Mohon tunggu...
hanie vidyachristie
hanie vidyachristie Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang guru SMK di Kota Malang dengan Latar Belakang Pendidikan S-1 Pendidikan Kimia di Unversitas Negeri Surabaya dan S-2 Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Malang. Hobi belajar hal-hal atau ilmu baru dan terus meningkatkan kompetensi diri. Baru-Baru ini aktif menulis buku Antologi tentang Kurikulum Merdeka cetakan Azkiya Publisher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

2 Mei 2023   04:04 Diperbarui: 2 Mei 2023   04:06 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan (dua nilai kebajikan) dimana kedua pilihan tersebut secara moral sama-sama benar namun saling bertentangan. Sedangkan Bujukan moral (benar vs salah) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang ahrus membuat keputusan anatara benar dan salah.

Terdapat empat paradigma dalam penangan kasus dilema etka, yaitu (a) Individu vs kelompok; (b) rasa keadilan vs rasa kasihan; (c) kebenaran vs kesetiaan; dan (d) jangka pendek vs jangka pajang. Dalam satu kasus dilema etika umumnya dapat terdapat lebih dari satu paradigma permasalahan yang terlibat.

Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan, antara lain (a) Berfikir berbasis hhasil akhir (Ends-Based Thinking); (b) Berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking; dan (c) Berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Dan ketiganya dapat digunakan salah satu yang dianggap paling dominan atau sesuai dengan kondisi organisasi.

Sebelum memutuskan sesuai, perlu dilakukan 9 langkah pengujian dan penggambilan keputusan agar keputusan yang diambil benar-benar obyektif dan merepresentasikan kebutuhan yang ingin dijawab. Tahapan pengujian dan pengambilan keputusan tersebut, antara lain dengan (a) mengenali nilai-nilai yan bertentangan; (b) mementukan siapa yang terlibat dalam situasi; (c) menumpulkan fakta-fakta relevan; (d) pengujian benar atau salah; (e) pengujian pradigma benar lawan salah; (f) melakukan prinsip resolusi; (g) Investigasi opsi trilemma; (h) membuat keputusan; dan (i) melihat lagi keputusan dan merefleksikan. Hal yang diluar dugaan adalah bahwa kemampuan pengambilan keputusan ini tidak berdiri sendiri, namun sangat terkait dengan pemahaman dan pengetahuan dari modul-modul yang sebelumnya.

 

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi dilema moral. Perbedaannya dengan cara pengambilan keputusan yang sekarang adalah dahulu saya mengambil keputusan hanya berdasarkan kajian teoritik dan empiris tanpa melakukan pengujian pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil cenderung emosional dan premature. Setelah mempelajari modul ini, saya menjadi paham bahwa ada cara atau tahapan agar keputusan yang kita buat dapat obyektif, sesuai kebutuhan, efektif dan efisien dengan tetap bertanggung jawab, berpihak pada murid, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan universal, yaitu dengan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

 

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ini adalah adanya penambahan wawasan tentang cara pengujian dan pengambilan keputusan yang benar dan lebih efektif, serta lengkap dengan cara pengujian keputusannya. Selain itu terjadi perubahan paradigma, sudut pandang, dan cara berfikir dalam menghadapi kasus dilema etika yang dapat saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya perubahan mindset tersbut, saya akan terus mengasah kemampuan pengujian dan pengambilan keputusan saya sehingga dapat menghasilkan keputusan yang berdampak baik bagi semua pihak, berpihak pada murid, tepat, bijaksana, efektif, efisien serta bertanggungjawab sesuai nilai-nilai kebajikan universal.

 

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting bagi saya mempelajari modul 3.1 ini, baik sebagai individu maupun seorang pemimpin. Sebagai individu, saya menjadi individu yang lebih bijaksana dan berfikir panjang serta komprehensif dalam melihat sesuatu. Saya juga dapat memposiskan diri di posisi orang lain dan bagaimana saya ingin diperlakukan atau apa yang saya rasakan jika saya diposisi orang tersebut, sehingga saya tidak semena-mena. Sedangkan sebagai seorang pemimpin saya dapat menjadi pemimpin yang lebih obyektif, mampu mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab dan mengedepankan kepentingan semua orang/kebaikan organisasi yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal dan keopentingan murid, dan lebih dapat bersikap tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun