Mohon tunggu...
Hanifah Salma Muhammad
Hanifah Salma Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis merupakan seorang pascasarjana yang mengambil fokus pada bidang hukum keluarga yang memiliki hobi meneliti, menulis dan berolahraga. Dalam web ini, tulisan-tulisan yang akan di posting lebih fokus dalam membahas terkait hukum, keluarga, perekonomian dan anak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karya penulis dalam jurnal juga dapat di lihat dalam GoogleSchoolar. Mari tumbuh, berkembang, dan maju bersama untuk bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TikTok dan Standar Kecantikan: Seberapa Besar Pengaruh Media Sosial terhadap Self-Esteem Remaja?

16 Oktober 2024   00:36 Diperbarui: 16 Oktober 2024   00:39 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah berkembang menjadi salah satu platform media sosial paling populer di kalangan remaja. Dengan fitur video pendek yang dapat dengan cepat menjadi viral, platform ini telah menjadi tempat utama bagi tren kecantikan yang dinamis. Sayangnya, meskipun banyak tren ini mendukung ekspresi diri, mereka juga membawa tantangan besar bagi kesehatan mental, khususnya self-esteem (harga diri) remaja.

Problematika: Tekanan Standar Kecantikan

TikTok dan platform serupa sering kali mempromosikan standar kecantikan yang sangat spesifik dan terkadang sulit dicapai. Filter yang mengubah bentuk wajah, tutorial riasan yang sempurna, serta tantangan kecantikan yang viral dapat menciptakan tekanan tersendiri bagi remaja yang melihat ini sebagai standar yang harus diikuti. Hal ini semakin memperburuk masalah citra tubuh yang sudah ada. Menurut studi yang dilakukan oleh Mental Health Foundation, 40% remaja merasa kurang puas dengan penampilan mereka setelah melihat konten media sosial yang mengidealkan bentuk tubuh tertentu.

Dampak pada Kesehatan Mental

Dampak terbesar TikTok terhadap remaja yaitu mengenai citra tubuh mereka. Tantangan "glow-up" yang viral, misalnya, sering kali menekankan pada transformasi fisik yang "ideal", yang dapat membuat anak-anak remaja khususnya yang tidak sesuai dengan contoh gambar yang dilihatnya pada sebuah cuplikan video di sosmed tersebut sehingga mereka merasa kurang percaya diri. Substitusi realitas dengan filter digital, pencahayaan yang sempurna, dan editing menciptakan ekspektasi yang tidak realistis, berdampak pada kesehatan mental seperti peningkatan kecemasan, depresi, hingga gangguan makan.

Solusi: Peran Orang Tua dan Edukasi Digital

Adapun Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam membantu remaja menavigasi dunia media sosial dengan lebih bijaksana. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  1. Edukasi Realitas Media Sosial: Mengajarkan remaja untuk memahami bahwa banyak konten di media sosial tidak mencerminkan kenyataan dan bahwa standar kecantikan yang dipromosikan sering kali tidak realistis.

  2. Mendorong Konten Positif: Remaja perlu didorong untuk aktif mengikuti konten yang mempromosikan kesehatan mental dan citra tubuh yang positif. Ada banyak influencer yang mengadvokasi kecantikan alami dan inklusivitas.

  3. Diskusi Terbuka: Mengadakan diskusi terbuka antara orang tua dan remaja mengenai tekanan sosial dan pengaruh media, sehingga remaja merasa nyaman untuk berbagi pengalaman mereka.

Tanggung Jawab Platform dan Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun