Setidaknya aku belajar dari pengalaman teman-temanku, pengalaman diri sendiri, belajar dari melihat fenomena masalah percintaan yang sekarang bukan hal yang tabu untuk diperbincangan. Bahkan banyak diantara kita yang menjadikannya meme untuk sekedar menyindir atau menghibur banyak orang di social media.
"Han, kenapa lo senyum-senyum sendiri?" Tanya Mita teman sebangku yang baru datang dari kantin.
"Hmm udah lama nggak buka blog gara-gara banyak kegiatan di sekolah eh pas buka udah banyak aja nih yang curhat di kolom komentar"
"Han, gue tau kasih saran buat orang yang lagi ada masalah itu baik, tapi liat kenyataan dong han, masalah lo aja ada di depan mata"
"Mit, jujur lebih baik gue kasih saran buat orang lain daripada ngadepin masalah sendiri. Rasanya tuh kaya ada seneng sekaligus bangga kalo bisa kasih saran buat orang lain. Masalah gue? Bikin pusing"
"Pulang sekolah ditunggu kak Andre di lapangan basket"
"Maksud lo?"
"Tau deh"
"Gue capek Mit..." belum sempat aku melanjutkan perkataanku ibu Indri masuk kelas dengan suara khasnya.
"Selamat siang anak-anak, seperti janji ibu minggu lalu hari ini kita mempresentasikan tugas yang sudah kalian kerjakan"
Jarum jam menunjukkan pukul 13.05 rasanya detik demi detik berjalan begitu lambat. Pikiranku tak karuan memikirkan kak Andre. Beribu pertanyaan menggantung dipikiranku, kenapa dia ingin menemuiku? Ada sesuatu apa lagi yang ingin dibicarakan? Hati ini teramat gelisah berkali-kali aku melirik jam di dinding. Akhirnya bel pulang sekolah yang sudah dirindukan siswa-siswi berbunyi. Bu Indri mengakhiri pelajaran hari ini.