Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proses Pengadopsian Anak dalam Suku Batak Toba Menurut Etika Kristen

22 Mei 2024   18:26 Diperbarui: 23 Mei 2024   08:40 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab jika anak yang lahir pertama kali adalah anak laki-laki, maka pertama; anak laki-laki tersebut akan meneruskan garis keturunan si ayah (turun-temurun), akan membawa marga ayahnya, akan mewarisi harta dan status sosial keluarga ayahnya.

Inilah yang disebut sistem kekeluargaan patrilineal. Dalam sistem kekeluargaan Batak Toba memanglah patrilineal.

Vergouwen berkata, "Patrilineal berarti ayah memiliki otoritas dan hak istimewa penuh terhadap aturan, adat, anak dan harta benda. Etnik penganut adat patrilineal di Indonesia antara lain suku Batak, Alas, Gayo, dan lain-lain. Batak Toba memiliki sistem patrilinieal yang menjadi tulang punggung masyarakat Batak Toba yang terdiri dari turunan-turunan, marga dan kelompok-kelompok yang saling berhubungan menurut garis kekerabatan laki-laki."

Perspektif Etika Kristen

Etika Kristen adalah etika hidup orang-orang Kristen yang berlandaskan firman Tuhan. Landasan firman Tuhan adalah Alkitab sebagai pedoman hidup orang-orang Kristen dalam menjalani kehidupan.

Secara umum, KBBI mengartikan "Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan etika; mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat."

Mengutip Suseno, "Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral." Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia.

Secara etimologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti kebiasaan, adat, kesusilaan, perasaan atau kecenderungan hati seseorang dalam melakukan sesuatu perbuatan.

Verkuyl menjelaskan arti kata ethos dalam arti kesusilaan, perasaan batin atau kecenderungan hati dimana seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Dalam bentuk jamak ta etha artinya adalah adat kebiasaan. Kata yang terakhir ini oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM) dipakai menjadi filsafat moral.

Saat ini, kata etika lebih sering dipahami dalam arti jamak. Istilah Etika kemudian menjadi terminus teknicus (istilah yang khusus) yaitu istilah yang digunakan untuk ilmu pengetahuan yang menyelidiki soal kaidah-kaidah, kelakuan dan perbuatan manusia.

Dalam bahasa Latin istilah ethos dan etikhos disebut dengan mos dan mores atau sering dikatakan dengan moralitas." Oleh sebab itu kata etika sering disebut dengan kata moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun