Mohon tunggu...
Hannatul jannah
Hannatul jannah Mohon Tunggu... Guru - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Kun 'Aliman wa la Takun Jahilan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Teori Ekologi Bronfenbrenner terhadap Pendidikan Karakter Bangsa

17 April 2021   09:10 Diperbarui: 17 April 2021   09:21 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FITK UIN Walisongo

Hannatul Jannah

1903016016

PAI 4A

PENGARUH TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Oleh: Hannatul Jannah

(1903016016)

A. PENDAHULUAN

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia terdiri atas unsur jiwa dan raga dan telah diciptakan oleh Tuhan dengan segala potensi yang ada di dalam diri manusia itu sendiri (Fihris, 2015:67). Potensi-potensi itu dapat berkembang melalui pengaruh-pengaruh dari luar. Perkembangan potensi manusia dapat mengarah ke arah yang buruk dan ke arah yang baik. Oleh karena itu, manusia harus dididik untuk mengasah potensi-potensi tersebut agar berkembang ke arah yang baik dan mencegah kemungkinan-kemungkinan terjadinya perkembangan ke arah yang buruk.

Dede Rosyada berpendapat bahwa pembelajaran bukan hanya sebuah proses untuk menghasilkan pemahaman ilmu sebanyak-banyaknya, tetapijuga perubahan sikap dan tindakan untuk bisa hidup harmoni antara manusia dengan alam (Rosyada, 2019).  Pendapat ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang disebutkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nasional ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak  hanya  membentuk  manusia yang cerdas secara intelektual saja, namun juga manusia yang berkarakter akhlak mulia. Dengan begitu harapan dengan adanya tujuan pendidikan nasional tersebut dapat melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Saat ini disadari bahwa persoalan yang akan dihadapi tidaklah semakin sederhana, namun semakin kompleks. Adanya globalisasi menjadi pengaruh besar dalam membawa perubahan pada setiap bidang dan setiap elemen masyarakat. Seperti yang telah diketahui bahwa globalisasi tidak hanya membawa dampak positif namun juga membawa dampak negatif. Maka dari itu, dibutuhkan sikap selektif untuk menghadapi setiap yang dibawa oleh globalisasi tersebut. Dalam menghadapi persoalan yang semakin kompleks, dibutuhkan generasi yang mampu berpikir kreatif, inovatif, berkarakter dan bangga menjadi bangsa Indonesia. Maka disini yang dibutuhkan adalah pendidikan karakter yang kuat.

Dari penjelasan di atas, tulisan ini akan menjelaskan tentang pengaruh teori ekologi Bronfenbrenner terhadap pendidikan karakter bangsa. Dengan memahami pengaruh teori ekologi Bronfenbrenner terhadap pendidikan karakter bangsa kemudian mengimplementasikannya dalam subsistem keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan sekitar maka diharapkan karakter baik akan terbentuk dan tertanam kuat dalam masing-masing individu.

B. PEMBAHASAN

Pengertian dan Konsep Pendidikan Karakter

Karakter merupakan nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Samani dan Haryanto, 2011: 83). Karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang universal dan meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya. (Fathurrahman, 2011: 18). Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang dan merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang universal dan meliputi seluruh aktivitas manusia. Nilai-nilai prilaku manusia dapat dicerminkan dari prilaku yang mendasari seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sehingga nilai-nilai karakter ini dapat diterapkan melalui pendidikan dan dari konsep karakter ini muncul yang namanya konsep pendidikan karakter. 

Pendidikan karakter diartikan sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya. (Zubaedi, 2011: 26). Pendidikan karakter ini dilakukan untuk membangun dan mengembangkan karakter peserta didik yang bijak dalam bersikap sehingga menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi sesama manusia dan juga bermanfaat bagi alam.

Teori Ekologi Perkembangan

Urie Bronfenbrenner merupakan pencetus dari teori ekologi perkembangan yaitu ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat (Bronfenbrenner, 1986: 6). Teori ekologi perkembangan sendiri dipengaruhi oleh lingkungan dapat memberikan dampak perilaku pada individu. Artinya hubungan atau interaksi yang terjadi antarindividu dapat memberikan perilaku individu tersebut. Lingkungan sekitar individu dapat memberikan gambaran dan mengklarifikasi dampak dari interaksi antarindividu. Interaksi individu tersebut dapat dilihat pada subsistem dalam teori ekologi.

Prinsip dasar dari teori ekologi perkembangan adalah anak-anak memiliki prilaku dominan yang dipengaruhi oleh banyak konteks pengaturan kehidupan antara lain keluarga, teman sebaya, sekolah, sosial budaya, kepercayaan, dan ekonomi (Bronfenbrenner & Morris, 1998: 234). Hal ini dijelaskan melalui interaksi langsung dan menjadikan dampak perilaku pada anak yang dipengaruhi oleh sistem pada teori ekologi perkembangan. Sistem pada teori ini dibedakan menjadi beberapa subsistem, antara lain: mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem.

Mikrosistem merupakan lingkungan yang paling dekat dengan pribadi peserta didik yaitu  keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan hal-hal lain yang sehari-hari ditemui oleh peserta didik. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial tersebut. Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi individu ikut aktif membangun setting pada mikrosistem ini.

Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem dimana masalah yang terjadi dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi mikrosistem yang lain. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan tetangga.

Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar dimana anak tidak terlibat interaksi secara langsung. Akan tetapi dapat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sebagai contoh, jam kerja orang tua bertambah yang menyebabkan peserta didik kehilangan interaksi dengan orang tuanya sehingga kurangnya keterlibatan orang tua dalam pola asuh tersebut akan mempengaruhi perkembangan anak.

Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain sebagainya, dimana individu berada. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapisan makrosistem tersebut akan berpengaruh pada keseluruhan interaksi di semua lapisan. Misalnya, jika kebudayaan masyarakat menggariskan bahwa orangtua bertanggungjawab untuk membesarkan anak-anaknya, maka hal tersebut akan mempengaruhi struktur di mana orangtua akan menjalankan fungsi psikoedukasinya.

Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku (Purnama: 2016: 135). Contohnya seperti perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya seperti internet dan gadget yang dapat membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan.

Pendidikan Karakter dalam Teori Ekologi Perkembangan Anak

Menurut teori ekologi memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut (Yuliawan & Taryatman, 2020: 1054-1056). Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi. Teori ekologi mencoba melihat interaksi manusia dalam sistem.

Menurut teori ekologi dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak oleh interaksi antara seorang anak dengan lingkingan, jika lingkungan nya baik maka anak tersebut berpotensi besar untuk menjadi baik, dan begitu juga sebalikya jika lingkungannya buruk maka anak berpotensi besar untuk menjadi buruk.

Pendidikan Karakter dalam Subsistem Keluarga

Keluarga memiliki peran dalam pembentukan karakter anak karena interaksi dalam keluarga memberikan pengaruh pada perkembangan perilaku anak baik ke arah yang baik ataupun sebaliknya. Suasana yang terbangun dalam keluarga dapat menjadikan outcome karakter anak baik ataupun sebaliknya. Keluarga merupakan unit kecil dalam lingkungan anak, dimana posisi keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak. Kebutuhan fisiologis dan psikologis dalam kehidupan sehari-hari tercakup dalam subsistem keluarga. Sehingga keluarga menjadi bagian pertama dalam pembentukan karakter.

Pendidikan karakter dalam keluarga bisa memberikan kebiasaan dalam prilaku anak. Karakter dapat dikembangkan dengan tahap pengetahuan, dilakukan, dan kebiasaan (Yuliawan, 2016: 105). Hal tersebut menunjukan bahwa karakter tidak hanya memiliki pengetahuan saja, namun direfleksikan pada tindakan dan pembiasaan. Dengan dilakukan secara berulang-ulang, maka karakter pada anak akan terbentuk.

Pendidikan Karakter dalam Subsistem Teman Sebaya

Salah satu subsistem dari mikrosistem dalam teori ekologi perkembangan adalah subsistem teman sebaya. Teman sebaya memiliki peran khusus karena berinteraksi dengan anak secara sosial. Hal ini dikarenakan pada usia kanak-kanak sampai akhir anak mempunyai standar dan norma pada perilaku dari teman sebaya. Anak lebih mengikuti norma teman sebaya dibandingkan dengan norma yang ada dalam lingkungan rumah dan di sekolah sehingga teman sebaya memiliki peran penting dalam perkembangan perilaku anak dalam sisi emosional dan sosial. Kekuatan kelompok dari teman sebaya merupakan sumber tekanan bagi remaja yang menjadi sumber dukungan emosional selama masa transisi remaja (Feldman, 2008). Mengacu pada penjelasan ini maka teori ekologi perkembangan beranggapan bahwa teman sebaya memiliki karakteristik untuk mempengaruhi perilaku anak akibat kebiasaan mereka berinteraksi.

Pendidikan Karakter dalam Subsitem Lingkungan Sekolah

Dunia pendidikan dapat dijadikan sarana untuk anak tumbuh dan berkembang. Salah satunya adalah pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah. Pendidikan karakter menjadi bagian subsistem pada mikrosistem dalam mengembangkan karakter anak. Sekolah merupakan tempat kedua yang memiliki peran untuk mengajarkan pendidikan pada anak setelah rumah (Salim & Kurniawan, 2012: 268). Selain di rumah waktu yang dipunyai anak akan dihabiskan oleh anak dalam kesehariannya di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan peran sekolah menjadi penting dalam perkembangan karakter anak.

Pendidikan karakter tidak serta merta dilakukan parsial di sekolah. Secara bertahap anak dikenalkan dengan nilai-nilai karakter secara kognitif, afektif, dan psikomotornya sebagai pengenalan secara nyata. Pendapat ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang disebutkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka kalam kurikulum sekarang pendidikan karakter sangatlah diperlu diterapkan.

Pembiasaan pada anak yang diintegrasikan pada pembelajaran di kelas membuat karakter anak akan tertanam yang diwujudkan pada perilaku. Pada proses pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai dimana didalamnya terkandung pada mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata pada anak (Kurniawan, 2013: 47). Dengan demikian proses internalisasi nilai-nilai akan lebih melekat pada anak.

Pendidikan Karakter dalam Subsistem Lingkungan Masyarakat

Subsistem lingkungan masyarakat menjadi bagian perkembangan karakter anak diluar lingkungan sekolah dan keluarga. Hal ini disebabkan karena kehidupan anak pasti akan mengikuti budaya dari lingkungan masyarakat yang ditinggali. Lingkungan masyarakat juga bisa menjadi pendidikan karakter pada anak. Masyarakat yang terdiri dari beragam individu membuat perkembangan karakter anak mengikuti hasil dari interaksi didalamnya. Lingkungan masyarakat kental akan budaya yang dilakukan sehari-hari menjadikan proses ideal pendidikan karakter pada anak. Maka melalui interaksi lingkungan masyarakat dengan budaya pendidikan karakter dapat diinternalisasikan kepada anak.

KESIMPULAN

Teori ekologi perkembangan dipengaruhi oleh lingkungan dapat memberikan dampak perilaku pada individu. Teori ini memberikan kajian hubungan timbal balik antara anak dengan keluarga, antara anak dengan teman sebaya, antara anak dengan lingkungan sekolah, dan antara anak dengan lingkungan masyarakat. Melalui teori ini juga dapat disajikan pemahaman tentang interaksi antar individu yang dinamis dan kompleks. Dengan demikian pendidikan karakter dapat ditanamkan menggunakan teori ekologi perkembangan yang dijelaskan pada masing-masing subsistem yaitu mikrosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Ketika subsistem-subsistem ini berjalan dengan baik maka perkembangan anakpun akan berkembang dengan baik dan sebaliknya, apabila subsistem-subsistem ini tidak berjalan dengan baik maka perkembangan anakpun tidak berjalan dengan baik karena pada masing-masing subsistem akan memberikan dampak pada karakter anak sesuai dengan pengaturan interaksi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bronfenbrenner, U. 1986. “Ecology of the Family as A Context for Human Development Research Perspectives” Psycoligical Review IOJ. 22(6).

Bronfenbrenner, U. dan Morris. 1998. The Ecology of Developmental Processes (In W. Damo). New York: Wiley Blackwel.

Fathurroman, Pupuh. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Feldman, P. 2008. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Fihris. 2015. Ilmu Pendidikan Islam Teori-Praktis. Semarang : Karya Abadi Jaya.

Kurniawan. 2013. Konsepsi dan Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Purnama, S. 2016. “Elementsof Child-Friendly Environment: The Effort to Provide an Ant-I Violence Learning Environment”. Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education. 1(1): 131–140.

Rosyada, Dede. 2016 “Antara Pendidikan dan Pembelajaran”. https://www.uinjkt.ac.id/id/antara-pendidikan-dan-pembelajaran/ Diakses 6 Desember 2019 pukul 12:41 WIB.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Salim, M. H., & Kurniawan, S. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (1).

Yuliawan, D. 2016. “Pembentukan Karakter Anak dengan Jiwa Sportif melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan”. Sportif. 2(1): 101–112.

Yuliawan, Dhedhy., & Taryatman. 2020.  “Pendidikan Karakter dalam Kajian Teori Ekologi Perkembangan”. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An. 7(1): 1054-1056.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Yuliawan, Dhedhy., & Taryatman. 2020.  “Pendidikan Karakter dalam Kajian Teori Ekologi Perkembangan”. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An. 7(1): 1054-1056.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun