Mohon tunggu...
Hanny Aisyah
Hanny Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Luar Biasa Unesa

Saya Mahasiwa Unesa Dengan Kondisi Berkebutuhan Khusus ( Tuna Netra ). Saat Ini Saya Mencoba Untuk Menjadi Penulis Lepas Sesuai Dengan Hobby Saya. Semoga Terhibur dan Mengispirasi !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Emosi Pada Autis dan Pendekatan Untuk Membantu Mereka Berkembang

17 Mei 2024   09:55 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan interaksi individu. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh individu dengan autisme yaitu mengatasi dan mengelola emosi mereka. Emosi yang sering terjadi dan sulit dikendalikan dapat menjadi hambatan dalam perkembangan autism. Menanggapi hal tersebut dibutuhkan pendekatan yang dapat membantu individu dengan autisme mengatasi emosi mereka dan berkembang dengan lebih baik. Beberapa strategi dan intervensi yang telah terbukti efektif dalam membantu individu dengan autisme mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan lebih baik yaitu terapi perilaku terapan. Terapi ini melibatkan pengaturan emosi, pengajaran keterampilan sosial, dan strategi pemecahan masalah kepada individu dengan autisme. Dengan bantuan terapis yang terlatih, maka individu dengan autisme dapat belajar mengenali emosi diri merekasendiri, mengidentifikasi pemicu emosi mereka , dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi emosi yang sulit ditangani.

 

Selain itu, juga ada pendekatan lain yang dapat membantu yaitu melalui pendekatan sensori. Individu dengan autisme sering memiliki kepekaan sensori yang sangat berlebih dan tinggi terhadap rangsangan lingkungan. Dengan memahami dan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan sensori mereka, individu dengan autisme dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan mereka.

Pentingnya dukungan keluarga dan pendidikan inklusif dalam membantu individu dengan autisme mengatasi emosi mereka. Dukungan emosional dan pemahaman dari keluarga, teman sebaya, dan pendidik dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi individu dengan autisme. Dengan adanya dukungan ini, individu dengan autisme dapat merasa lebih diterima dan termotivasi untuk mengembangkan keterampilan emosional mereka, sebab jika tidak ada dukungan dari keluarga, teman sebaya, pendidik maka mereka sulit mengendalikan perilaku-perilaku yang ada pada diri mereka, salah satunya mengendalikan emosi. Dengan adanya dukungan maka mereka dapat mengembangkan diri mereka, merasa nyaman dalam lingkungan tersebut dan tentu saja merasa diterima dalam lingkungan tersebut.

Dalam menghadapi tantangan emosional yang kompleks, individu dengan autisme membutuhkan pendekatan yang lebih khusus dan fokus pada kebutuhan mereka. Dengan

dukungan, pendekatan yang tepat dan efektif, mereka dapat mengembangkan keterampilan emosional yang penting untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Autisme memiliki karakterristik yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Menurut Asyharinur Ayuning Putriana Pitaloka, Safira Aura Fakhiratunnisa, Tika Kusuma Ningrum 2022 autisme yaitu gangguan pada perkembangan neurobiologis yang kompleks dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Autisme biasanya memiliki masalah dengan interaksi sosial dan komunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk berbicara, atau mereka tidak focus saat berkomunikasi. Terkadang penyitas autisme memiliki perilaku yang harus mereka lakukan atau yang mereka lakukan berulang-ulang, contohnya mengatakan kalimat yang sama berulang-ulang. Mereka terkadang juga menggunakan isyarat atau dengan cara menujuk sesuatu objek untuk menggambarkan isi hati mereka. Autisme juga terkadang memberikan respon yang berbeda jika mereka sedang mengalami kesedihan bahkan bisa melukai dirinya sendiri.

Dengan individu autisme memiliki karakter yang bisa saja sama dengan individu berkebutuhan khusus lainnya, namun perlu diingat setiap individu dengan gangguan autisme bisa saja ada karakteristik yang berbeda dan sama halnya individu autis dengan individu berkebutuhan khusus lainnya bisa saja memiliki perilaku yang sama atau berbeda, jadi perlunya kita memahami dan menginterfensi sejak dini sehingga karakter dengan individu autisme dapat dikenali.  

 Individu dengan autisme memiliki karakteristik gangguan social seperti tidak melihat lawan bicaranya ketika berbicara sebab, tatapan mata mereka sulit untuk fokus kepada satu opjek, ekspresi mereka cenderung datar, kurang menguasai cara untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, kurang terhadap timbalbalik social. Individu dengan autis juga memiliki gangguan komunikasi seperti keterlambatan berbahasa, penurunan kemampuan atau sulit mempertahankan percakapan dengan orang lain, mengulang kata, kalimat yang menurut mereka istimewa.

 Mereka juga memiliki gangguan perilaku yang berulang seperti bertepuk-tepuk tangan, tertawa berlebihan dan berulang-ulang , asyik dengan satu benda seperti memutar roda mobilmobilan , memperhatikan kipas angin dan sebagainya. Tak hanya itu individu dengan autisme juga memiliki gangguan seperti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun