Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sambat

30 November 2021   16:42 Diperbarui: 30 November 2021   16:53 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Sambat/pixabay.com

Langkahku berhenti lalu duduk bersimpuh dengan rokok kemenyan yang terus terbakar.

 

"Dut surudut kuda lari ke tanah lapang.

"Rejeki di cari semoga datang".

"Dut surudut bocah tengik mandi di sungai".

"Badannya kotor kakinya korengan".

"Mbah dermawan dan tersohor ijinkan hamba minta keberkahan."

Tak lama berselang angin datang berputar-putar.

Menggertak ranting-ranting pohon yang kering.

Daun-daun lepas berterbangan.

Malam seakan ingin menerkam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun