Rutinitas pagi tersebut berlangsung setiap hari dan bahkan tidak butuh jam beker lagi untuk membangunkan anak kecil ini. Alarm bawah sadar sudah langsung bekerja menyongsong adzan subuh yang berkumandang dari masjid. Sampai pada suatu hari yang sudah digariskan, setelah rutinitas subuh di masjid dan sudah menempatkan diri di posisi wuenak di atas tandon air, karena kecerobohan dan kurang hati-hati, tidak sengaja kaki menginjak kayu rapuh di ujung tiang penyangga tandon air. Krakk....!! Suara kayu patah tadi langsung menghentikan suara guyuran air dari dalam kamar mandi. Dua bola mata dari balik lubang angin bertemu tatapan melotot sang mamah muda. Teriakan keras langsung menyadarkan saiya untuk segera ambil langkah seribu dari TKP.Â
"Wooiiii...siapa itu ngintip..!!" teriak si mamah muda sambil melotot dan menyambar handuk menutupi pemandangan yang setiap hari menjadi sarapan pagi si anak kecil.
Ternyata itu adalah pagi terakhir saya berkesempatan melihat pemandangan lembah bukit dan pegunungan. Besok paginya sudah tidak terlihat lagi cahaya keluar dari lubang angin itu karena sudah ditutup rapat tana menyisakan celah. Yang tersisa hanyalah suara gemercik siraman air mengguyur, cukup bisa membayangkan apa yg ada di balik dinding sana. Tapi ternyata kebiasaan bangun pagi untuk sholat berjama'ah di masjid tetap terjaga. Tanpa perlu bantuan jam beker lagi, alarm bawah sadar sudah berbunyi, meski tidak bisa lagi menikmati pemandangan sarapan pagi.
Ternyata hidayah memang bisa muncul dari hal-hal yang tidak pernah kita duga yak..? Bahkan harus dengan mengintip tetangga yang rajin mandi pagi. Rejeki anak sholeh #nyengir
Salam,Â
HUM
[caption caption="69hum.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H