Mohon tunggu...
Hardiana Arsyad
Hardiana Arsyad Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Alkohol 70% + Trihekfenidil = Mabuk Irit Ala Siswa Setelah UN

16 April 2016   19:43 Diperbarui: 4 April 2017   17:14 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di awal bulan April 2016, tepatnya tanggal 4-6 April, sedang dilaksanakan Ujian Nasional bagi para siswa SMA/SMK/MA serentak di seluruh Indonesia. Tentu saja moment tersebut menjadi moment yang sangat menegangkan bagi para siswa. Berbagai macam persiapan telah mereka lalukan dalam menghadapi UN. Pun juga dalam hal merayakan kesenangannya setelah melewati masa UN, bahkan tanpa harus menunggu pengumuman kelulusan. Coret coret seragam sekolah dan konvoi adalah model perayaan yang sudah sangat biasa bagi sebagian siswa di era pop sekarang ini, sehingga mereka mulai berpikir keras untuk mencari model perayaan baru yang lebih kreatif, menurut pemahamannya. Misalnya saja model perayaan pool party setelah UN yang sempat heboh beberapa waktu lalu.

Baru-baru ini, berita dan artikel mengenai tewasnya siswa SMA setelah menggelar perayaan UN mulai mencuat dan menghebohkan. Bagaimana tidak, pelaksaan UN bahkan belum cukup seminggu berlalu. Sangat ironis. Model perayaan “kreatif” seperti apakah yang gerangan yang mereka pilih sehingga menjadikan nyawa sebagai taruhannya? Usut punya usut, ternyata si “mabuk irit” lah yang mencuri perhatian mereka.

Sesuai yang dituliskan dalam artikel yang rilis 10 April 2016, ketiga pemuda tewas usai pesta Obat Keras Berbahaya karena over dosis setelah menelan masing-masing lebih dari 40 butir obat. Obatnya jenis trek (triheksifenidil) dioplos dengan alkohol 70%. Korban mengalami sakit di dada dan kejang kejang sebelum menginggal.

Sebenarnya kasus mabuk irit atau istilah modern nya nge-fly, sudah banyak terjadi  akan tetapi yang membuat saya terperangah adalah karena ternyata sekarang ini perlahan mulai menjangkiti kalangan pelajar, sehingga turut serta menjadi salah satu list model perayaan siswa setelah melalui UN.

Untuk apa sih Triheksifenidil?

Trek atau nama lengkapnya Triheksifenidil (trihexyphenidyl) atau sering disingkat lagi dengan nama THP, adalah obat untuk mengatasi gejala Parkinson, dan juga digunakan untuk mengurangi efek samping obat antipsikotik pada pasien gangguan jiwa/skizoprenia.

Obat ini tergolong dalam kelas obat antikolinergik atau antimuskarinik yang mempunyai efek sentral lebih kuat daripada perifer. Senyawa ini bekerja dengan  cara berikatan secara blokade kompetitif dengan asetilkolin dan mencegah aktivasi reseptor, sehingga menghasilkan efek mengurangi kekakuan otot, keringat berlebih produksi saliva tremor, dan meningkatkan kemampuan mengatur gerakan yang biasanya terjadi pada pasien Parkinson atau pada pasien skizoprenia yang menggunakan obat antipsikotik.

Triheksifenidil juga turut mengatur pelepasan dopamine melalui kerjanya pada neuron dopaminergik dengan mekanisme kerjanya meningkatkan pelepasan dopamin dari vesikel prasinaptik, penghambatan ambilan kembali dopamin ke dalam terminal saraf prasinaptik atau menimbulkan suatu efek agonis pada reseptor dopamin pascasinaptik.

Apa efek samping dari Triheksifenidil?

Efek samping perifer Triheksifenidil yang umum adalah pusing, mual, muntah, diare mulut kering, kurang berkeringat, penurunan sekresi bronkhial, pandangan kabur, kesulitan buang air kecil, konstipasi, dan takikardia. Sedangkan efek samping sentral yaitu sulit berkonsentrasi, depresi, kebinggungan, kejang-kejang, tidak bisa tenang, hiperaktif, halusinasi, dan kehilangan kesadaran. Dan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan pikun lebih awal. Ini efek samping untuk penggunaan yang tidak sesuai.

Bagaimana dengan Alkohol?

Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Selain dikonsumsi, alkohol bisa digunakan sebagai antiseptik dan pengawet. Tapi tak berarti alkohol yang kita beli untuk pembersih luka itu sama dengan alkohol yang terkandung dalam minuman atau tape. Karena alkohol pembersih luka dengan kadar 70% ataupun 90% merupakan alkohol yang terdenaturasi. Artinya, sudah dicampur dengan bahan lain yang sangat beracun bagi tubuh, yaitu metanol atau benzena.

Bahan campuran itu tak bisa dipisahkan kembali. Metanol merupakan senyawa yang bisa menyebabkan kebutaan dan kelumpuhan bila terminum atau terhirup. Benzena dalam kasus ringan bisa menyebabkan kekurangan eritrosit dan leukosit, dalam kasus berat bisa menimbulkan rasa mual bahkan kematian karena kegagalan fungsi jantung atau pernapasan.

Alkohol lebih banyak bekerja pada sistem saraf, terutama otak. Alkohol bersifat depresan terhadap sistem saraf pusat dengan menghambat aktivitas neuronal. Ini berakibat hilangnya kendali diri dan mengarah kepada keadaan membahayakan diri sendiri maupun orang disekitarnya.

Serotonin, berperan dalam hal transmisi pesan dari otak ke bagian-bagian lain dari tubuh, yang erat kaitannya dengan depresi. Alkohol mempengaruhi serotonin dengan meningkatkan tingkatannya dalam tubuh. Tingkat tinggi serotonin mempengaruhi otak dengan membuat tubuh kecanduan alkohol dan ha ini menghasilkan efek menyenangkan
Gamma-aminobutyric acid (GABA), alkohol meningkatkan aktivitas GABA di dalam tubuh. Akibatnya, aktivitas neuron menurun, menyebabkan otak untuk kurang merespon. Sehingga bisa mengurangi ketegangan dan memberikan efek penenang bagi tubuh. Hal ini akan mengaktifkan neuron DA di sistem mesolimbik. Akibatnya muncul efek sedatif, anxiolytic, dan hyperexcitability.
Dopamin, mengontrol sel-sel otak yang mempengaruhi kecemasan emosional dan gerakan tubuh. Alkohol meningkatkan kadar dopamin, sehingga mengakibatkan kecanduan dan menghasilkan efek menyenangkan. Alkohol tidak bekerja secara langsung pada reseptor DA, namun secara tidak langsung dengan meningkatkan kadar DA pada sistem mesocorticolimbic. Peningkatan ini memiliki efek terhadap penguatan efek alkohol dalam tubuh.
Glutamat, terlibat dalam fungsi otot tubuh. Alkohol mempengaruhi reseptor glutamat, sehingga mengurangi tingkat kemampuan individu untuk melakukan kegiatan atau dengan kata lain menganggu efek kognitif. Hal ini berimbas pada kesalahan berbicara, hilang kesadaran, ingatan, dan kurangnya koordinasi.
Apa bahaya dari alkohol?

Efek moderat :  euphoria  (perasaan gembira dan nyaman), lebih banyak bicara dan rasa pusing

Efek setelah minum dalam jumlah besar : banyak sekali berbicara, nausea, muntah, sakit kepala, pusing, rasa haus, rasa lelah, disorientasi, tekanan darah menurun, refleks melambat. rasa kantuk yang amat sangat, tidak sadar, kesulitan bernafas, kadar gula darah sangat rendah, kejang,  berpikir ngawur, waktu reaksi lambat, pendengaran kurang baik, gangguan penglihatan, otot melemah, dan melemahnya ingatan gangguan pencernaan.

Akibat Penggunaan – Jangka Panjang : Kegelisahan, Gemetar/tremor, Halusinasi, Kejang-kejang, Bila disertai dengan nutrisi yang buruk, akan merusak organ vital seperti otak dan hati. Sangat potensial menimbulkan rasa ketagihan / ketergantungan  Semakin lama penggunaan, toleransi tubuh semakin besar sehingga untuk mendapatkan efek yang sama, semakin lama semakin besar dosisnya. Sel-sel darah putih diturunkan secara drastis,  

Kadar alkohol yang tinggi sekitar (7%) di daam darah dapat melummpuhkan medulla oblongata atau otak belakang, yaitu bagian otak yang mengontrol pernapasan dan denyut jantung. Kondisi demikian dapat berakitbat fatal.

Mengapa obat Triheksifenidil dan Alkohol disalahgunakan?

Ada beberapa laporan yang mengatakan bahwa obat golongan antikolinergik yang beraksi sentral (di otak) memiliki efek meningkatkan mood (euforia), walaupun efek ini tidak selalu terjadi dan seringkali tidak terkontrol. Sebenarnya efek halusinogenik yang mungkin ditimbulkan oleh obat ini termasuk jarang, sedangkan efek euforia baru akan tercapai pada dosis tinggi.

Sering kali orang menggunakan obat tapi yang diinginkan adalah efek sampingnya, seperti triheksifenidil yang terkadang digunakan untuk mabuk/fly cara murah. Penggunaan obat-obat yang tidak sesuai dengan indikasi (menggunakan efek samping sebagai tujuan) tentu sangat berbahaya. 

Penyalahgunaan obat seperti triheksifenidil untuk mabuk atau fly tentunya harus meningkatkan dosis, dan dosis yang tidak sesuai akan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian

Sedangkan untuk kadar alkohol yang layak disebut minuman keras adalah dengan kadar 1-55%, Hal ini sudah ditetapkan oleh Balai Pengujian Obat dan Makanan melalui Kepres No.03 tahun 97 tentang minuman keras. Yang jadi masalah sekarang adalah masyarakat yang menkonsumsi alkohol 70% yang sering digunakan untuk antiseptik atau obat luar untuk membersihkan luka atau mensterilkan luka dan sebagainya. Belakangan ini alkohol 70% sering digunakan oleh sebagian masyarakat untuk bahan  miras oplosan. Penyebabnya beragam , bisa karena faktor ekonomi, dengan harga yang lebih murah, alkohol 70% didapatkan dalam jumlah yang banyak daripada minuman alkohol yang tersedia di toko, juga karena ketidaktahuan masyarakat akan bahayanya atapun karena sebagai ajang coba coba atau sekedar unjuk keberanian/adu nyali yang bisa berakibat fatal.

Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, masyarakat menambahkan obat-obatan ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetas mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan aktivitas metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini adalah kerusakan hati dan ginjal. Efek lainnya sangat beragam, tergantung jenis obatnya.

Mengoplos minuman sangat berbahaya dikarenakan kandungan yang terdapat pada minuman oplosan  bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf dan juga organ dalam. Miras oplosan berbahaya karena mengandung methanol atau spiritus.  Bahan tersebut dapat berubah menjadi asam format yang menyerang retina serta saraf mata. Sehingga Orang yang menkonsumsi miras oplosan dengan kadar alkohol 70% lama kelamaan akan mengalami kabur atau rabun yang pada akhirnya bisa buta.kebutaan. Dan lebih fatal lagi orang tersebut bisa meninggal dunia karena terjadi kerusakan pada organ tubuhnya.  

Bagaimana mekanisme interaksi yang terjadi antara alcohol 70% dan Triheksifenidil?

Seperti yang diuraikan di atas bahwa obat Triheksifenidil adalah obat yang biasa digunakan untuk  penyakit Parkinson. Parkinson merupakan penyakit dengan gangguan yang terjadi pada sistem saraf dopaminergic, terjadinya defisiensi neurotransmiter yaitu dopamin dalam sistem syarafnya.

Kekurangan dopamin ini menyebabkan ketidakseimbangan aksi neurotransmiter lain yaitu asetilkolin, yang menjadi berlebihan. Kelebihan aksi asetilkolin ini menyebabkan efek-efek yang disebut aksi kolinergik, seperti keluarnya air liur berlebihan (salivasi), otot-otot menjadi kaku sehingga wajah penderita Parkinson itu seperti memakai topeng.

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa diperlambat perkembangannya dengan obat-obatan. Salah satu caranya adalah dengan mencegah aksi kolinergiknya, digunakanlah obat  seperti triheksifenidil. Triheksifenidil tergolong obat antikolinergik atau antimuskarinik, yang bekerja menghambat reseptor asetilkolin muskarinik dan juga bekerja melalui neuron dopaminergik. Antikolinergik dapat mempengaruhi sistem saraf pusat mulai dari stimulasi sampai depresi, tergantung pemilihan obat dan dosis. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat akan merangsang pada dosis rendah seperti eksitasi, lemah atau halusinasi dan mendepresi pada dosis toksik yang  dapat menyebabkan sedasi dan amnesia.

Sehingga apabila dikonsumsi oleh orang yang tidak menderita Parkinson, yang kadar asetilkolin dan dopamine dalam tubuhnya normal, dalam dosis tinggi akan mengakibatkan respon yang tidak diharapkan. Yang dimaksud disini adalah bisa terjadi penurunan kadar asetilkolin dibawah batas normal. Penurunan kadar asetilkolin, dalam tubuh akan mengakibatkan rangsangan terhadap reseptor dopaminergik. Sesuai mekanisme kerjanya Triheksifenidil akan meningkatkan pelepasan dopamin, selain itu triheksifenidil dosis tinggi juga mengakibatkan efek depresant yang menyebabkan sedasi.

Seperti yang disebutkan diatas bahwa alkohol juga mempengaruhi neurotransmiter dopamine. Alkohol meningkatkan kadar dopamin, sehingga mengakibatkan kecanduan dan menghasilkan efek menyenangkan. Alkohol tidak bekerja secara langsung pada reseptor dopamin, namun secara tidak langsung dengan meningkatkan kadar dopamin pada sistem mesocorticolimbic. Peningkatan ini memiliki efek terhadap penguatan efek alkohol dalam tubuh.

Jadi alkohol 70% yang disalahgunakan dengan cara di oplos dengan triheksifenidil dosis tinggi, seperti pada kasus di atas, memiliki interaksi yang sinergis, kompatibel. Keduanya bekerja dengan mempengaruhi sitem saraf pusat, khususnya pada system saraf dopaminergik baik secara langsung maupun tidak langsung. Alkohol dan triheksifenidil memicu pelepasan dopamin sehingga meningkatkan efek depresant dari kedua zat tersebut, meningkatkan efek dari masing masing. Sebagai akibatnya adalah muncul efek sedasi/perasaan menenangkan. Sekaligus juga memberikan efek yang fatal dan berbahaya sehingga bisa menyebabkan kematian.

Bagaimana menyikapi kasus tersebut?

Melihat dari kasus diatas, yang melibatkan pelajar dalam tindakan yang kreatif nan bodoh, maka perlu partisipasi aktif dari semua pihak sehingga bisa dilakukan tindakan  pencegahan. Baik dari lingkungan keluarga dalam hal menanamkan nilai nilai moral kepada sang anak, dari lingkungan sekolah yang sebisa mungkin mengadakan/memfasilitasi kegiatan perayaan UN yang lebih bermanfaat dan berkesan ketimbang siswa mencari model perayaan sendiri di luar sekolah (yang biasanya berujung negatif). Serta dari pihak apotek atau tempat lain yang menyediakan jasa penjualan obat agar lebih jeli dan tegas lagi dalam penjualan obat khususnya obat keras. Dan yang tak kalah penting adalah kesadaran dari dalam diri untuk lebih berhati hati, memilah mana yang baik dan mana yang buruk sebagai tameng pertahaan diri dari pengaruh buruk pergaulan..

 

Semoga bermanfaat.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun