Mohon tunggu...
Hanivatul
Hanivatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Akuntansi Asuransi Syariah

23 April 2024   14:38 Diperbarui: 23 April 2024   21:42 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kelompok 4 HES 6A:

1. Dheananda Ardilla Fahmy 2121111008

2. Hanivatul 212111032

3. Toby Yusuf Azhar 212111037

4. Ramdhan Hidayat 212111109

5. Ailsa Damara Putri 212111089

1. Apa yang dimaksud akuntansi asuransi syariah?

Dalam bahasa Arab, akuntansi disebut muhasabah yang berasal dari kata hasaba, hasibah, muhasabah yang artinya menimbang, memperhitungkan, mengkalkulasi, mendata atau menghisab. Sedangkan secara terminology akuntansi syariah yaitu suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung riba, maisir, gharar, barang yang diharamkan, dan membahayakan.

2. Apa saja prinsip-prinsip akuntansi asuransi dalam asuransi syariah dan bagaimana implementasinya?

Prinsip-prinsip akuntansi asuransi dalam asuransi syariah

  • Prinsip Pertanggung Jawaban

Akuntansi syariah memiliki prinsip pertanggungjawaban sebagai salah satu bentuk implementasi dari ajaran yang tertera dalam Al Quran. Maksudnya, setiap manusia diajarkan untuk selalu bertanggungjawab atas perbuatannya. Dalam hal ini, transaksi yang dilakukan seorang pebienis harus dipertanggungjawabkan secara konkret melalui laporan keuangan atau laporan akuntansi.

  • Prinsip Keadilan

Akuntansi syariah juga berjalan menggunakan prinsip keadilan sesuai dengan yang diajarkandalam agama Islam. Setiap manusia harus berperilaku adil kepada siapapun. Prinsip keadalian dalam akuntansi syariah sendiri memiliki dua pengertian. Pertama, prinsip keadilan yang berkaitan dengan praktek moral, yakni kejujuran. Kejujuran ini sangat penting supaya informasi akuntansi yang disajikan tidak menyesatkan dan merugikan masyarakat. Kedua, prinsip keadilan berasal dari kata adil yang bersifat fundamental dan berpijak pada nilai- nilai syariah serta moral. Artinya, keadilan ini menjadi pendorong untuk melakukan upaya dekonstruksi terhadap pembangunan akuntasi modern menjadi akuntansi alternatif yang lebih baik.

  • Prinsip Kebenaran

Akuntansi syariah juga memiliki prinsip kebenaran yang berkesinambungan dengan prinsip keadilan. Adanya prinsip kebenaran ini akan menciptakan keadilan dalam mengankui, mengukur dan melaporkan setiap transaksi ekonomi. Karena, pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi keuangan akan berjalan baik bila memiliki rasa kebenaran.

Implementasi dari prinsip-prinsip tersebut dalam praktik akuntansi syariah dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

  • Penerapan PrinsipPertanggungjawaban

Setiap bisnis harus mengimplementasikan sistem akuntansi yang memungkinkan mereka untuk secara jelas dan transparan bertanggung jawab atas setiap transaksi yang dilakukan. Ini dilakukan melalui penyusunan laporan keuangan yang akurat dan terpercaya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

  • Praktik Keadilan dalam Akuntansi

Bisnis harus memastikan bahwa praktek akuntansi yang mereka terapkan adil dan jujur. Hal ini mencakup pengungkapan informasi secara lengkap dan jelas dalam laporan keuangan, serta menghindari praktik-praktik yang dapat menyesatkan pihak lain.

  • Penegakan Prinsip Kebenaran

Akuntansi syariah juga harus memastikan bahwa setiap transaksi dan informasi yang dilaporkan adalah benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini melibatkan penggunaan metode pengukuran yang sesuai dan penyusunan laporan keuangan yang mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari perusahaan.

Melalui implementasi prinsip-prinsip ini, akuntansi syariah dapat menjadi instrumen yang efektif dalam menciptakan keadilan ekonomi dan menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya bagi para pemangku kepentingan.

3. Apa standar yang digunakan dalam akuntansi asuransi syariah?

Standar yang digunakan dalam akuntansi syariah adalah International Financial Reporting Standards for Islamic Financial Institutions (IFRS for IFIs) yang dikeluarkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI). Standar ini mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam industri keuangan Islam. Beberapa standar yang termasuk dalam IFRS for IFIs antara lain:

  • Standar Akuntansi Syariah (Shari'a Standards): Mengatur prinsip-prinsip akuntansi syariah yang harus diikuti oleh lembaga keuangan Islam.
  • Standar Pelaporan Keuangan (Financial Reporting Standards): Mengatur penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi syariah.
  • Standar Pengukuran Keuangan (Financial Measurement Standards): Mengatur pengukuran instrumen keuangan dan penilaian investasi syariah.
  • Standar Transaksi Keuangan (Financial Transactions Standards): Mengatur pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi keuangan syariah.
  • Standar Akuntansi Syariah untuk Bank (Shari'a Standards for Islamic Banks): Mengatur prinsip-prinsip akuntansi syariah yang khusus diterapkan oleh bank-bank syariah.
  • Standar Akuntansi Syariah untuk Asuransi (Shari'a Standards for Takaful): Mengatur prinsip-prinsip akuntansi syariah yang khusus diterapkan oleh perusahaan asuransi syariah.

Dengan mengikuti standar-standar ini, lembaga keuangan Islam dapat menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan memberikan informasi yang transparan kepada para pemangku kepentingan.

4. Apa perbedaan sistem akuntansi syariah dan asuransi konvensional?

Akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional dalam beberapa aspek utama:

  • Prinsip Dasar:

   - Akuntansi Konvensional: Mengikuti prinsip-prinsip seperti keuntungan maksimal, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan, dan tidak ada larangan terhadap bunga (riba).

   - Akuntansi Syariah: Mengikuti prinsip-prinsip Islam yang melarang riba (bunga), mewajibkan keadilan dalam transaksi, menghindari spekulasi, dan mempromosikan tanggung jawab sosial.

  • Tujuan Akuntansi:

   - Akuntansi Konvensional: Lebih fokus pada aspek keuntungan dan pertumbuhan bisnis.

   - Akuntansi Syariah: Selain mengoptimalkan keuntungan, juga memperhatikan aspek moral dan etika Islam, serta keadilan dalam distribusi kekayaan.

  • Instrumen Keuangan:

   - Akuntansi Konvensional: Menggunakan instrumen keuangan seperti bunga, opsi saham, dan derivatif.

   - Akuntansi Syariah: Membatasi penggunaan instrumen-instrumen yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, seperti bunga (riba), perjudian (maisir), dan spekulasi berlebihan (gharar).

  • Pengelolaan Risiko:

   - Akuntansi Konvensional: Menggunakan instrumen derivatif untuk mengelola risiko, termasuk risiko suku bunga dan nilai tukar.

   - Akuntansi Syariah: Mendorong penggunaan mekanisme yang lebih adil dan transparan dalam mengelola risiko, dengan menghindari instrumen-instrumen yang dianggap bertentangan dengan prinsip syariah.

  • Pelaporan Keuangan:

   - Akuntansi Konvensional: Melakukan pelaporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang umum diterima secara internasional (GAAP atau IFRS).

   - Akuntansi Syariah: Melakukan pelaporan keuangan yang mencerminkan aspek-aspek syariah, seperti zakat, sedekah, dan profit-sharing arrangements.

Setiap sistem memiliki regulasi dan metode pelaporan yang berbeda, mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun