Mohon tunggu...
Hanik Mardiyah
Hanik Mardiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah cara mudah untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rasa Itu....

29 Februari 2024   19:42 Diperbarui: 29 Februari 2024   20:34 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ibu lama jemputnya,” si bungsu merajuk. 

“Iya. Maaf,” ucapku sambil memamerkan gigi ku yang tak putih. 

“Kalian langsung ganti baju,”perintahku sambil berlalu ke dapur. 

“Ibu, ayah telepon. Boleh diterima, Bu” teriak mereka bersamaan. 

“Boleh,”  teriakku. 

“Ibu ayah minta ketemu. Boleh?,” pertanyaan yang sudah kuduga lirih di belakangmu. 

“Kapan?” tanyaku tertahan. 

“Minggu besok. Ayah mau main ke sini,” ucap si bungsu semangat. 

“Jangan di rumah. Minta ayah jalan-jalan.” Ucapku memutuskan. 

“Kenapa, Bu?”

“Bisa timbul fitnah. Ibu dan ayah sudah bercerai. Tidak bisa seperti dulu lagi. Ayah datang untuk kalian, bukan ibu.” Tanpa sadar, aku berbicara terlalu panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun