Â
Penjabaran:
Â
Ing Ngarso Sung Tulada (di depan memberi tauladan)
Ing Ngarso Sung Tulada merupakan filosofi pendidikan dimana guru adalah seorang pemimpin yang senantiasa berada di depan untuk memberikan tauladan bagi anak murid. Dalam konteks sebagai pengambil keputusan, guru merupakan panutan (role-model) bagi murid-muridnya dalam caranya bertindak, berfikir, dan berperilaku, serta caranya dalam mengambil keputusan. Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah kutipan bahwa murid belajar paling baik dengan melihat/melalui contoh. Oleh sebab itu, seorang guru semestinya selalu mampu menjadi pribadi yang positif yang mampu mengajarkan dan menumbuhkan karakter atau nilai-nilai kebajikan dalam diri anak murid lewat sikap atau perilaku dan mampu membuat setiap keputusan dengan kesadaran penuh (mindfulness) dihadapan murid.
Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi/dorongan)
Ing Madya Mangun Karsa memiliki makna bahwa guru senantiasa berada bersama atau berada di tengah anak murid untuk senatiasa membimbing, menuntun dan mengayomi anak murid dalam cipta, rasa dan karsa untuk dalam rangka menumbuhkan segala kekuatan kodrat murid agar mereka mampu mencapai kebahagiaan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Tut Wuri Handayani (dibelakang memberi dukungan)
Tut wuri handayani memiliki makna bahwa di belakang, guru berperan memberikan kepercayaan, semangat atau dorongan kepada murid agar memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka sendiri tanpa perlu merasa cemas dan mampu mengembangkan keterampilan student agencynya. Guru memiliki kewajiban untuk memberikan seluas-luasnya kesempatan kepada anak muridnya dengan arahan dan bimbingan dari guru untuk mengembangkan pengalaman belajarnya dengan berbagai cara untuk mengembangkan cipta, rasa, dan karsanya sehingga menjadi manusia yang utuh dengan nilai-nilai moral dan berkarakter mulia.
Â
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan universal merupakan nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya, seperti nilai tanggung jawab, rasa hormat, tenggang rasa, kebersihan, dll. Nilai-nilai ini merupakan 'payung besar' dari sikap dan perilaku seseorang, atau yang mendasri (fondasi) manusia dalam berperilaku secara beretika (etis).
Pada umumnya, nilai-nilai kebajikan universal ini terbentuk secara perlahan dan sudah tertanam dalam diri seorang guru, dimana nilai-nilai tersebut telah menjadi sebuah kebiasaan, cara pandang, dan karakter atau prinsip hidupnya. Oleh sebab itu, keberadaan nilai-nilai ini yang terinternalisasi sebagai cara pandang dalam diri guru akan sangat berpengaruh dalam arah dan cara pengambilan keputusan guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru seyogyanya mampu melakukan pengambilan keputusan yang bijaksana, menjujung nilai-nilai keberpihakan pada murid, bertanggungjawab, kolaboratif, reflektif, dan inovatif sesuai prinsip -- prinsip pengambilan keputusan, antara lain: (1) Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking); (2) Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking); (3) Prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi seorang pemimpin.
Â