“Maaf ya pak Saman, Ava memang orangnya begitu. Saya selalu berusaha mengajaknya berbuat baik, tapi sayang belum berhasil. Termasuk mengajaknya untuk menutup aurat”.
Pak Saman hanya mengelus dadanya.
Motor cling Ava membelok di sebuah tikungan besar menuju rumah megah. Rumah itu bertingkat dua. Bertaman luas di halaman depannya.
Taman itu mempunyai proporsi yang seimbang. Ada berbagai tanaman hias, mulai dari cemara udang, bunga gantung, Flexifora, Agave, Alur, sampai kelas Phillodendrum Marbel Varigatha, Aglonema, dan tanaman hias mahal lainnya.
Lampu mewah taman berasal dari Jerman. Keramik rumahnya berasal dari Irlandia.
“Aduh, anak mama kok naik motor sih, nanti item dong”, kata mamanya Ava. Ava hanya diam dan manyun.
“Mama kan udah sediain Honda Jazz buat sekolah, kok nggak dipakai sayang?”, kata mamanya Ava lagi sambil mengelus rambut Ava.
“Ah, mama terlalu berlebihan. Teman-teman Ava saja pada motoran, malah ada yang naik sepeda onthel. Guru-guru saja hanya motoran. Cuma kepala sekolahnya saja pakai mobil. Itupun hanya mobil kijang. Masak Ava naik Honda Jazz”.
“Sudahlah, habis ini kamu creambath ya nak, facial, luluran, ah pokoknya ke salon ya, biar kamu nggak hitam terkena sengatan matahari tiap pulang sekolah. Mama pokoknya.... ”
Mamanya Ava masih bicara terus. Dia tidak tahu kalau Ava malah masuk kamar. Ava terlihat cuek dengan omongan mamanya.
Hey, Mr DJ put record on, I wanna dance with my baby ...