Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain sebagainya, dimana individu berada. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapisan makrosistem tersebut akan berpengaruh pada keseluruhan interaksi di semua lapisan. Misalnya, jika kebudayaan masyarakat menggariskan bahwa orangtua bertanggungjawab untuk membesarkan anak-anaknya, maka hal tersebut akan mempengaruhi struktur di mana orangtua akan menjalankan fungsi psikoedukasinya.
Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku (Purnama: 2016: 135). Contohnya seperti perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya seperti internet dan gadget yang dapat membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan.
Pendidikan Karakter dalam Teori Ekologi Perkembangan Anak
Menurut teori ekologi memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut (Yuliawan & Taryatman, 2020: 1054-1056). Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi. Teori ekologi mencoba melihat interaksi manusia dalam sistem.
Menurut teori ekologi dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak oleh interaksi antara seorang anak dengan lingkingan, jika lingkungan nya baik maka anak tersebut berpotensi besar untuk menjadi baik, dan begitu juga sebalikya jika lingkungannya buruk maka anak berpotensi besar untuk menjadi buruk.
Pendidikan Karakter dalam Subsistem Keluarga
Keluarga memiliki peran dalam pembentukan karakter anak karena interaksi dalam keluarga memberikan pengaruh pada perkembangan perilaku anak baik ke arah yang baik ataupun sebaliknya. Suasana yang terbangun dalam keluarga dapat menjadikan outcome karakter anak baik ataupun sebaliknya. Keluarga merupakan unit kecil dalam lingkungan anak, dimana posisi keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak. Kebutuhan fisiologis dan psikologis dalam kehidupan sehari-hari tercakup dalam subsistem keluarga. Sehingga keluarga menjadi bagian pertama dalam pembentukan karakter.
Pendidikan karakter dalam keluarga bisa memberikan kebiasaan dalam prilaku anak. Karakter dapat dikembangkan dengan tahap pengetahuan, dilakukan, dan kebiasaan (Yuliawan, 2016: 105). Hal tersebut menunjukan bahwa karakter tidak hanya memiliki pengetahuan saja, namun direfleksikan pada tindakan dan pembiasaan. Dengan dilakukan secara berulang-ulang, maka karakter pada anak akan terbentuk.
Pendidikan Karakter dalam Subsistem Teman Sebaya
Salah satu subsistem dari mikrosistem dalam teori ekologi perkembangan adalah subsistem teman sebaya. Teman sebaya memiliki peran khusus karena berinteraksi dengan anak secara sosial. Hal ini dikarenakan pada usia kanak-kanak sampai akhir anak mempunyai standar dan norma pada perilaku dari teman sebaya. Anak lebih mengikuti norma teman sebaya dibandingkan dengan norma yang ada dalam lingkungan rumah dan di sekolah sehingga teman sebaya memiliki peran penting dalam perkembangan perilaku anak dalam sisi emosional dan sosial. Kekuatan kelompok dari teman sebaya merupakan sumber tekanan bagi remaja yang menjadi sumber dukungan emosional selama masa transisi remaja (Feldman, 2008). Mengacu pada penjelasan ini maka teori ekologi perkembangan beranggapan bahwa teman sebaya memiliki karakteristik untuk mempengaruhi perilaku anak akibat kebiasaan mereka berinteraksi.
Pendidikan Karakter dalam Subsitem Lingkungan Sekolah