Etika lingkungan disebut juga etika ekologi, yang terbagi atas dua etika ekologi. yaitu:
Etika Ekologi Dangkal
Etika ini disebut juga dengan paham Antroposentrisme yang lebih menekankan pada kepentingan manusia, serta menjadikan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Paham ini meyakini bahwa manusialah yang memiliki hak, kepentingan, dan nilai atas alam. Paham ini memunculkan perilaku manusia yang  merusak alam.
Etika Ekologi Dalam
Etika ini terkenal dengan beberapa teori, yaitu
Biosentrisme, teori etika ini kebalikan dari teori antroposentrisme. Teori biosentrisme menekankan bahwa setiap bentuk kehidupan makhluk hidup memiliki nilai  dan berharga bagi dirinya sendiri sehingga pantas dan perlu mendapatkan penghargaan dan kepedulian moral atas nilai dan harga dirinya.Â
Neo-utilitarisme, Â etika ini menekankan pada kebaikan untuk semua. Dalam konteks kebaikan untuk semua makhluk.Â
Zoosentrisme, etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang, etika ini juga disebut etika pembebasan binatang.
Ekosentrisme, Etika yang menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Etika ini mengusahakankeseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem. Teori ini mengembangkan wilayah pandangan etika apada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak.
Bagaimana Cara Menanamkan Pendidikan Etika Lingkungan Pada Anak-anak?
Krisis lingkungan yang kita alami saat ini hanya dapat diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang  dan perilaku manusia terhadap alam, termasuk pola hidup kita merupakan suatu kebutuhan dan tanggung jawab bagi kita untuk menanamkan etika lingkungan pada anak-anak dan generasi masa depan yang kelak memanfaatkan dan mengemban tanggung jawab mengelola lingkungan itu sendiri.
Penanaman etika lingkungan ini tentunya dilakukan melalui pendidikan, karena melalui pendidikanlah seseorang akan berinteraksi menghadapi segala permasalahan dan berusaha menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk memecahkan masalah tersebut.Â
Lalu bagaimanakah mengimplementasikan pendidikan etika lingkungan pada anak?