Mohon tunggu...
Hanter Siregar
Hanter Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Masih sebuah tanda tanya?

Mencintai kebijaksanaan, tetapi tidak mengetahui bagaimana caranya!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Kita Harus Bekerja

8 Februari 2019   06:47 Diperbarui: 8 Februari 2019   08:49 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indo Feng Shui (indiamart.com)

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertayakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Manusia sebagai makhluk personal dan juga sebagai makhluk sosial. Ia ada dan berkembang bersama dengan individu lain. Dalam arti ini kehadiran orang lain merupakan hal yang mutlak. Hidup manusia adalah ada bersama. Pembentukan diri dan realisasi diri pribadi hanya bisa terpenuhi berkat kehadiran pribadi-pribadi lain. Karena itu sosialitas merupakan sesuatu eksisensial bagi manusia.

Manusia tidak pernah terlepas dari orang lain. Sebagai persona manusia memang mampu berdiri sendiri. Akan tetapi ia tidak akan bisa ada dan berkembang tanpa kehadiran subjek yang lain. Eksisensial manusia adalah koeksistensi. Artinya, ada manusia adalah ada bersama dengan orang lain.

Sebagai persona mengadakan komunikasi dengan sesamanya, dan membuka diri serta menyerahkan diri sendiri kepada  mereka adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Ini merupakan keharusan dari tuntutan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial.

Dalam ungkapan Heidegger mengamfirmasikan secara tegas manusia sebagai makhluk sosial. Ada manusia adalah ada bersama. Artinya, kehidupanan manusia sesunggunya merupakan perpaduan antara manusia dengan manusia lainnya. Jadi, kodrat manusia sebagai pribadi adalah "mengada bersama dengan pribadi-pribadi yang lain".

Heidegger lebih lanjut menyatakan bahwa kebersamaan adalah dunia yang nyata. Dalam kebersamaan, setiap individu mengambil bagian dalam kehidupan orang lain. Karena itulah hidup dengan sesama ditandai dengan kegiatan berbagi. Kegiatan ini merupakan dunia manusia.

Sosialitas sebagai bagian dimensi manusia merupakan fakta. Dimensi ini merupakan kenyataan yang dijalani oleh manusia setiap hari. Kesadaran bahwa  ada orang lain merupakan hasil dari pergaulan hidup sehari-hari. Karena pergaulan seseorang mempunyai kenyakinan bahwa terdapat makhluk lain yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya.

Ia sadar bahwa ketergantungan kepada orang lain diperoleh dari pengalaman hidup sehari-hari bersama dengan orang. Dengan demikian argumen untuk menyatakan manusia sebagai makhluk sosial bisa dilihat dari pengalaman nyata sehari-hari.

Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan serta berkembang di dalam keluarga. Pembentukan manusia sendiri terjadi karena kerja kerja manusia antara yang satu dengan yang lainnya. Contoh; terjadinya kerja sama antara dua manusia, yakni laki-laki dan perempuan yang terikat tali kasih. Itulah yang disebut keluarga. Di dalamnya setiap pribadi mengalami kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif serta menjalani proses sosialisasi berbagai nilai dasar kemanusiaan.

Manusia memperoleh keterikatan dengan kerja. Kerja menyatu dengan keberadaan manusia. Secara negatif dapat dikatakan kerja tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia.

Dengan demikian kerja adalah wadah bagi pembentukan diri manusia dalam membangun dunianya, baik itu dalam keluarga dan juga lingkungan dimana ia tinggal. Bahkan dapat dikatakan kehidupan manusia sendiri tercermin pada pekerjaan dan hasil-hasilnya. Tanpa kerja manusia tidak akan hidup dan dunia tidak akan terbentuk.

Namun seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, pekerjaan semakin sulit didapat, bahkan terkadang pekerjaan itu tidak dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Terlepas itu upah yang minim. Tapi coba dulu kita berkaca dalam diri sendiri sebelum menyalahkan keadan. Sebagian besar manusia sering kali tidak dapat memaknai sebuah pekerjaan. Mengapa? Karna mereka tidak menumbuhkan kepercayaan dan juga kejujuran.

Dalam pekerjaan dibutuhkan suatu kepercayaan, hal ini dikarenakan dapat menjadi perekat hubungan manusia dengan sesamanya. Nilai ini menjadi sebuah tuntunan mendasar dalam sebuah pekerjaan. Kepercayaan disini tidak dimaksudkan dalam arti religius melainkan  kepercayaan menyangkut hubungan manusia dengan manusia.

Dalam  kepercayaan tidak terlepas dari sikap terbuka. Artinya supaya orang percaya pada orang lain ia harus pertama-tama membuka diri terhadap yang lain. Selain terarah pada yang lain, kepercayaan juga terarah pada diri kita sendiri. Dengan kata lain, kualitas dalam menumbuhkan kepercayaan kita tidak hanya tuntut dari orang lain, melainkan juga dari dalam diri sendiri.

 Kedua yakni sikap jujur dalam relasi sosial, khususnya dalam pekerjaan. Kemampuan untuk menjaga rahasia serta tanggung jawab besar dan watak yang baik dalam suatu pekerjaan. Kejujuran adalah sumber utama dari kepercayaan. Kalau kita tidak jujur dalam pekerjaan, orang lain, lingkungan , maka kita akan kehilangan kepercayaan dan juga pekerjaan.

Kejujuran yang pertama-tama adalah kejujuran terhadap diri sendiri. Ketika kita berhasil menanamkan ketulusan didalam diri kita, kita akan memancarkan nilai yang sama pada orang lain. Kejujuran juga membutuhkan rasa tanggung jawab. Orang yang bertanggungjawab akan mudah dipercayai oleh orang lain.

Yang tidak kalah penting untuk menimbulkan kepercayaan adalah watak pribadi yang baik. Watak pribadi yang baik berpikir positif, kreatif, konstruktif, serta berorientasi pada nilai-nilai kehidupan.

Sumber : Sihotang, Kasdin, 2009, Filsafat Manusia: Upaya Membangkitkan Humanisme, Kanisius, Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun