Lelaki tua itu menoleh ke arah suara lalu di hentikan langkahnya. Matanya mengamati sejenak wajah wanita yang memanggilnya. Seperti ada yang ia kenal namun entah yang mana. Suara atau wajah.
Perabotan di pundaknya di turunkan pelan-pelan, nafasnya yang berat di hembuskan ke udara jatuhlah hujan di atas kepala.Â
"Masuk ke dalam pak, musim hujan tahun ini di sertai angin kencang, orang bilang perubahan iklim global".
***
Si tukang service payung dengan cekatan memperbaiki payung pelanggan sambil kembali bercerita tentang kisahnya di jaman perang.
Setelah pertemuannya dengan perempuan itu segalanya berubah, ia tidak hanya berhadapan dengan sebuah peperangan namun lebih dari itu, pengorbanan, kesetiaan, rasa cinta yang mendalam.
Lantaran baktinya kepada negeri ini panggilan berjuang tak mungkin di abaikan maka di tinggalkan perempuan itu setelah empat bulan usia pernikahan.
Setelah kembali dari perjuangan di dapatinya kampung habis terbakar dan perempuan yang di cintainya itu gugur dengan luka lebam di sekujur tubuhnya sebab menolong adiknya yang hendak di perkosa tentara Jepang.
***
Hanya butuh waktu setengah jam, payung itu sudah selesai dikerjakan, rapi, teliti, kawat yang karat sudah di ganti.
Ongkosnya 30 ribu termasuk pergantian kawat baru, sekarang payung mudah di lipat mudah pula mekar mengembang.