“Sudah berapa kali kalian terlambat?”
“iya akhi maafkan kami.”
“Sekarang, cepatlah kamu shalat.” Tegas kak Raul.
“Baik kak, maafkan saya ya kak”,
“Berdo’a dan minta ampunlah kepada Allah bukan kepada saya, ayo cepetan shalat , nanti keburu ashar dan nanti malam setelah mufrodat kalian datang ke lapangan memakai baju berwarna putih”.
“Iya kak.” Putra dan teman-temannya bergegas untuk berwudhu dan berlari menuju masjid.
Hari menjelang malam mereka melakukan aktivitas seperti biasanya dan setelah selesai mufrodat mereka tidak lupa datang ke lapangan.
Tanpa basa basi akhi Raffi (ketua mudabbir) dan akhi Raul (bagian keamanana) langsung berbicara "kalian akan saya beri hukuman dengan disiram air konat".
"Hah, kenapa kak ?” sahut putra dan teman-temannya protes.
“Masak masih tidak menyadari kesalahanmu?” diberi hukuman karena kesalahan kalian sendiri, sering terlambat!". Dengan wajah santai mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Tidak lama kemudian mereka disiram air konat yang berwarna hitam mulai dari ujung kepala sampai ujung kakii. Setelah selesai disiram mereka dipersilahkan untuk kembali ke asrama dan mandii, kemudian bisa melanjutkan belajar bersama.
Waktu berjalan pulang mereka hanya ketawa-ketawa tanpa ada rasa malu, kesal, ataupun marah karena disiram dengan air konat yang membuat baju putihnya menjadi berwarna hitam dan sangat bau. Setelah mandi mereka bergegas untuk belajar bersama, dann ketika bel berbunyi "tengg...tenggg….tengg" tandanya belajar bersama pun selesai dann waktunya kembali ke asrama untuk beristirahat dan melanjutkan aktivitas dikeesokan harinya.