Lelaki itu kembali bangkit. Ia kalap. Muka dan matanya merah saga. Di atas kedua bahunya iblis-iblis tengah menari telanjang mempertontonkan kemaluannya. Lelaki itu mengayunkan sebuah kayu dengan kerasnya mengenai kepala.
Perempuan itu jatuh menyerah. Dari hidung dan telinganya mengalir darah segar. Hujan belum berhenti. Angin dingin melesat kencang membawa butiran-butiran kehampaan.
Perempuan itu mati penuh luka di dada dan kemaluannya. Luka-luka yang Tuhan sendiri marah melihatnya. Malaikat-malaikat menundukan kepalanya. Dan Tuhan dengan perasaan haru memberi tahunya jalan keluar menuju surga.
Di tengah hujan deras malam itu. Perempuan itu terus berlari. Menembus percikan air hujan. Menentang hembusan angin kencang. Jalanan di luar sepi dan lengang. Jalanan menuju surga memang tak pernah ramai orang-orang.
Handy Pranowo
19-November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H