Lonceng sudah berdentang-dentang
entah sejak kapan, entah sudah berapa menit
suaranya pecah dan sayupÂ
dihajar riuhnya suara raungan mesin kendaraan
jalanan ramai dekat pasar
alunan musik keyboardmulai terdengar
mengiringi pendeta dan majelis memasuki altar
Aku masih di sana
tempat parkir kendaraan
asyik mendengar kelakar beberapa jemaat yang tampil parlente
stelan jas, dasi, kemeja bagus, celana necis dan leces, pemandangan biasa di situ
rokok sudah menjadi bumbu penyedap di sela sendau-gurauÂ
tawa riuh membahana
menghanyutkan suara seseorang yang mengingatkanÂ
 untuk memasuki ruang ibadah
karena ibadah sudah dimulai
"Tunggu sebentar, habis dulu rokok ini..."
"Aku mau ke toilet dulu..."
"Ada uang recehmu? Minta dulu tiga lembar, Â uangku cepek'ansemua"
Aku duduk di deretan bangku paling belakang
di deretan ke limaÂ
dua cewek berbisik-bisik sambil cekikikan tertahan
di sebelah sana, ibu muda asyik dengan gawai
anak-anak kecil nangis dan teriak-teriak
orang tuanya tampak tekun menatap altar
menyimak pendeta yang sedang menyampaikan khotbah
firman Tuhan
"Kasihilah sesamamu, seperti engkau mengasihi dirimu sendiri
Kasihilah musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menyakitimu..."
beberapa orang menundukkan kepala
mungkin prihatin dengan perilaku sendiri
atau juga karena jemu dan ngantuk?
atau bingung?
Suara nyanyian kembali membahana dari mulut ratusan jemaat
semua bersemangat usai disirami khotbah yang penuh dengan anjuran kasih
dan beranjak dari kursi masing-maisng dengan muka sumringah
saling salaman mengucapkan:Â
"selamat hari minggu, Tuhan Yesus memberkati"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H