Akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional dalam beberapa aspek utama:
- Prinsip Dasar:
  - Akuntansi Konvensional: Mengikuti prinsip-prinsip seperti keuntungan maksimal, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan, dan tidak ada larangan terhadap bunga (riba).
  - Akuntansi Syariah: Mengikuti prinsip-prinsip Islam yang melarang riba (bunga), mewajibkan keadilan dalam transaksi, menghindari spekulasi, dan mempromosikan tanggung jawab sosial.
- Tujuan Akuntansi:
  - Akuntansi Konvensional: Lebih fokus pada aspek keuntungan dan pertumbuhan bisnis.
  - Akuntansi Syariah: Selain mengoptimalkan keuntungan, juga memperhatikan aspek moral dan etika Islam, serta keadilan dalam distribusi kekayaan.
- Instrumen Keuangan:
  - Akuntansi Konvensional: Menggunakan instrumen keuangan seperti bunga, opsi saham, dan derivatif.
  - Akuntansi Syariah: Membatasi penggunaan instrumen-instrumen yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, seperti bunga (riba), perjudian (maisir), dan spekulasi berlebihan (gharar).
- Pengelolaan Risiko:
  - Akuntansi Konvensional: Menggunakan instrumen derivatif untuk mengelola risiko, termasuk risiko suku bunga dan nilai tukar.
  - Akuntansi Syariah: Mendorong penggunaan mekanisme yang lebih adil dan transparan dalam mengelola risiko, dengan menghindari instrumen-instrumen yang dianggap bertentangan dengan prinsip syariah.
- Pelaporan Keuangan:
  - Akuntansi Konvensional: Melakukan pelaporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang umum diterima secara internasional (GAAP atau IFRS).
  - Akuntansi Syariah: Melakukan pelaporan keuangan yang mencerminkan aspek-aspek syariah, seperti zakat, sedekah, dan profit-sharing arrangements.