Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Close the Door for EL-GE-BE-TE

16 Mei 2022   20:28 Diperbarui: 16 Mei 2022   20:37 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Close the Door For EL-GE-BE-TE

Oleh: Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi)

Momen suasana bulan syawal yang tenang dengan silahturahmi bersama keluarga tiba-tiba berubah menjadi suasana yang keruh dan membuat gerah sebagian masyarakat di Indonesia terutama umat Islam. 

Pasalnya seorang Influencer sekaligus Youtuber terkenal dengan jutaan subscriber di youtubenya justru mengunggah konten sensitif yang membahas tentang L987. Youtuber tersebut mengundang pasangan g4y yang terkenal ke podcast-nya dengan mengangkat judul yang tidak main-main yaitu "Tutorial Jadi G4Y di Indo".

Sontak saja video podcast tersebut ramai diperbincangkan dan mendapat banyak reaksi kontra dari berbagai pihak mulai dari masyarakat, tokoh masyarakat hingga tokoh agama. Tidak sedikit juga pihak yang pro dengan konten video tersebut dengan dalih menghargai dan ingin merangkul pasangan g4y tersebut. 

Tentu kita bertanya-tanya mengapa L987 ini begitu pede mempertunjukkan eksistensinya dan mengapa populasi mereka tumbuh subur dari tahun ke tahun? Apakah ini hanya sekedar fenomena biasa atau justru L987 adalah gerakan yang terorganisir berskala global?

L987 jelas merupakan perilaku penyimpangan seksual yang akan di azab oleh Allah dan menimbulkan banyak kerusakan. Keberadaan kaum L987 ini bukan hanya problem sosial biasa namun sebuah gerakan politik yang terorganisir secara masif, pemikiran dan life style barat yang dijajakan ke negeri-negeri Muslim. 

Gerakan L987 mulai dilegalisasi di beberapa negara Barat  dengan ditandai legalnya pernikahan sejenis dan suburnya kehadiran mereka yang semakin banyak hingga saat ini. Data pada tahun 2017 di Amerika menunjukkan ada sekitar 150.000 anak yang mengaku transgender. Pada tahun 2018 muncul sebuah data dari Universitas Minnesota Amerika yang menyebutkan dari setiap 137 anak kelas 9 mengaku ada 1 anak yang transgender.

Tidak ketinggalan di Indonesia sejak 2011-2016 beberapa tulisan jurnal secara tidak pasti menyebutkan 155 juta (h0m0 dan l3sbi) digabung tr4nsg3nd3r dan bis3ksual sebanyak 750 juta. Jumlah ini begitu fantastis dan hanya dihitung dalam satu negara. Bagaimana jumlah L987 ini jika digabungkan seluruh negara? tentu hasilnya membuat kita bergidik ngeri. Padahal jumlah penduduk kaum Nabi Luth tidak sebanyak ini namun Allah tetap menurunkan azab di negeri mereka karena perbuatan mereka yang begitu buruk.

Mengapa L987 Menjadi Biasa di Sekitar Kita?

Lantas mengapa perbuatan mereka yang menyimpang justru semakin hari menjadi biasa dalam kehidupan kita? Bukankah perbuatan mereka sudah jelas bertentangan dengan norma sosial dan agama? Banyaknya jumlah mereka dari tahun ke tahun tentu juga bukan tanpa alasan. Sebabnya mereka selalu diberi panggung dalam skala dunia dan negara untuk memproklamasikan dan terus mempropagandakan ide sesatnya.

Propaganda L987 merupakan misi liberal dan sebuah perang pemikiran. Ini berkaitan dengan misi organisasi yang didirikan aktivis feminis dan liberal, Amina Wadud, yang pada 14/2/2022 meluncurkan inisiatif global bernama QIST (Queer Islamic Studiest and Theology). Situs QIST menampilkan topik-topik keragaman seksualitas dan gender dalam konteks Islam oleh komunitas Muslim yang mengidentifikasi diri mereka sebagai queer maupun dari para pendukung yang belum tentu mengidentifikasi diri mereka sebagai queer. (BBC, 15/4/2022) 

Querr adalah suatu istilah umum untuk menyebut berbagai identitas seksual. Istilah querr disebut sebagai payung dari berbagai identitas dan gender h3t3ros3ksual, seperti L987. Seorang queer tidak memandang gender (genderless). Bagi queer, sisi feminis dan maskulin ada dalam tubuh manusia dan perannya bisa ditukarkan, baik sadar maupun tidak.

Menjadi g4y dan tr4nsg3nder jelas bukan merupakan fitrah dan ciptaan Allah tetapi suatu bentuk penyimpangan dan hawa nafsu. Dalam QS An-Nisa ayat 1, Allah berfirman "Wahai manusia! bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..." ayat ini jelas mengindikasikan bahwa Allah hanya menciptakan manusia dengan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan dan lahirnya keturunan juga berasal dari kedua jenis kelamin berbeda yang saling bertemu bukan sejenis.

Pelaku L987 juga terbukti menambah maraknya penyakit kelamin (HIV/AIDS). Badan Kesehatan Dunia menghimpun data penelitian bahwa pelaku L987 berpotensi 25 kali lebih parah dalam menyumbang penyakit HIV/AIDS. Bisa dipastikan jika beberapa tahun mendatang L987 tetap dibiarkan, maka di bumi generasi akan semakin punah (loss generation). Penyebab lain mengapa kaum pelangi semakin terang-terangan dan leluasa menampakkan diri, bahkan sebagian kalangan ikut turut memfasilitasi adalah karena negara sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) dan kapitalis tempat kehadiran mereka, sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, toleransi dan HAM.

Dalam pandangan HAM, setiap orang bebas bertingkah laku selama tidak menganggu kebebasan orang lain. H3t3ros3ksual, h0m0s3ksual, menikah sesama jenis bahkan memamerkan aktivitas h0m0s3ksual di ruang publik menjadi aktivitas yang dipaksa harus diterima dan dilegalkan dalam payung HAM. Terlebih sejak disahkannya UU TPKS dan Permendikbud no. 30, legalitas kaum pelangi semakin terbuka, terlebih media yang pro terhadap kaumnya.

Inilah penyebab mengapa fenomena L987 menjadi biasa di mata kita tanpa pencegahan yang kompehensif untuk menghentikan suburnya gerakan mereka. Imbasnya kaum Muslim saat ini justru terinfeksi pemikiran rusak yaitu liberalisme (bebas bertingkah laku) dan sekulerisme yang sengaja di jajakan Barat ke negeri-negeri kaum Muslim seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Bagaimana Islam Memandang L987?

Allah berfirman "Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedangkan kamu mengetahui."  (QS Al Baqarah ayat 42)

Ayat ini telah menegaskan bahwa umat Islam dilarang mencampuradukkan antara kebenaran dan kemungkaran (haq dan batil). Umat Islam harus mempunyai prinsip yang tegas yaitu hukum Islam dalam membedakan yang haq dan yang batil dan bukan menurut standar manusia. 

Pelegalan L987 oleh beberapa negara tidak lantas menjadikan perbuatan tersebut harus diterima karena L987 adalah sesuatu yang haram dalam agama dan keberadaannya harus ditolak oleh seluruh dunia. Kaum L987 yang berlindung dibalik toleransi dan HAM tidak boleh dibiarkan karena tindakan tersebut merupakan penyimpangan yang akan mengundang murka Allah.

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. (Beliau sampaikan tiga kali.)" (HR Ahmad). Merangkul pelaku L987 tentu ada caranya dan perbuatan mereka tidak boleh disiarkan karena hal tersebut merupakan aib yang harus ditutupi. Walaupun Allah mengancam dengan siksa-Nya namun tak dapat dipungkiri ampunan Allah sangat luas bagi siapapun yang ingin bertaubat.

Demikianlah Islam mengatur dengan detail seluruh urusan hidup manusia. Beberapa hukum pencegahan dalam mengatasi perilaku menyimpang L987 telah diatur sejak kecil (anak-anak) diantaranya adalah pertama, penanaman keimanan sejak dini. 

Sejak dalam kandungan hingga lahir anak harus diberikan pendidikan tauhid dan mengenal sunnah Nabi-Nya agar anak terbiasa membedakan antara yang benar dan salah dan tumbuh menjadi pribadi yang bertakwa. Kedua, memisahkan tempat tidur. 

Jika anak telah berumur tujuh tahun maka tempat tidurnya harus dipisah dengan saudaranya dan mulai diberi pemahaman tentang batasan aurat dan mulai diajarkan untuk menutup aurat baik laki-laki maupun perempuan.

Ketiga, pergaulan yang dijaga. Ketika anak sudah mulai tumbuh remaja hingga dewasa dan dalam dirinya sudah tertanam tauhid kepada Allah maka anak akan mudah diberi pemahaman tentang sistem pergaulan dalam Islam sehingga anak tidak akan terjerumus dalam pergaulan rusak yang terjadi di lingkungannya. Ia akan membentengi diri dengan keimanan dan ketakwaan. Tentu orang tua sangat berperan penting dalam pembinaan anak.

Walaupun begitu, taat kepada agama dalam skala individu saja ternyata tidak cukup. Sistem dan hukum Islam harus diterapkan dalam skala negara agar negara bisa membawa rakyatnya kepada ketakwaan dan menerapkan aturan sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melanggar syariat. Negara ini adalah negara khilafah yang akan menjadi perisai bagi umat Islam agar tetap taat dan terhindar dari perbuatan maksiat dan perilaku menyimpang sehingga Allah menurunkan rahmat-Nya, bukan murka-Nya.

Allah berfirman "Sesungguhnya kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik." (QS Al-Ankabut ayat 34). Wallahu 'alam bis shawab. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun