Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tambal-Tambal Cinta

12 Juni 2024   21:57 Diperbarui: 12 Juni 2024   22:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penulis sedang memesan lontong & nasi gurih di samping tukang tempel ban, daerah Pancing-Medan. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Hidup seolah mengenakan bermacam topeng

Topeng tepung yang rasa tidak pernah berdusta di lidah

Di Minggu bahagia kita bergairah, esoknya kita gerah

Mengerang hari ulah karna hati masing-masing

Bahagia 'ku dan kau di tambal dengan topeng-topeng ajaib

Topeng yang hanya didefinisikan menurut scene keakuan

Berjeri lelah ahu menambal cinta

Menambalnya dengan keakuan terbatas ini

Sang Ho berseru dari firdaus, "Biarkan Aku menambal cintamu dan cintanya!"

Medan, 12 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun