Mohon tunggu...
Hanny Aisyah
Hanny Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Luar Biasa Unesa

Saya Mahasiwa Unesa Dengan Kondisi Berkebutuhan Khusus ( Tuna Netra ). Saat Ini Saya Mencoba Untuk Menjadi Penulis Lepas Sesuai Dengan Hobby Saya. Semoga Terhibur dan Mengispirasi !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Emosi Pada Autis dan Pendekatan Untuk Membantu Mereka Berkembang

17 Mei 2024   09:55 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Gangguan Tidur beberapa individu dengan autisme mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau tidur yang terganggu seringkali terjadi pada indifidu dengan autisme. Merekamengalami kesulitan untuk tidur , bangun terlalu awal, atau mengalami mimpi buruk yang sering.

 Kesulitan dalam mengatur perasaan yang intens Individu autis mengalami perasaan yang intens, seperti kecemasan, marah, atau kegembiraan yang berlebihan. Mereka menghadapi kesulitan dalam mengatur dan mengekspresikan emosi tersebut dengan cara yang sesuai. Kesulitan dalam memahami dan mengenali emosi orang lain Individu autis menghadapi kesulitan dalam memahami ekspresi wajah, bahasa tubuh yang dapat mengindikasikan emosi orang lain. Hal inimenyulitkan indifidu autis dalam merespons secara tepat terhadap perasaan orang lain.

 

 Sensitivitas terhadap lingkungan banyak individu autis memiliki sensitivitas sensorik yang tinggi terhadap suara, cahaya, dan sentuhan. Sensasi yang berlebihan atau tidak nyaman dapat mempengaruhi emosi mereka dan membuat mereka lebih rentan terhadap kelelahan emosional. Mereka bisa saja marah Ketika dipeluk mereka gelisah Ketika melihat Cahaya yang sangat cerah, menutup telinga Ketika suara yang mereka dengar sangat keras.

Kesulitan dalam mengatasi perubahan: Individu autis sering mengandalkan rutinitas yang terstruktur dan teratur. Perubahan yang tidak terduga atau transisi yang tidak dipersiapkan dengan baik dapat menyebabkan kecemasan dan kesulitan dalam mengelola emosi mereka, sehingga menimbulkan kecemasan yang berlebih dan kemarahan yang berlebih. dalam mengomunikasikan perasaan individu autis menghadapi kesulitan dalam mengomunikasikan perasaan mereka secara verbal. Mereka menggunakan bahasa tubuh, gambar untuk menyampaikan emosi mereka. Jika Orang terdekatnya tidak dapat memahami perasaannya maka mereka akan marah.

Kesulitan mengatur emosi yang kuat: Beberapa individu autis menghadapi kesulitan dalam mengontrol impuls dan merespons secara tepat terhadap situasi yang memicu emosi. Mereka membutuhkan strategi pengaturan diri yang lebih terstruktur untuk membantu mereka mengelola emosi yang kuat.

Gangguan Sensori beberapa indifidu dengan autisme juga mengalami gangguan sensori, yang di mana mereka memiliki respons yang berlebihan atau tidak wajar terhadap rangsangan sensori seperti suara, cahaya, atau sentuhan. Mereka tidak bisa mendengar suara keras yang berlebi dan tidak bisa melihat Cahaya yang berlebih jika ini terjadi maka mereka akan menutup telinga, mata untuk menghindari sumber suara , Cahaya yang mereka dengar dan mereka lihat. Hal ini dapat mempengaruhi emosional mereka dan menyebabkan ketidaknyamanan atau stress.

 

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks yang menimbulkan tantangan besar dalam interaksi social, komunikasi, dan pengelolaan emosi. Anak autis memiliki beberapa karakteristik dan gangguan yang berbeda dari anak normal, seperti kesulitan dalam berbicara, fokus, dan mengenali dan mengelola emosi. Ada beberapa strategi pendekatan yang digunakan dalam terapi anak autis meliputi terapi sensorik, terapi kognitif, terapi bermain dan sebagainya. Selain terapi khusus, peran keluarga dan pendidik juga menjadi penting dalam perkembangan emosi anak autis. Dukungan emosional dari keluarga khususnya orang tua dan pendidik dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak autisme.

 

Feresensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun