Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

3Saja: Suatu Pendekatan dalam Percakapan

29 April 2024   12:58 Diperbarui: 29 April 2024   14:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila berbicara dunia Pekabaran, maka konsekuensinya ialah metode apa yang digunakan dan bagaimana menerapkannya dalam Pekabaran Kabar Baik? Dalam pelayanan lintas budaya, tidak asing yang namanya dan atau akrab bahkan di mulut dan telinga setiap para ULB mengenai metode Pekabaran apa yang dipakai? Efektifkah jika menggunakan metode tersebut di budaya atau suku tersebut?

Satu kali penulis bertemu dan berbincang-bincang dengan "pekerja lapangan" yang beda "dapur" dengan penulis. Penulis bertanya kepadanya, "metode apa yang digunakan di tempat pelayanan Anda? Apakah metode yang digunakan tersebut dapat bertahan sampai sepuluh atau dua puluh tahun ke depan? Efektifkah metode tersebut dilakukan oleh orang-orang percaya baru yang dijangkau dengan menggunakan metode tersebut untuk menjangkau keluarganya, kawannya, kenalannya (K3)?"

Makmur Halim dalam bukunya yang berjudul Model-Model Penginjilan Yesus (2003), berkata demikian: "Dalam dunia penginjilan kita mengenal banyak teori dan metode penginjilan yang diterapkan dalam pelayanan. Teori-teori ini melahirkan banyak metode-metode penginjilan dan praktik-praktik penginjilan yang sangat beragam." (Makmur Halim 2003:17).

Diteruskan oleh Josias L. Lengkong dkk dalam bukunya, AWARENESS MANUAL (2012), berkata: "Perlu kiranya disadari dan dipahami oleh para pekerja lintas budaya bahwa fakta di lapangan menunjukkan, di mana tidak ada satu metode pun yang cocok untuk seluruh dunia. Pertanyaan-pertanyaan yang diangkat untuk mengenal masyarakat tertentu dalam proses identifikasi bisa sama, tetapi menyangkut metode dituntut kreatifitas dari pihak ULB untuk merancang berbagai metode pendekatan, tergantung konteks budaya masyarakat fokus. Kenyataan ini membuka peluang bagi ULB untuk merumuskan metode pelayanan, sekalipun barangkali cara itu masih baru, belum populer dan unik sifatnya." (Josias L. Lengkong 2012:2-3).

Penulis sependapat dengan yang dikatakan oleh Josias, dalam hal ini mengenai "..menyangkut metode dituntut kreatifitas dari pihak ULB untuk merancang berbagai metode pendekatan, tergantung konteks budaya masyarakat fokus. Kenyataan ini membuka peluang bagi ULB untuk merumuskan metode pelayanan, sekalipun barangkali cara itu masih baru, belum populer dan unik sifatnya."

Hal itulah yang penulis sebutkan sebagai Metode PI 3Saja. Metode 3Saja adalah suatu metode pendekatan yang "ramah lingkungan". "Ramah lingkungan" yang penulis maksudkan ialah, sederhana dalam penyampaian, namun tidak menyinggung keyakinan yang mendengar Kabar Baik tersebut; sarat akan inti Injil (1 Korintus 15:1-4), tatkala menyentuh hati terdalam sampai memisahkan "pengetahuannya yang lama" (jiwa) dan rohnya (Ibrani 4:12).

Bak ibarat kendaraan sepeda motor yang bermesin listrik, suara mesin tidak keras dan membisingkan telinga, juga hemat bahan bakar.

 Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak bertebaran metode-metode Pekabaran di seluruh dunia, terkhusus di Indonesia, penulis sudah banyak mempelajari metode-metode yang ada, dan hanya sebagian yang pernah dipraktikkan di lapangan dalam Pekabaran, seperti metode Evangelism Explotion (EE) oleh D. James Kennedy (1962). Ada juga metode penginjilan 7 Kronologis, metode C5-C6, metode Kultural, metode Kontekstual, metode P-12 Berkat.

Dan terakhir metode PI 3Saja. Metode PI 3Saja inilah sampai sekarang penulis gunakan dan terapkan untuk Pekabaran langsung di lapangan. Metode PI 3Saja adalah hasil cetusan oleh seorang hamba Tuhan yang mendedikasikan seluruh hidupnya dalam pelayanan lintas budaya, yakni Michael K. Shipman.

Penulisan akan menguraikan metode PI 3Saja dalam sebuah bentuk narasi, bagaimana menggunakan dan menerapkan metode PI 3Saja dalam Pekabaran secara langsung. Dalam istilah-istilah yang penulis gunakan di artikel ini, bisa di lihat dalam artikel penulis yang sebelumnya yang berjudul, Mengapa Orang Percaya tidak Memberitakan Injil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun