Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Igle The Demon Knight

4 September 2023   14:48 Diperbarui: 4 September 2023   14:57 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Trasmoz (sumber: bbc.com)

Tangan itu putus, jatuh berguling di atas lantai yang dingin. Lagi-lagi para tamu berteriak, diiringi dengan jeritan si empunya tangan. Sementara ksatria itu tersenyum, ia berhasil memutus ikatan sihir.  Namun, Bartoli tak tinggal diam, laki-laki berkumis tipis itu segera bertindak.

"Piko, kau pegang bahu Bec. Cepat!" teriak Bartoli, perempuan yang disuruh dengan secepat kilat meraih bahu si pemilik tangan yang terpotong tadi. Maka, sihir pun mulai bekerja kembali. Mengetahui akal licik Bartoli, ksatria itu pun meradang. Serta merta diayunkannya pedang sepanjang satu meter itu ke arah leher Bartoli, bersamaan pula dengan rapalan mantra yang bunyinya sudah tak beraturan lagi saking cepatnya. 

Blaash!

Asap hitam muncul dari balik cermin. Asap itu mengudara menuju lingkaran yang dibuat oleh para pemanggilnya. Ksatria menyadari itu. Ia bersiap untuk kemungkinan terburuk. Namun, ia ingat, dirinya belum dibekali kepandaian dalam menangani makhluk suruhan Iblis. 

"Sial!" 

Asap itu masih di sana, mengepung lingkaran. Lalu masuk ke tengah-tengah. Bartoli tersenyum. Ia yakin betul usahanya tidak sia-sia. Kali ini, lagi-lagi keturunan Trasmoz akan terselamatkan dari murka Kaum Suci. 

Sosok ksatria menurunkan pedangnya. Ia tampak bersiaga dengan kedatangan asap hitam. 

Asap hitam ke luar lingkaran, bergerak menuju ke arah sosok ksatria. 

Blurb!

Asap hitam itu menjelma sesosok laki-laki nan tampan. Laki-laki itu terlihat tak asing di mata sosok ksatria tadi. Terbukti dari pandangannya yang tak biasa. Seakan ingin menumpahkan segala sesak di dadanya. Namun, jauh di sana, di lubuk hatinya ada dendam berkecamuk, bak api yang melalap isi kepalanya.

"Igle!" teriak sang ksatria. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia sungguh tak menyangka, mantan kekasihnya itu kini telah menjelma mata Iblis. Ia terduduk lemas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun