Kau, datang membawa serangkaian kuntum yang menyajikan wewangian begitu merebak, keharumannya merumputi seluruh taman hati, yang sekian lama berpagar duri.
16 Mei..
Lahirlah serumpun asa yang mengangkasa, berputik langit berwarna-warna di cakrawala, menjadi pelangi-pelangi terindah yang pernah ada.
Jiwa bertengger pada pelupuk mega, rasa berlari berarak awan, begitu penuh syarat kebahagiaan yang tinggi melampaui gunung-gunung bebukitan.
Hari itu, tak pernah kan mati, walau waktu jauh berlari meninggalkannya, aku selalu menunggu kehadirannya di sepi malam-malamku, di hening senja soreku.
*
Kini hantaran angan mengusik lamunanku, kala sore itu di penghujung langit senja yang lembayung sedikit bermurung, kau tebarkan senyuman mu yang menyejukan pikiranku dari berbagai kecamuk yang membelah benak'ku.
Dia, tatap mataku nanar, entah sepertinya ada sesuatu yang tawar, apakah itu? entahlah sesaat sebelum akhirnya kau lambaikan tangan mu bergetar, perlahan senja pun memudar, bersama kepergiannya yang menyisakan seribu tanya yang terlantar.
*
Kini musim terdampar di tengahan hujan yang selalu menghantar, kabut-kabut dan angin-angin menggelepar, aku merasakan ada desakan getar-getar yang menyelebar, di seluruh rongga-rongga kerinduan hatiku.
Februari ..