Uh, selalu terasa sesak mengingatnya
Rentetan waktu yang tercoreng-moreng ulah salah
Menyisakan perih jauh lebih dalam di dada
Tidak ada yang patut dipersalahkan
Kalau derita membajui diri sempurna
Elok, rupawan, dan pesakitan
Jika senja masih terlihat indah
Mestinya mampu bibir ini menarikan senyum
Seperti saat raga masih berbelenggu korupsi
Tak sadar lukanya, tak sadar sakitnya
Aku melapalkan namaMu
Penggenggam nafas sekali cekik mati
Sebab namaMu sangat indah dan membuat segan
Dalam rasa perih yang tak pernah terusir ini
Sudi setia dan lembut membelaiku sayang
Aku menghindariMu
Sebab ketaklayakan itu nyata bagiku
Tuhan, jangan sayangi aku yang koruptor
Sebab manusia-manusia tak lagi menyayangiku
Biar aku tanggung arti sesal ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI