Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja: Menjadi Duta Anti Narkoba atau Duta Anti Maksiat?

1 Oktober 2024   20:21 Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:21 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi preventif tersebut diantaranya, pertama, pribadi yang bertakwa. Seorang manusia yang bertakwa pasti memahami bahwa ia berasal dari Allah dan kehidupannya adalah untuk beribadah sebagaimana tujuan penciptaannya dalam Al-Qur'an yaitu "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (TQS Adz-Zariyat [51]: 56). Ketika setiap individu memahami dari mana ia diciptakan, tujuan hidupnya dan adanya pertanggung jawaban amal perbuatan di akhirat kelak, maka ia akan senantiasa menjalani hidupnya dengan taat kepada Allah dan menjauhi maksiat seperti halnya narkoba yang diharamkan.

Kedua, kontrol keluarga dan masyarakat. Maraknya kasus narkoba di kalangan generasi telah membuktikan rapuhnya peran keluarga dan masyarakat dalam membentengi anak dari kemaksiatan yang merusak dirinya dan masa depannya. Oleh karenanya setiap keluarga harus memahami bahwa anak adalah amanah dari Allah sehingga membekali anak dengan ilmu agama adalah suatu hal yang penting dan tidak boleh disia-sia kan.

Pemahaman ilmu agama dapat membuat anak mengetahui identitas dirinya yaitu sebagai seorang Muslim yang seluruh aktivitasnya terikat dengan hukum syara'. Begitupun kontrol masyarakat yang selalu beramar makruf dan nahi mungkar. Masyarakat harus menjaga lingkungan di sekitarnya dari perilaku maksiat remaja dengan cara menegur setiap melihat remaja melakukan segala bentuk maksiat atau melaporkannya kepada yang berwenang. Jika masyarakat cenderung cuek dan abai, maka perilaku maksiat remaja akan menular ke keluarganya sendiri. Tidakkah ini lebih berbahaya?

Ketiga, sistem pendidikan yang kurikulumnya berbasis akidah Islam. Negara harus memastikan bahwa pendidikan yang berjalan di seluruh tingkatan mesti merujuk kepada Islam sebagai basis utama karena landasan akidah Islam dalam sistem pendidikan akan menjaga pemikiran generasi dari sesuatu yang merusak dan menimbulkan dosa besar seperti narkoba, khamr, pacaran, dan sebagainya. Akidah Islam menjadi penting agar terwujud generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami.

Keempat, strategi preventif selanjutnya adalah sistem ekonomi Islam. Islam mengatur bahwa kekayaan alam seperti hasil hutan, laut dan tambang tidak bisa dimiliki secara individu melainkan pengelolaannya adalah milik umum yang harus dikelola oleh Negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk jaminan fasilitas kesehatan, pendidikan, keamanan dan kebutuhan pokok lainnya dengan harga yang murah bahkan gratis. Mekanisme ekonomi Islam ini penting agar tidak ada lagi kita mendengar orang tua yang sibuk bekerja namun mengabaikan pendidikan anaknya karena kehidupan mereka telah tercukupi.

Demikianlah strategi preventif Islam dalam mencegah timbulnya kasus narkoba. Sementara strategi kuratifnya adalah negara harus memastikan tegaknya pelaksanaan hukum Islam dalam seluruh sistem di atas sekaligus memberi hukuman yang menjerakan bagi siapa pun yang berani melanggar. Hukuman dalam Islam tentu bersifat tegas dan tidak lemah seperti pemberian hukuman cambuk, penjara atau hukuman mati yang kadarnya telah ditentukan oleh khalifah dan pantang memberikan remisi hukuman bagi pelaku atau pengedar.

Oleh sebab itu jika negara mau serius menjaga rakyatnya dari segala sesuatu yang merusak dan menghilangkan nyawa, maka sudah selayaknya sistem Islam menjadi solusi utama untuk diterapkan, karena tujuan hukum Islam diturunkan Allah adalah untuk menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, harta, kehormatan dan keamanan. Penerapan sistem Islam tentu menjamin terwujudnya pemuda yang bertakwa dan menjadi duta Islam tangguh layaknya para sahabat Nabi seperti Mushab bin Umair, Salman Al Farisi dan Muhammad Al Fatih yang hidupnya senatiasa diwakafkan untuk memperjuangkan dakwah Islam.

Dengan demikian sistem Islam harus menjadi agenda utama perjuangan umat Islam untuk mewujudkan pemuda-pemuda pemimpin peradaban yang tidak cukup menjadi duta anti narkoba namun juga menjadi duta anti maksiat bahkan menjadi duta Islam. Siapkah kita mengemban tugas mulia tersebut?

Allah Ta'ala berfirman "Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberimu kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan." (TQS Al-Anfal [8]: 8). Wallahu'alam bis shawab.

Sumber: Narasi Post 15 Agustus 2023 (https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/remaja-menjadi-duta-antinarkoba-atau-duta-antimaksiat/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun