Mohon tunggu...
Hanny Aisyah
Hanny Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Luar Biasa Unesa

Saya Mahasiwa Unesa Dengan Kondisi Berkebutuhan Khusus ( Tuna Netra ). Saat Ini Saya Mencoba Untuk Menjadi Penulis Lepas Sesuai Dengan Hobby Saya. Semoga Terhibur dan Mengispirasi !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Emosi Pada Autis dan Pendekatan Untuk Membantu Mereka Berkembang

17 Mei 2024   09:55 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengatasi Emosi Pada Autis Dan Pendekatan Untuk Membantu Mereka

Berkembang

 

Hanny Aisyah/22010044127

Bernadeth Maria Ubung/22010044128

hanny.22127@mhs.unesa.ac.id

bernadth.22128@mhs.unesa.ac.id

 

Universitas Negeri Surabaya

Pendidikan Luar Biasa

Autisme adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan emosional. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai cara mengatasi emosi dan melakukan pendekatan terhadap anak autis untuk mendukung perkembangan emosional mereka. Anak dengan gangguan autisme sering kali mengalami kesulitan terutama dalam mengelola emosi. Metode-metode pendekatan atau strategi dalam kasus ini sangat diperlukan terutama untuk medukung perkembangan emosional anak autis, seperti terapi sensorik dan terapi perilaku. Dalam menghadapi tantangan emosional yang kompleks, individu dengan autisme membutuhkan pendekatan yang lebih khusus dan focus pada kebutuhan mereka. Dengan dukungan, pendekatan yang tepat dan efektif, mereka dapat mengembangkan keterampilan emosional yang penting untuk kehidupan sehari-hari mereka.

 

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan interaksi individu. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh individu dengan autisme yaitu mengatasi dan mengelola emosi mereka. Emosi yang sering terjadi dan sulit dikendalikan dapat menjadi hambatan dalam perkembangan autism. Menanggapi hal tersebut dibutuhkan pendekatan yang dapat membantu individu dengan autisme mengatasi emosi mereka dan berkembang dengan lebih baik. Beberapa strategi dan intervensi yang telah terbukti efektif dalam membantu individu dengan autisme mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan lebih baik yaitu terapi perilaku terapan. Terapi ini melibatkan pengaturan emosi, pengajaran keterampilan sosial, dan strategi pemecahan masalah kepada individu dengan autisme. Dengan bantuan terapis yang terlatih, maka individu dengan autisme dapat belajar mengenali emosi diri merekasendiri, mengidentifikasi pemicu emosi mereka , dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi emosi yang sulit ditangani.

 

Selain itu, juga ada pendekatan lain yang dapat membantu yaitu melalui pendekatan sensori. Individu dengan autisme sering memiliki kepekaan sensori yang sangat berlebih dan tinggi terhadap rangsangan lingkungan. Dengan memahami dan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan sensori mereka, individu dengan autisme dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan mereka.

Pentingnya dukungan keluarga dan pendidikan inklusif dalam membantu individu dengan autisme mengatasi emosi mereka. Dukungan emosional dan pemahaman dari keluarga, teman sebaya, dan pendidik dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi individu dengan autisme. Dengan adanya dukungan ini, individu dengan autisme dapat merasa lebih diterima dan termotivasi untuk mengembangkan keterampilan emosional mereka, sebab jika tidak ada dukungan dari keluarga, teman sebaya, pendidik maka mereka sulit mengendalikan perilaku-perilaku yang ada pada diri mereka, salah satunya mengendalikan emosi. Dengan adanya dukungan maka mereka dapat mengembangkan diri mereka, merasa nyaman dalam lingkungan tersebut dan tentu saja merasa diterima dalam lingkungan tersebut.

Dalam menghadapi tantangan emosional yang kompleks, individu dengan autisme membutuhkan pendekatan yang lebih khusus dan fokus pada kebutuhan mereka. Dengan

dukungan, pendekatan yang tepat dan efektif, mereka dapat mengembangkan keterampilan emosional yang penting untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Autisme memiliki karakterristik yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Menurut Asyharinur Ayuning Putriana Pitaloka, Safira Aura Fakhiratunnisa, Tika Kusuma Ningrum 2022 autisme yaitu gangguan pada perkembangan neurobiologis yang kompleks dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Autisme biasanya memiliki masalah dengan interaksi sosial dan komunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk berbicara, atau mereka tidak focus saat berkomunikasi. Terkadang penyitas autisme memiliki perilaku yang harus mereka lakukan atau yang mereka lakukan berulang-ulang, contohnya mengatakan kalimat yang sama berulang-ulang. Mereka terkadang juga menggunakan isyarat atau dengan cara menujuk sesuatu objek untuk menggambarkan isi hati mereka. Autisme juga terkadang memberikan respon yang berbeda jika mereka sedang mengalami kesedihan bahkan bisa melukai dirinya sendiri.

