Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proses Pengadopsian Anak dalam Suku Batak Toba Menurut Etika Kristen

22 Mei 2024   18:26 Diperbarui: 23 Mei 2024   08:40 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi prosesi adat (mangadati) dalam mengadopsi anak dalam suku Batak Toba. (Sumber gambar: Tobaria.com)

Proses Pengadopsian Anak dalam Suku Batak Toba Menurut Etika Kristen

Pendahuluan

Ada tertulis: "Allah memberkati mereka (laki-laki dan perempuan-Adam dan Hawa),..Beranakcuculah dan bertambah banyak;.." Firman Tuhan tersebut tertulis pada Perjanjian Lama (PL) dalam Kejadian 1:27b-28a.

Dalam terang iman Kristen, adalah suatu perintah Allah untuk menikah (mandat budaya) bagi orang Kristen. Dan jodoh pastilah datangnya dari TUHAN.

Dalam keluarga Kristen, seorang laki-laki dan perempuan akan disebut keluarga apabila sudah diberkati Tuhan melalui pemberkatan nikah yang sah oleh hamba Tuhan di gereja.

Tentu harapan dalam berkeluarga, lahir seorang anak yang akan menambah sukacita bertambahnya anggota keluarga dan juga sebagai penerus keturunan. Sebab anak merupakan kebahagiaan, kebanggaan, penerus keturunan, serta harta kekayaan pada sebuah keluarga.

Teristimewa dalam keluarga orang Batak Toba. Lahirnya seorang anak dalam keluarga bukan saja hanya menambah sukacita bertambahnya anggota keluarga.

Namun lebih kepada bahwa anak bagi keluarga Batak Toba adalah sebuah kehormatan besar dan mulia. Dan sebaliknya, jika keluarga tidak dikarunia anak oleh TUHAN, maka hal itu adalah sebuah bencana besar, hal yang memalukan, dan momok dalam keluarga dan lingkungan.

Dengan dikarunia anak oleh Tuhan, untuk menghibur, penyemangat orangtua dalam mencari nafkah dan diharapkan dapat melanjutkan cita-cita orangtua serta tumpuan hidup bagi orangtuanya sebagai penerus keluarga, sekaligus memiliki kewajiban untuk merawat dan mengurus orangtuanya. Maka dalam keluarga Batak Toba hal itu adalah sebuah sukacita terbesar dalam berkeluarga.

Dalam sistem kekeluargaan Batak Toba jika seorang anak lahir, dan kemudian yang lahir pertama ialah anak laki-laki. Sungguh hal itu adalah sukacita terbesar dan cita-cita semua orang Batak Toba pada umumnya.

Sebab jika anak yang lahir pertama kali adalah anak laki-laki, maka pertama; anak laki-laki tersebut akan meneruskan garis keturunan si ayah (turun-temurun), akan membawa marga ayahnya, akan mewarisi harta dan status sosial keluarga ayahnya.

Inilah yang disebut sistem kekeluargaan patrilineal. Dalam sistem kekeluargaan Batak Toba memanglah patrilineal.

Vergouwen berkata, "Patrilineal berarti ayah memiliki otoritas dan hak istimewa penuh terhadap aturan, adat, anak dan harta benda. Etnik penganut adat patrilineal di Indonesia antara lain suku Batak, Alas, Gayo, dan lain-lain. Batak Toba memiliki sistem patrilinieal yang menjadi tulang punggung masyarakat Batak Toba yang terdiri dari turunan-turunan, marga dan kelompok-kelompok yang saling berhubungan menurut garis kekerabatan laki-laki."

Perspektif Etika Kristen

Etika Kristen adalah etika hidup orang-orang Kristen yang berlandaskan firman Tuhan. Landasan firman Tuhan adalah Alkitab sebagai pedoman hidup orang-orang Kristen dalam menjalani kehidupan.

Secara umum, KBBI mengartikan "Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan etika; mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat."

Mengutip Suseno, "Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral." Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia.

Secara etimologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti kebiasaan, adat, kesusilaan, perasaan atau kecenderungan hati seseorang dalam melakukan sesuatu perbuatan.

Verkuyl menjelaskan arti kata ethos dalam arti kesusilaan, perasaan batin atau kecenderungan hati dimana seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Dalam bentuk jamak ta etha artinya adalah adat kebiasaan. Kata yang terakhir ini oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM) dipakai menjadi filsafat moral.

Saat ini, kata etika lebih sering dipahami dalam arti jamak. Istilah Etika kemudian menjadi terminus teknicus (istilah yang khusus) yaitu istilah yang digunakan untuk ilmu pengetahuan yang menyelidiki soal kaidah-kaidah, kelakuan dan perbuatan manusia.

Dalam bahasa Latin istilah ethos dan etikhos disebut dengan mos dan mores atau sering dikatakan dengan moralitas." Oleh sebab itu kata etika sering disebut dengan kata moral.

Kata etika dan moral tidak memiliki arti yang sama, sebab kata etika lebih memiliki arti yang dalam dibandingkan dengan moral. Namun demikian, kedua kata itu hampir memiliki arti yang sama meskipun sebenarnya pengertian keduanya berbeda, baik secara prinsip maupun praktiknya. 

Jadi, Etika Kristen adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral yang ditilik berdasarkan firman Tuhan atau Alkitab. Seperti yang tertulis dalam 2 Timotius 3:16, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

Secara ringkas, Etika Kristen adalah suatu kajian ilmu yang berhubungan dengan sikap atau perilaku seseorang dan atau masyarakat Kristen dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama yang berlandaskan Alkitab.

Hubungan Etika Kristen dengan Pengadopsian Anak 

Lalu apa hubungan Etika Kristen terhadap pengadopsian anak dalam sistem kekerabatan suku Batak Toba? Seperti yang sudah dijelakan di awal, bahwa dalam sistem kekeluargaan Batak Toba ialah patrilineal.

Yang berarti ayah memiliki otoritas dan hak istimewa penuh terhadap aturan, adat, anak dan harta bendanya. Maka dalam pengadopsian atau pengangkatan anak dalam sistem keluarga kekerabatan Batak Toba adalah sah.

Dalam adat Batak Toba, ada namanya Mangain. Mangain adalah suatu proses dalam konteks hukum (adat) kekerabatan etnik Batak Toba dalam mengadopsi anak.

Apabila seorang anak telah diangkat sebagai anak, maka dia akan didudukkan dan diterima pada suatu posisi yang dipersamakan baik biologis maupun sosial yang sebelumnya tidak melekat pada anak tersebut. Artinya menerima seseorang "asing" dan atau anak dari saudara kandungnya laki-laki menjadi seperti anak kandung sendiri dan diberi marga sesuai dengan marga yang mengangkatnya.

Proses pemberian mangain memerlukan tahapan, karena pemberian marga ini akan mengikrarkan anak adopsi (angkat) yang diakuinya dianggap sebagai anak kandungnya sendiri, dan diberi marga sesuai dengan marga yang mengangkat. Itulah sebabnya unsur dalihan na tolu (tungku yang tiga) harus turut serta menyaksikan dan mengukuhkan acara pengadopsian tersebut. 

Secara etika Kristen mengadopsi anak tidaklah salah. Sebab adanya (lahirnya) anak tidaklah selalu serta-merta dari hubungan suami istri (anak kandung).

Masyarakat Kristen sepakat bahwa anak adalah pemberian Allah, anugerah dari Sang Khalik, kasih karunia Tuhan Yesus Kristus bagi pasangan keluarga Kristen. Itulah substansinya.

Baik anak datang dari hubungan suami istri (biologis) maupun pemberian/pengadopsian (mangain) dari orang lain ataupun dari pihak kerabat terdekat, seperti dari anak saudara kandung (baik laki-laki maupun perempuan), anak bou (saudara perempuan ayah), anak tulang (paman).

Memang dalam ayat firman Tuhan (Alkitab) tidak ada yang secara terang-terangan mengatakan bisa dan sah mengadopsi anak. Namun jangan menutup mata terhadap ayat firman Tuhan yang lainnya yang dapat bermakna rohani (teologis) dan berkenaan dengan Etika Kristen dalam pengangkatan anak.

Seperti Paulus yang mengatakan Timotius adalah anaknya. "Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan... kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman:...Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku,..kepada Timotius, anakku yang kekasih:..." (1 Korintus 4:17; 1 Timotius 1:2, 18; 2 Timotius 1:2).

Sekalipun Timotius bukanlah anak biologis Paulus, namun Paulus menganggap dan memperlakukan Timotius seperti anak kandungnya sendiri (anak biologis) dalam kehidupan dan pelayanannya.

Jadi, dalam kehidupan orang Kristen, mengadopsi anak bagi mereka yang ingin memiliki anak adalah hal yang tidak dilarang dalam firman Tuhan. Apalagi jika dimaknai untuk kemuliaan Tuhan dan melayani Tuhan.

 

Kesimpulan

Anak adalah pemberian Sang Pencipta dan TUHAN adalah pemilik segala sesuatu yang ada pada kita. Termasuk seorang anak yang dikarunia kepada kita.

Ketetapan dan kedaulatan Allah dalam Yesus Kristus yang kita imani sebagai TUHAN dan Allah kita adalah sumber segala sesuatu dalam hidup dan kehidupan masyarakat Kristen. Termasuk memiliki atau tidak memiliki seorang anak dalam berkeluarga.

Keselamatan adalah anugerah Allah, pun memiliki dan tidak memiliki anak adalah anugerahnya. Itulah makna Etika Kristen dalam mengadopsi anak bagi kehidupan masyarakat Kristen.

Terkhusus mengadopsi anak dalam kekerabatan keluarga Batak Toba yang di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Soli Deo Gloria!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun