Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jejak Jerat Bagian 1 || Cerbung Dian Chandra

8 Oktober 2023   20:09 Diperbarui: 8 Oktober 2023   20:11 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh cerita tentang mental health:

Agustus, 1997

Malam itu hujan turun sudah sedari pagi. Hujan yang lama itu membawa petaka dan bencana di mana-mana. Beberapa hanya berupa genangan air yang menciprat ke mana-mana kala dilindas ban mobil. Sebagian membanjiri rumah warga yang memang dibangun di atas rawa. Sebagian lainnya memaksa masuk menembus ke celah-celah genteng yang bocor, mengganggu tidur si tuan rumah.

Hujan itu membuat orang-orang sibuk mengeluh dan menyumpah. Saat itu juga beramai-ramai warga Kampung Lalang ke luar rumah untuk mengurusi rumah masing-masing.

Di tengah hujan yang semakin lebat, terdengar raungan seorang perempuan. Suara yang begitu memilukan hati.

"Anakku, di mana anakku?" Jeritan itu muncul lagi, kali ini disertai pemilik suara.

Beberapa warga yang sibuk membetulkan ini dan itu, tampak terkejut bukan main tatkala melihat kedatangan seorang perempuan yang telah kuyup oleh hujan.

Penampilan perempuan berambut panjang itu tampak mengerikan, bagai setan perempuan yang datang dari balik kegelapan malam.

"Anakku, mana anakku!" teriaknya lagi, lebih lantang seakan suaranya mampu membelah jalanan yang basah diguyur hujan.

Merasa tak ada jawaban, perempuan berbaju biru itu menjatuhkan dirinya di jalanan, ia mulai menangis tersedu-sedu. Membuat iba bagi siapapun yang melihat.

"Nina bobo ... oh oh oh ... Nina bobo ...." Perempuan itu mulai menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur. Tanpa terasa bulir bening mengalir dari pelupuk matanya, lalu bercampur dengan air hujan yang membasahi wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun