Mohon tunggu...
Heznie Wulandari
Heznie Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Heznie Wulandari, S.Pd || Guru biasa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pentingnya Etika dan Pendidikan Lingkungan Hidup

26 Januari 2024   12:47 Diperbarui: 9 Februari 2024   14:30 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via KOMPAS/SUPRIYANTO

Tahukah kalian bahwa hari ini tanggal 26 Januari adalah Hari Pendidikan Lingkungan Hidup Internasional. Mengapa pendidikan lingkungan hidup sangat penting diajarkan dibangku sekolah? Sampai pada debat Cawapres yang belum lama dilakukan salah satu tema yang diusung adalah lingkungah hidup?

Kualitas lingkungan hidup yang  semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.  Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan tentang lingkungan hidup yang diharapkan dapat meningkatkan kepedulian stakeholders pendidikan khususnya, dan masyarakat pada umumnya terhadap masalah lingkungan hidup yang dihadapi, dan meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup.

Apakah Pendidikan Lingkungan Hidup Itu?

Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Sejarah Pendidikan Lingkungan Hidup Internasional 

Penyelenggaraan Konferensi PBB tentang permasalahan lingkungan hidup pertama kali diusulkan oleh wakil dari negara Swedia yang akhirnya pada tahun 1972 di Stockholm yang dihadiri oleh wakil 110 negara. Konferensi ini membahas rasa keprihatinan terhadap degredasi lingkungan dan akhirnya keluarlah Deklarasi Stockholm. Deklarasi Stockholm merupakan suatu legitimasi dasar penanganan hukum tentang lingkungan hidup bagi negara-negara yang ikut menghadiri konferensi tersebut. Dalam konferensi tersebut disepakati beberapa hal, yaitu:

Deklarasi Stockholm, dimana deklerasi tersebut berisi prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam mengelola lingkungan hidup dimasa depan melalui penerapan hukum lingkungan internasional

Rencana Aksi, yang mencakup perencanaan dalam hal pemukiman, pengelolaan sumber daya alam, pengendalian pencemaran lingkungan, serta informasi mengenai lingkungan hidup.

Segi kelembagaan, dibentuknya United Nations Enviroment Program (UNEP) yaitu, badan PBB yang  menangani program lingkungan dan berpusat di Nairobi, Kenya, Afrika.

Perlukah Menggunakan Etika Lingkungan? 

Apa perlunya berbicara tentang etika lingkungan hidup? Apa relevansinya? Apa gunanya?  

Lingkungan hidup merupakan masalah moral, menyangkut persoalan perilaku manusia. Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang  sistematik, kompleks, serta mempunyai cakupan yang sangat luas. Oleh sebab itu, isu yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan lingkungan hidup juga sangat beragam. Bukan semata-mata persoalan teknik. Demikianjuga dengan krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini. Untuk itulah diperlukan adanya etika dan moralitas dalam menghadapinya.

Etika lingkungan timbul berdasarkan cara pandang manusia terhadap alam dan lingkungan. Etika lingkungan merupakan pemikiran etis terhadap alam dan hubungan antara manusia dan alam. Etika lingkungan juga dapat diartikan sebagai suatu disiplin ilmu filsafat yang mempelajari hubungan dan status moral serta nilai dalam kehidupan manusia terhadap lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa etika lingkungan merupakan suatu perilaku manusia dalam mewujudkan moral lingkungan yang berisi petunjuk mengenai bagaimana manusia harus menempuh kehidupan , berperilaku serta bertanggung  jawab  terhadap lingkungan dan alam.

Dengan adanya etika lingkungan maka usaha manusia dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus membatasi tingkah lakunya dengan mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas keseimbangan lingkungan. 

Etika lingkungan disebut juga etika ekologi, yang terbagi atas dua etika ekologi. yaitu:

 Ilustrasi etika dan lingkungan hidup (Sumber: iStock)
 Ilustrasi etika dan lingkungan hidup (Sumber: iStock)

Etika Ekologi Dangkal

Etika ini disebut juga dengan paham Antroposentrisme yang lebih menekankan pada kepentingan manusia, serta menjadikan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Paham ini meyakini bahwa manusialah yang memiliki hak, kepentingan, dan nilai atas alam. Paham ini memunculkan perilaku manusia yang  merusak alam.

Etika Ekologi Dalam

Etika ini terkenal dengan beberapa teori, yaitu

Biosentrisme, teori etika ini kebalikan dari teori antroposentrisme. Teori biosentrisme menekankan bahwa setiap bentuk kehidupan makhluk hidup memiliki nilai  dan berharga bagi dirinya sendiri sehingga pantas dan perlu mendapatkan penghargaan dan kepedulian moral atas nilai dan harga dirinya. 

Neo-utilitarisme,  etika ini menekankan pada kebaikan untuk semua. Dalam konteks kebaikan untuk semua makhluk. 

Zoosentrisme, etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang, etika ini juga disebut etika pembebasan binatang.

Ekosentrisme, Etika yang menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Etika ini mengusahakankeseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem. Teori ini mengembangkan wilayah pandangan etika apada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak.

Bagaimana Cara Menanamkan Pendidikan Etika Lingkungan Pada Anak-anak?

Krisis lingkungan yang kita alami saat ini hanya dapat diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang  dan perilaku manusia terhadap alam, termasuk pola hidup kita merupakan suatu kebutuhan dan tanggung jawab bagi kita untuk menanamkan etika lingkungan pada anak-anak dan generasi masa depan yang kelak memanfaatkan dan mengemban tanggung jawab mengelola lingkungan itu sendiri.

Penanaman etika lingkungan ini tentunya dilakukan melalui pendidikan, karena melalui pendidikanlah seseorang akan berinteraksi menghadapi segala permasalahan dan berusaha menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk memecahkan masalah tersebut. 

Lalu bagaimanakah mengimplementasikan pendidikan etika lingkungan pada anak?

Menggunakan Strategi Pembelajaran Yang  Tepat.

Sebagai guru, kita harus memberikan pengetahuan bukan hanya yang bersifat hafalan, namun juga berikanlah gambaran yang konkret  mengenai lingkungan hidup saat ini. Gunakan media pembelajaran berupa proyektor atau infocus tentang isu lingkungan hidup, misalnya pencemaran industri serta akibat yang ditimbulkan, perambahan hutan hujan tropis dan akibat yang ditimbulkan, Pemanasan global (global warming0, penipisan lapisan ozon, serta dampaknya bagi kehidupan di muka bumi dan video-video lain yang dapat menyentuh nurani peserta didik terhadap krisis lingkungan saat ini.

Selain pengenalan sikap dan perilaku mereka terhadap lingkungan,selanjutnya adalah mempraktikkan dan menggerakkan mereka agar mampu melakukan perbuatan positif misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, memelihara kebersihan lingkungan, menata, menanam dan memelihara tanaman yang ada di lingkungan sekelolah, sehingga program sekolah berwawasan lingkungan hidup akan berjalan dengan baik.

Menciptakan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Kegiatan membangun sekolah berwawasan lingkungan merupakan wujud nyata dari implementasi etika lingkungan di sekolah. Pemerintah Indonesia membuat program Adiwiyata sejak tahun 2006 dalam upaya merespon program UNESCO dengan mencanangkan "Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan". 

Tujuan program Adiwiyata adalah untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru,siswa, dan karyawan) sehingga sekolah dapat bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang  berkelanjutan (Mulyana, 2009).

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mewujudkan wujud sekolah berwawasan lingkungan.

Kondisi sekolah berwawasan lingkungan harus tertata sedemikian rupa. Penataan taman dan kebun sekolah, pengelolaan sampah yang memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Dan penataan kebun yang rapi yang berfungsi sebagai sarana pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup.

Mengintegrasikan pengetahuan lingkungan dalm berbagai mata pelajaran, dengan demikian pengetahuan tentang lingkungan hidup bukan hanya pelajaran IPA saja, namun guru harus menyelipkan dan mengintegrasikan pentingan lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun