Mohon tunggu...
hanifah nurul hashif
hanifah nurul hashif Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Muda Tanpa Narkoba dan Ketahanan Keluarga

2 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah dalam pembinaan dan pembinaan kepribadian anak- anak yang baik. Oleh karena itu lingkungan masyarakat harus kondusif untuk mendukung keluarga dan sekolah terhadap pembinaan anak-anak terutama dalam kehidupan beragama yang baik. Untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif melalui jalur agama perlu dikembangkan secara intensif, kegiatan- kegiatan keagamaan antara lain: (1) Memakmurkan masjid dan mushola dengan sholat berjamaah dan pengajian-pengajian; (2) Mengaktifkan penyelenggaraan majlis Ta’lim baik kaum ibu dan bapak maupun remaja dan anak-anak; (3) Dalams etiap pengajian atau majlis Ta’lim harus selalu diingatkan tentang masalah baya penyalahgunaan narkoba (Kabain, 2020).

Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku generasi muda. Melalui pendidikan yang baik, anak-anak dapat diajarkan tentang bahaya narkoba dan dampak negatifnya. Kurikulum yang memasukkan pendidikan anti-narkoba harus diterapkan di sekolah-sekolah. Materi ini tidak hanya mencakup informasi tentang jenis-jenis narkoba, tetapi juga bagaimana cara menolak tawaran untuk menggunakannya.Selain itu, pendidikan juga harus menekankan pentingnya pengembangan keterampilan hidup (life skills) seperti kemampuan berkomunikasi, pengambilan keputusan, dan manajemen stres. Dengan memiliki keterampilan ini, generasi muda akan lebih mampu menghadapi tekanan dari teman sebaya dan situasi sulit lainnya tanpa harus bergantung pada zat-zat terlarang (Kabain, 2020).

Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan adalah merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya atau kita rasakan. Di samping itu hasil akhir dari pendidikan ditentukan pula oleh hasil-hasil dari bagian-bagian dari pendidikan yang sebelumnya. Untuk membawa anak kepada tujuan akhir, maka perlu anak diantar terlebih dahulu kepada tujuan dari bagian-bagian pendidikan (Aulia, 2020).

Pendidikan jalur formal adalah kegiatan sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari sekolah dasar sampai keperguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan professional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan jalur formal merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak azasi manusia, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan kreatif, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing di era global (Aulia, 2020).

Keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak-anak belajar dan berkembang. Oleh karena itu, peran orang tua sangat krusial dalam membentuk karakter dan nilai-nilai anak. Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak dapat membantu menciptakan suasana yang aman bagi anak untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, termasuk tekanan untuk menggunakan narkoba.Orang tua juga harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Kebiasaan hidup sehat, seperti olahraga teratur dan pola makan seimbang, dapat mengurangi kemungkinan anak terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Selain itu, melibatkan anak dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau organisasi sosial dapat memberikan mereka alternatif yang konstruktif untuk mengisi waktu luang (Riswanda & Romadhan, 2024).

Dukungan dari komunitas sangat penting dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Komunitas yang aktif dapat menyediakan berbagai program dan kegiatan yang positif bagi remaja. Misalnya, kegiatan olahraga, seni, atau pelatihan keterampilan dapat menjadi sarana bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat mereka.Selain itu, organisasi non-pemerintah (LSM) juga dapat berperan dalam memberikan edukasi tentang bahaya narkoba melalui seminar, lokakarya, dan kampanye kesadaran. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat—seperti sekolah, keluarga, pemerintah, dan LSM—kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung generasi muda untuk menjauhi narkoba (Malika et al., 2024).

Strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba harus bersifat komprehensif dan berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang efektif adalah program intervensi dini yang ditujukan untuk mengenali tanda-tanda awal penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dengan deteksi dini, tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum masalah semakin parah.Program rehabilitasi bagi mereka yang sudah terlibat dengan narkoba juga sangat penting. Ini bukan hanya tentang menghentikan penggunaan narkoba tetapi juga membantu individu tersebut untuk kembali ke masyarakat dengan cara yang positif. Dukungan psikologis dan sosial sangat diperlukan dalam proses pemulihan ini (Jaya et al., 2024).

Media memiliki peranan penting dalam membentuk opini publik dan menyebarkan informasi. Kampanye anti-narkoba melalui media sosial, televisi, radio, dan internet dapat menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda. Konten kreatif seperti video pendek, infografis, atau cerita inspiratif dari mereka yang berhasil menjauhi narkoba bisa menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan positif.Penting juga untuk melibatkan influencer atau tokoh publik dalam kampanye ini. Mereka memiliki pengaruh besar terhadap perilaku remaja dan bisa menjadi contoh nyata bahwa hidup sehat tanpa narkoba adalah mungkin dan bermanfaat (Hakim, 2023).

Simpulan

Berdasarkan kajian yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: membentuk generasi muda positif tanpa narkoba adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, komunitas, dan pemerintah. Pendidikan yang baik tentang bahaya narkoba, dukungan dari keluarga dan komunitas, serta strategi pencegahan yang efektif merupakan kunci untuk mencapai tujuan ini. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberikan alternatif positif bagi remaja, kita dapat membantu mereka menghindari jeratan narkoba dan meraih masa depan yang lebih baik. Generasi muda adalah harapan bangsa; oleh karena itu kita harus berinvestasi dalam kesehatan mental dan fisik mereka agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang produktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun