Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memori Kanal Banjir Timur

7 Maret 2022   15:23 Diperbarui: 7 Maret 2022   15:25 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/Agus Susanto

Kita pernah berjumpa di sini, di jalan inspeksi kanal selagi senja berpamitan pulang dan jejeran lampu mekar berkilau.

Segenap pedagang kopi, penjaja makanan serta penyanyi dangdut keliling dengan speakernya yang bising semarak memeriahkan suasana seakan semua saling berjamahan.

Air kali mengalir nampak tenang di permukaan sinar lampu genit bergoyang-goyang dan kelelawar-kelelawar melintas di antara kanal.

Di dalam keremangan antara bayangan pohon dan rembulan dirimu yang baru saja aku kenal ku buat pasrah sambil duduk di selembar tikar kita berpeluk mesra.

Kataku kamu cantik, alismu menyatu bagai sodetan kali yang lurus menawan, tubuhmu nampak bercahaya dari gelora asmara yang datang tiba-tiba.

Bibirmu bening bagai tepian kali dengan air yang jernih seakan mengajak aku untuk menyelami hingga basah dan menggigil.

Dan aroma tubuhmu tercium bagai rerumputan yang baru saja di sabit, hijau menyegarkan.

Maka ku dekap engkau dalam keremangan dan katamu ini sebuah pengalaman lalu janji-janji bertebaran di bawa angin jatuh ke kanal.

Mengalirlah, mengalirlah ke lautan yang dalam.

Kita masih muda, darah kita tengah mengalir ke arah-arah yang tidak terduga toh inilah masa remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun