Aku langsung panik dalam hati. "Aduh, aku belum hafal sama sekali surat itu!" pikirku. Tapi, aku coba tenangin diri. "Gak apa-apa, setelah sholat tahajud. Bisa menghafalnya nanti."
Setelah pengumuman itu, kami diajak main bareng di lapangan. Rasanya agak berat karena Filma udah pulang, tapi aku nggak mau kalah, jadi coba ikut gabung sama teman-teman yang lain.
"Coba deh, mungkin bisa nemuin teman baru," pikirku. Sambil main, aku pelan-pelan mulai hafalin nama-nama mereka.
Pas pertama kali bertemu Clara, dia langsung pergi tanpa ngomong apa-apa. "Mungkin dia malu, atau emang nggak pengen berteman," pikirku, tapi aku cuek aja.
Sambil main, aku mulai merasa lebih nyaman, meskipun Filma udah nggak ada di sini. Permainan yang kami mainkan tuh kayak permainan di SD, yang udah sering aku mainin. Jadi, rasanya hatiku sedikit lebih baik.
Setelah capek main, kami makan sore bareng. Aku sempat melirik ke meja tempat teman-teman makan, semua pada ngobrol dan ketawa.
"Seru ya, mereka semua udah deket banget," pikirku sambil nyendok nasi. Tapi hatiku agak seret, karena aku sendiri yang makan sendirian.
Padahal, tadi udah rencana mau makan bareng Filma, tapi dia udah pulang duluan. Aku cuma duduk di pojokan, sambil ngeliatin teman-teman yang lagi asyik ngobrol.
Setelah makan, aku langsung pergi ke asrama buat siap-siap sholat Maghrib. Saat selesai sholat, ada acara untuk lebih dekat dengan kakak kelas.
Walaupun acara itu seru, karena tadi sore capek banget habis main, aku cuma duduk di belakang, sambil sesekali ngelihat kakak kelas dan teman-teman ngobrol.
"Eh, Ziya, kamu udah hafal belum surahnya?" tanya salah satu teman di sebelahnya. Ziya nyengir. "Belum! Tapi, nanti coba hafalin deh." Semua pada ketawa, suasananya santai banget, bikin aku ikutan senyum kecil. Meskipun aku diem, dalam hati aku berharap besok bisa mendapatkan teman dekat lagi.
Sampai adzan Isya terdengar, kami semua sholat berjamaah. Selesai sholat, kami balik ke asrama. Di sana, suasananya udah mulai tenang, tapi ada beberapa kakak kelas yang masih bercanda.
"Besok kita ngapain, ya? Ada jam telfon nggak? Nanti siapa yang dapet giliran pertama?" tanya salah satu kakak kelas sambil ketawa-ketawa. "Ya, nanti diundi bareng, biar adil!" jawab kakak kelas lainnya sambil ngelirik ke sekeliling.
Aku cuma mendengarkan mereka dari ranjang atas, nggak ikut nimbrung, tapi senyum kecil nggak bisa aku tahan.
Tiba-tiba, Clara yang tidur di ranjang atas, ngeluarin cemilan dari tasnya dan langsung melirik ke arahku.
"Mau coba?" tanya Clara sambil senyum. Aku kaget, dan tanpa sadar langsung menunduk malu.
"Gak, makasih," jawabku pelan, sambil sedikit tersenyum.
Di ranjang bawah aku, ada kakak kelas yang tidur di situ, tapi aku tidak tau siapa namanya. Sementara itu, ranjang bawah Clara kosong, karena Filma yang seharusnya tidur di situ, sudah pulang.
Suasana jadi lebih sepi setelah itu, semua pada tidur, dan aku mulai terlelap, meskipun pikiran tentang Filma yang udah pulang masih bikin aku sedikit sedih.