang unik.
Perlu juga adik ketahui, ketika dalam proses membangun usaha, kamu sangat menikmati perjuangan ini, itu artinya kamu berjiwa wirausaha. Pengusaha sangat menikmati proses merencanakan, mengorganisasi, dan mengeksekusi sebuah proyek. Menjadi pengusaha harus ringan tangan, gesit, dan telaten. Layaknya pengrajin, ada kombinasi unsur kreativitas, optimisme, dan seni dalam dirinya. Para pengusaha menyukai tantangan, dan membangun bisnis atau produk mulai dari nol adalah kebanggaan tersendiri baginya.
Dari obrolan kita, Bapak dapat menilai kalau kamu orang yang suka menerima masukan. Itu pertanda kamu punya potensi untuk berwirausaha. Sangat penting bagi pengusaha untuk mendapat umpan balik, kritik, dan saran demi kemajuan usahanya. Namun perlu dicatat, harus bijaksana dalam memilah-milah ide atau nasihat yang datang.
Satu lagi, jika kamu sudah mempunyai usaha, Bapak akan ikut sertakan usahamu dalam acara  Danamon Entrepreneur Award 2017?"
"Program apa itu, Pak?
"PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) menggelar acara Danamon Entrepreneur Awards (DEA) 2017, yaitu satu inisiatif Danamon dalam memberikan apresiasi atas prestasi wirausahawan Indonesia, yang juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ulang tahun Danamon ke-61. Danamon Entrepreneur Awards adalah bentuk nyata apresiasi kepada individu yang menginspirasi, inovatif, serta memiliki semangat Visi Danamon: "Kami peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan"
Danamon Entrepreneur Awards 2017 terbagi tiga kategori, yaitu Small and Medium Enterprise (SME), Entrepreneur atau pengusaha dari segmen usaha kecil menengah, Social Entrepreneur atau pengusaha yang fokus kepada pemberdayaan masyarakat sekitar, serta Fintech Entrepreneur atau pengusaha dibidang teknologi keuangan (tekfin)
Penyelenggaraan DEA tahun ini mengundang para wirausahawan di segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta penggiat fintech Indonesia, yang ditandai secara resmi dengan membuka pendaftaran serentak melalui website www.danamonawards.org."
"Terima kasih, Pak. Wawasan saya mengenai wirausaha semakin luas. Semoga harapan Bapak merupakan doa bagi saya untuk makin memantapkan diri berwirausaha."
Surabaya, 23/10/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H