Dengan individu autisme memiliki karakter yang bisa saja sama dengan individu berkebutuhan khusus lainnya, namun perlu diingat setiap individu dengan gangguan autisme bisa saja ada karakteristik yang berbeda dan sama halnya individu autis dengan individu berkebutuhan khusus lainnya bisa saja memiliki perilaku yang sama atau berbeda, jadi perlunya kita memahami dan menginterfensi sejak dini sehingga karakter dengan individu autisme dapat dikenali.  

 Individu dengan autisme memiliki karakteristik gangguan social seperti tidak melihat lawan bicaranya ketika berbicara sebab, tatapan mata mereka sulit untuk fokus kepada satu opjek, ekspresi mereka cenderung datar, kurang menguasai cara untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, kurang terhadap timbalbalik social. Individu dengan autis juga memiliki gangguan komunikasi seperti keterlambatan berbahasa, penurunan kemampuan atau sulit mempertahankan percakapan dengan orang lain, mengulang kata, kalimat yang menurut mereka istimewa.

 Mereka juga memiliki gangguan perilaku yang berulang seperti bertepuk-tepuk tangan, tertawa berlebihan dan berulang-ulang , asyik dengan satu benda seperti memutar roda mobilmobilan , memperhatikan kipas angin dan sebagainya. Tak hanya itu individu dengan autisme juga memiliki gangguan seperti.

 Kesulitan dalam mengenali dan memahami emosi: beberapa Individu dengan autisme kesulitan dalam mengenali dan memahami emosi mereka sendiri ataupun emosi orang lain. Mereka memiliki kesulitan dalam membaca ekspresi wajah, intonasi suara. Dan bahasa tubuh. Mereka mengalami kesulitan mengekspresikan emosi mereka sendiri dan mengalami kesulitan mengenali dan memahami ekspresi emosi Orang lain.

 

 

 Emosi yang sering terjadi dan sulit dikendalikan: beberapa indifidu autism kesulitan dalam mengendalikan emosi mereka, sehingga dapat mengalami ledakan emosi atau reaksi yang berlebihan dan secara tiba-tiba dalam situasi tertentu.

 

 Kesulitan dalam mengalihkan perhatian dari emosi yang kuat: Ketika individu dengan autisme mengalami emosi yang kuat, maka mereka menghadapi kesulitan dalam mengalihkan perhatian mereka ke hal-hal yang lain. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk fokus pada tugas atau interaksi sosial yang sedang berlangsung. Seperti halnya saja Ketika pembelajaran dikelas , dengan indifidu autism mereka mengalami kesulitan untuk focus kepada pembelajaran dikelas Ketika emosi mereka sangat kuat pada waktu pembelajaran berlangsung tersebut.

 

 Perubahan rutinitas dan emosi: Perubahan rutinitas atau lingkungan dapat mempengaruhi emosi individu dengan autisme. Mereka akan merasa cemas atau tidak nyaman ketika terjadi perubahan yang tidak terduga, ini dapat memengaruhi stabilitas emosional mereka. Seperti halnya saja perubahan jam makan , jam pergi kesekolah atau perubahan arah jalan yang biasa mereka setiap hari lalui , Ketika itu berubah maka indifidu dengan gangguan autism akan menunjukkan emosi dan kemarahan , sebab rutinnitas mereka berubah , bahkan jika posisi barang di Rumah indifidu dengan gangguan autis berubah mereka juga akan emosi , karena lingkungan mereka berubah sehingga mereka merasa tidak nyaman dan menunjukkan emosi.  Gangguan Kecemasan: individu dengan autisme seringkali memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggidari Orang-Orang pada umumnya. Mereka mengalami kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan yang tidak proporsional, dan kesulitan dalam menghadapi perubahan rutinitas atau situasi sosial yang baru atau Ketika saat itu terjadi.

 Gangguan Perilaku beberapa individu dengan autisme dapat mengalami gangguan perilaku seperti hiperaktivitas, agresi, atau perilaku menarik diri. Hal ini terjadi karena indifidu autism kesulitan dalam mengelola emosi, komunikasi yang terbatas, atau kesulitan dalam memahami aturan social.

 Gangguan Mood beberapa indifidu autisme juga mengalami gangguan suasana hati seperti depresi atau bipolar. Mereka menunjukkan perubahan drastis dalam suasana hati, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka lakukan , atau mengalami perasaan sedih yang berlebihan. Oleh karena itu pentingnya menghindari makanan yang memiliki protein yang tinggi , garam yang tinggi , gula yang tinggi , dan perlu menghindari tepung dan micin sehingga indifidu dengan autisme dapat lebih focus dan mood mereka lebih baik.

 

 Gangguan Tidur beberapa individu dengan autisme mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau tidur yang terganggu seringkali terjadi pada indifidu dengan autisme. Merekamengalami kesulitan untuk tidur , bangun terlalu awal, atau mengalami mimpi buruk yang sering.

 Kesulitan dalam mengatur perasaan yang intens Individu autis mengalami perasaan yang intens, seperti kecemasan, marah, atau kegembiraan yang berlebihan. Mereka menghadapi kesulitan dalam mengatur dan mengekspresikan emosi tersebut dengan cara yang sesuai. Kesulitan dalam memahami dan mengenali emosi orang lain Individu autis menghadapi kesulitan dalam memahami ekspresi wajah, bahasa tubuh yang dapat mengindikasikan emosi orang lain. Hal inimenyulitkan indifidu autis dalam merespons secara tepat terhadap perasaan orang lain.

 

 Sensitivitas terhadap lingkungan banyak individu autis memiliki sensitivitas sensorik yang tinggi terhadap suara, cahaya, dan sentuhan. Sensasi yang berlebihan atau tidak nyaman dapat mempengaruhi emosi mereka dan membuat mereka lebih rentan terhadap kelelahan emosional. Mereka bisa saja marah Ketika dipeluk mereka gelisah Ketika melihat Cahaya yang sangat cerah, menutup telinga Ketika suara yang mereka dengar sangat keras.

Kesulitan dalam mengatasi perubahan: Individu autis sering mengandalkan rutinitas yang terstruktur dan teratur. Perubahan yang tidak terduga atau transisi yang tidak dipersiapkan dengan baik dapat menyebabkan kecemasan dan kesulitan dalam mengelola emosi mereka, sehingga menimbulkan kecemasan yang berlebih dan kemarahan yang berlebih. dalam mengomunikasikan perasaan individu autis menghadapi kesulitan dalam mengomunikasikan perasaan mereka secara verbal. Mereka menggunakan bahasa tubuh, gambar untuk menyampaikan emosi mereka. Jika Orang terdekatnya tidak dapat memahami perasaannya maka mereka akan marah.

Kesulitan mengatur emosi yang kuat: Beberapa individu autis menghadapi kesulitan dalam mengontrol impuls dan merespons secara tepat terhadap situasi yang memicu emosi. Mereka membutuhkan strategi pengaturan diri yang lebih terstruktur untuk membantu mereka mengelola emosi yang kuat.

Gangguan Sensori beberapa indifidu dengan autisme juga mengalami gangguan sensori, yang di mana mereka memiliki respons yang berlebihan atau tidak wajar terhadap rangsangan sensori seperti suara, cahaya, atau sentuhan. Mereka tidak bisa mendengar suara keras yang berlebi dan tidak bisa melihat Cahaya yang berlebih jika ini terjadi maka mereka akan menutup telinga, mata untuk menghindari sumber suara , Cahaya yang mereka dengar dan mereka lihat. Hal ini dapat mempengaruhi emosional mereka dan menyebabkan ketidaknyamanan atau stress.

 

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks yang menimbulkan tantangan besar dalam interaksi social, komunikasi, dan pengelolaan emosi. Anak autis memiliki beberapa karakteristik dan gangguan yang berbeda dari anak normal, seperti kesulitan dalam berbicara, fokus, dan mengenali dan mengelola emosi. Ada beberapa strategi pendekatan yang digunakan dalam terapi anak autis meliputi terapi sensorik, terapi kognitif, terapi bermain dan sebagainya. Selain terapi khusus, peran keluarga dan pendidik juga menjadi penting dalam perkembangan emosi anak autis. Dukungan emosional dari keluarga khususnya orang tua dan pendidik dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak autisme.

 

Feresensi :

 

Sulistyawati, E. 2018. PENERAPAN METODE TERAPI PERILAKU PADA ANAK USIA DINI DENGAN AUTISME (STUDI DESKRIPTIF DI PUSAT LAYANAN DISABILITAS DAN PENDIDIKAN INKLUSIF KOTA SURAKARTA DAN MUTIARA CENTER KOTA SURAKARTA).

Pitaloka, A. A. P., Fakhiratunnisa, S. A., & Ningrum, T. K. 2022. KONSEP DASAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Jurnal Pendidikan dan Sains, 2(1), 26-42.

https://www.honestdocs.id/gejala-autism-spectrum-disorder-(asd)-yang-perlu-anda-ketahui

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/kelainan-mental/autisme

https://www.kompasiana.com/nisrinafitry283154/65534d65ee794a15b94af4b3/apa-itumanajemen-perilaku-memahami-bagaimana-anak-anak-dengan-autism-spectrum-disorder-asdbelajar-dan-berprilaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun