Mohon tunggu...
Hantika Dewi
Hantika Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi sastra Inggris IAIN Surakarta

Hanya manusia biasa yang ingin bercerita lewat aksara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19: Hoaks dan Apatisme Masyarakat yang Mengidamkan Edukasi dan Keteladanan

2 Agustus 2021   23:48 Diperbarui: 2 Agustus 2021   23:56 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Normalnya sitokin akan mereda seiring berkurangnya virus yang ada di dalam tubuh namun apabila semakin parah maka itu pertanda terjadinya badai sitokin yang mana antibodi menyerang yang seharusnya mmenetralkan virus malah menyerang balik tubuh sehingga menyebabkan gagal napas, organ tubuh rusak dan parahnnya mmenyebabkan kematian.

Jadi, memang pada dasarnya covid bukanlah hal yang berbahaya seperti yang digembar-gemborkan media saat ini. Namun hal tersebut adalah bagi orang yang mempunyai imun tubuh kuat, hanya dengan isoman, minum obat teratur, mengkonsumsi herbal, vitamin, istirahat yang cukup, dan makan yang banyak akan cepat sembuh dan pulih.

 Karena antibodi akan lebih cepat terbentuk pada fase kedua sehingga gejala tidak akan memberat. Namun bagi penderita komorbid, atau riwayat penyakit lain, covid-19 bukanlah hal yang remeh. 

Karena covid-19 dengan mudah memperparah komorbid. Selain dibutuhkan pengobatan terhadap kommorbid juga antibodi dalam tubuh lama terbentuk sehingga gejala akan memberat dan semakin parah oleh gejala lain yang dibawa oleh komorbid.

Edukasi-edukasi seperti ini sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat agar tidak menelan secara mentah sehingga terbawa arus hoaks yang sesat dan juga tidak mudah panik serta takut yang berlebihan akan gembar gembor media. 

Sehingga masyarakat bisa berpikir jernih apabila dihadapkan dengan kasus covid-19 dan tidak terlambat ditangani. Dengan begitupun kasus covid-19 bisa cepat melandai. Namun tentunya hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Karena disisi lain dari ketidakpercayaan masyarakat akibat dari paparan hoaks juga minimnya keteladanan dari pihak yang seharusnya memberikan teladan yang baik.

Seperti halnya tidak adanya keselarasan kebijakan di dalam negeri ini misalnya larangan mudik namun wisata tetap dibuka. Tidak adanya penyamarataan perlakuan hukum, misalnya pedagang yang tetap berjualan mendapatkan denda dan perlakuan yang tidak wajar seperti dipukul dikasari dsb. Sedangkan para selebgram, artis, pejabat daerah dapat menyelenggarakan pesta dengan mudahnya. 

Sehingga siapa lagi yang dapat dipercayai oleh masyarakat? Edukasi kepada masyarakat tidak akan sampai apabila tidak ada kepercayaan terhadap covid-19 dan kepada sang pembuat kebijakan. Inilah tugas kita bersama, mmmmari selaraskan langkah, tepis hoaks dengan bijak menggunakan sosial media dan saling merangkul demi menciptakan keteladanan yang baik.

References:

Covid 19. (2021, July 27). Retrieved July 27, 2021, from Peta Sebaran: https://covid19.go.id/peta-sebaran

IDI: Susu Beruang Tak Bisa Obati Covid-19. (2021, July 4). Retrieved July 29, 2021, from CNN Indonesia: CNN Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun