Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Minggu Rutinitas

4 Maret 2018   05:19 Diperbarui: 4 Maret 2018   05:34 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lonceng sudah berdentang-dentang

entah sejak kapan, entah sudah berapa menit

suaranya pecah dan sayup 

dihajar riuhnya suara raungan mesin kendaraan

jalanan ramai dekat pasar

alunan musik keyboardmulai terdengar

mengiringi pendeta dan majelis memasuki altar

Aku masih di sana

tempat parkir kendaraan

asyik mendengar kelakar beberapa jemaat yang tampil parlente

stelan jas, dasi, kemeja bagus, celana necis dan leces, pemandangan biasa di situ

rokok sudah menjadi bumbu penyedap di sela sendau-gurau 

tawa riuh membahana

menghanyutkan suara seseorang yang mengingatkan 

 untuk memasuki ruang ibadah

karena ibadah sudah dimulai

"Tunggu sebentar, habis dulu rokok ini..."

"Aku mau ke toilet dulu..."

"Ada uang recehmu? Minta dulu tiga lembar,  uangku cepek'ansemua"

Aku duduk di deretan bangku paling belakang

di deretan ke lima 

dua cewek berbisik-bisik sambil cekikikan tertahan

di sebelah sana, ibu muda asyik dengan gawai

anak-anak kecil nangis dan teriak-teriak

orang tuanya tampak tekun menatap altar

menyimak pendeta yang sedang menyampaikan khotbah

firman Tuhan

"Kasihilah sesamamu, seperti engkau mengasihi dirimu sendiri

Kasihilah musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menyakitimu..."

beberapa orang menundukkan kepala

mungkin prihatin dengan perilaku sendiri

atau juga karena jemu dan ngantuk?

atau bingung?

Suara nyanyian kembali membahana dari mulut ratusan jemaat

semua bersemangat usai disirami khotbah yang penuh dengan anjuran kasih

dan beranjak dari kursi masing-maisng dengan muka sumringah

saling salaman mengucapkan: 

"selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun