Setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan perlu ditempatkan terlebih dulu di kandang karantika/isolasi selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gejala penyakit. Jika terdapat gejala klinis penyakit, maka segera pisahkan dan dimasukkan ke kendang isolasi dan ditangani lebih lanjutÂ
oleh petugas kesehatan hewan dan dilaporkan pada dinas yang terkait pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan-hewan yang kemungkinan kontak dengan hewan yang terjangkit PMK.
Bersihkan bangkai, sampah, serta seluruh produk hewan yang ada di area yang terinfeksi, pelarangan pemasukan ternak baru dari daerah tertular, untuk peternakan yang dekat dengan daerah yang terinfeksi maka ada anjuran untuk melaksanakanÂ
Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
Pengobatan bagi ternak yang telah terinfeksi virus, maka ada beberapa metode alternatif pengobatan dengan cara berikut ini adalah yang dapat kita lakukan pada sapi yang terjangkit PMK yaitu, Melakukan pemotongan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.Â
Hewan yang terserang penyakit harus karantina yakni dipisahkan dari hewan yang sehat selama masa pengobatan. Kaki yang sudah terinfeksi bisa diterapi dengan chloramphenicol atau larutan cuprisulfat. Melakukan Injeksi intravena preparat sulfadimidine.
Untuk mencegah penularan virus PMK pada hewan ternak kita, kita dapat melakukan cara berikut ini:
Hewan yang tidak terinfeksi harus ditempatkan dalam kandang yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan. Kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi.Â
Berikan pakan yang cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan yang sehat dan jika anda menemukan kasus atau gejala pada hewan ternak anda segeralah untuk melaporkan kasus tersebut ke dinas terkait setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H