Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aminah

19 November 2022   14:24 Diperbarui: 19 November 2022   14:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelaki itu kembali bangkit. Ia kalap. Muka dan matanya merah saga. Di atas kedua bahunya iblis-iblis tengah menari telanjang mempertontonkan kemaluannya. Lelaki itu mengayunkan sebuah kayu dengan kerasnya mengenai kepala.

Perempuan itu jatuh menyerah. Dari hidung dan telinganya mengalir darah segar. Hujan belum berhenti. Angin dingin melesat kencang membawa butiran-butiran kehampaan.

Perempuan itu mati penuh luka di dada dan kemaluannya. Luka-luka yang Tuhan sendiri marah melihatnya. Malaikat-malaikat menundukan kepalanya. Dan Tuhan dengan perasaan haru memberi tahunya jalan keluar menuju surga.

Di tengah hujan deras malam itu. Perempuan itu terus berlari. Menembus percikan air hujan. Menentang hembusan angin kencang. Jalanan di luar sepi dan lengang. Jalanan menuju surga memang tak pernah ramai orang-orang.

Handy Pranowo

19-November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun