Mohon tunggu...
Nur Hanifa Ifasa
Nur Hanifa Ifasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Stop Dreaming Start Doing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Masyarakat Burma Melepaskan Diri dari Cengkeraman Inggris

19 Juni 2021   16:56 Diperbarui: 19 Juni 2021   17:55 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Januari 1947 Aung San memimpin sebuah delegasi ke London untuk mengadakan perundingan dengan kabinet Attlee. Sebuah perjanjian pun dicapai bahwasanya pada April nanti Inggris akan menyetujui hasil pemilihan mengenai bentuk pemerintahan sendiri, tetapi para menteri dalam Kabinet Myanmar nanti hanya akan diberi kekuasaan atas angkatan perang dan anggaran. Msekipun sangat jauh dari tuntutan pemimpmi yang revolusioner, Aung San akhirnya memutuskan melaksanakan perjanjian tersebut dengan dua anggota delegasinya yang tidak setuju yaitu Usaw dan Ba Sein.

Di dalam pemilihan April AFPLmemperoleh kemenangan mutlak. Namun Aung San tidak dapat menikmati hasil kerja kerasnya karena pada 19 Juli 1947 Ia dan enam orang koleganya dibunuh oleh orang-orang sewaan Usaw.pihak Inggris pun mengetahui hal itu segera menunjuk Thakin Nu, wakil presiden AFPL sebagai pengganti Aung San.

Pada Oktober 1947 Thakin Nu menuju London untuk mengadakan bagi pemisahan Myanmar dari ikatan Commonwealth. Penandatanganan pengakuan atas Republik Uni Myanmar sbagai negara yang merdeka penuh pada hari yang akan ditentukan oleh parlemen berlangsung pada 17 Oktober 1947. Pihak Inggris akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Presiden pertama dari Republik Myanmar yaitu Shao Shwe Thaik pada Januari 1948.

PENUTUP :

Nasionalisme merupakan suatu paham kesadaran untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa karena adanya kebersamaan kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa.

Sedangkan kemerdekaan adalah terbebas dari segala macam belenggu, aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu.

Myanmar dalam mencapai kemerdekaannya mendapatkan pengaruh penting dari nasionalisme. Setelah mengalami banyak kerugian saat berada di bawah kekuasaan Inggris dan menjadi negara bagian India. Masyarakat Myanmar menyadari bahwasanya mereka tidak memperoleh kebebasan dalam menjalankan negaranya sendiri. Maka dari itu beralaskan rasa senasib sepenanggungan mereka akhirnya bersatu untuk mengadakan perlawanan terhadap pihak Inggris agar mereka dapat merdeka dan dapat mendirikan negara yang mandiri dan berdaulat tanpa campur tangan pihak asing.

Hal itu dimulai dengan timbulnya beberapa organisasi nasionalisme seperti Asosiasi Kaum Buddhis, Partai Thakin, dan AFPL. Meskipun dalam pelaksanaannya usaha masyarakat Myanmar diterjang beberapa halangan seperti setelah mengusir Inggris mereka harus menghadapi  pemerintahan boneka yang dijalankan oleh Jepang dan Inggris yang tidak mengakui kemerdekaan mereka dan masih mencoba menguasai Myanmar. Pada akhirnya Myanmar dapat memperoleh kemerdekaan mereka pada tahun 1948 dengan presiden pertamanya Shao Shwe Thaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun