Mohon tunggu...
Hardiana Arsyad
Hardiana Arsyad Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Alkohol 70% + Trihekfenidil = Mabuk Irit Ala Siswa Setelah UN

16 April 2016   19:43 Diperbarui: 4 April 2017   17:14 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Selain dikonsumsi, alkohol bisa digunakan sebagai antiseptik dan pengawet. Tapi tak berarti alkohol yang kita beli untuk pembersih luka itu sama dengan alkohol yang terkandung dalam minuman atau tape. Karena alkohol pembersih luka dengan kadar 70% ataupun 90% merupakan alkohol yang terdenaturasi. Artinya, sudah dicampur dengan bahan lain yang sangat beracun bagi tubuh, yaitu metanol atau benzena.

Bahan campuran itu tak bisa dipisahkan kembali. Metanol merupakan senyawa yang bisa menyebabkan kebutaan dan kelumpuhan bila terminum atau terhirup. Benzena dalam kasus ringan bisa menyebabkan kekurangan eritrosit dan leukosit, dalam kasus berat bisa menimbulkan rasa mual bahkan kematian karena kegagalan fungsi jantung atau pernapasan.

Alkohol lebih banyak bekerja pada sistem saraf, terutama otak. Alkohol bersifat depresan terhadap sistem saraf pusat dengan menghambat aktivitas neuronal. Ini berakibat hilangnya kendali diri dan mengarah kepada keadaan membahayakan diri sendiri maupun orang disekitarnya.

Serotonin, berperan dalam hal transmisi pesan dari otak ke bagian-bagian lain dari tubuh, yang erat kaitannya dengan depresi. Alkohol mempengaruhi serotonin dengan meningkatkan tingkatannya dalam tubuh. Tingkat tinggi serotonin mempengaruhi otak dengan membuat tubuh kecanduan alkohol dan ha ini menghasilkan efek menyenangkan
Gamma-aminobutyric acid (GABA), alkohol meningkatkan aktivitas GABA di dalam tubuh. Akibatnya, aktivitas neuron menurun, menyebabkan otak untuk kurang merespon. Sehingga bisa mengurangi ketegangan dan memberikan efek penenang bagi tubuh. Hal ini akan mengaktifkan neuron DA di sistem mesolimbik. Akibatnya muncul efek sedatif, anxiolytic, dan hyperexcitability.
Dopamin, mengontrol sel-sel otak yang mempengaruhi kecemasan emosional dan gerakan tubuh. Alkohol meningkatkan kadar dopamin, sehingga mengakibatkan kecanduan dan menghasilkan efek menyenangkan. Alkohol tidak bekerja secara langsung pada reseptor DA, namun secara tidak langsung dengan meningkatkan kadar DA pada sistem mesocorticolimbic. Peningkatan ini memiliki efek terhadap penguatan efek alkohol dalam tubuh.
Glutamat, terlibat dalam fungsi otot tubuh. Alkohol mempengaruhi reseptor glutamat, sehingga mengurangi tingkat kemampuan individu untuk melakukan kegiatan atau dengan kata lain menganggu efek kognitif. Hal ini berimbas pada kesalahan berbicara, hilang kesadaran, ingatan, dan kurangnya koordinasi.
Apa bahaya dari alkohol?

Efek moderat :  euphoria  (perasaan gembira dan nyaman), lebih banyak bicara dan rasa pusing

Efek setelah minum dalam jumlah besar : banyak sekali berbicara, nausea, muntah, sakit kepala, pusing, rasa haus, rasa lelah, disorientasi, tekanan darah menurun, refleks melambat. rasa kantuk yang amat sangat, tidak sadar, kesulitan bernafas, kadar gula darah sangat rendah, kejang,  berpikir ngawur, waktu reaksi lambat, pendengaran kurang baik, gangguan penglihatan, otot melemah, dan melemahnya ingatan gangguan pencernaan.

Akibat Penggunaan – Jangka Panjang : Kegelisahan, Gemetar/tremor, Halusinasi, Kejang-kejang, Bila disertai dengan nutrisi yang buruk, akan merusak organ vital seperti otak dan hati. Sangat potensial menimbulkan rasa ketagihan / ketergantungan  Semakin lama penggunaan, toleransi tubuh semakin besar sehingga untuk mendapatkan efek yang sama, semakin lama semakin besar dosisnya. Sel-sel darah putih diturunkan secara drastis,  

Kadar alkohol yang tinggi sekitar (7%) di daam darah dapat melummpuhkan medulla oblongata atau otak belakang, yaitu bagian otak yang mengontrol pernapasan dan denyut jantung. Kondisi demikian dapat berakitbat fatal.

Mengapa obat Triheksifenidil dan Alkohol disalahgunakan?

Ada beberapa laporan yang mengatakan bahwa obat golongan antikolinergik yang beraksi sentral (di otak) memiliki efek meningkatkan mood (euforia), walaupun efek ini tidak selalu terjadi dan seringkali tidak terkontrol. Sebenarnya efek halusinogenik yang mungkin ditimbulkan oleh obat ini termasuk jarang, sedangkan efek euforia baru akan tercapai pada dosis tinggi.

Sering kali orang menggunakan obat tapi yang diinginkan adalah efek sampingnya, seperti triheksifenidil yang terkadang digunakan untuk mabuk/fly cara murah. Penggunaan obat-obat yang tidak sesuai dengan indikasi (menggunakan efek samping sebagai tujuan) tentu sangat berbahaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun