Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melepas Dirimu

7 November 2021   14:31 Diperbarui: 7 November 2021   14:35 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Melepas Dirimu/pixabay.com

Satu bulan sekali kamu datang menjengukku dan tak pernah lupa aku katakan bahwasanya aku sangat mencintaimu. Aku selalu memintamu agar anak lelaki kita jangan pernah di ajak kunjungan ke penjara. Aku takut berpengaruh buruk pada kehidupannya nanti.

Di dalam penjara aku selalu berdoa untuk keselamatanmu serta anak kita yang terlanjur tahu bahwa ayahnya seorang narapidana. Kamu mengatakan kepadaku bahwa anak lelaki itu selalu bertanya, apakah di penjara ada televisi ? 

Tak lupa pula rasa terimakasihku kepada sahabat yang mengerti keadaanku. Aku tak pernah berpikiran macam-macam apalagi curiga sebab aku percaya kalian berdua yang akan membantuku lepas dari semua belenggu ini. Aku percaya kalian tidak akan mengkhianati aku selama aku di dalam penjara.

Setelah hampir setahun dan aku mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan penjara, aku berharap bisa mendapat keringanan hukuman agar bisa secepatnya berkumpul kembali bersama keluarga kecilku dan menjalani kehidupan sewajarnya. 

Aku berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan masa laluku, aku berjanji kali ini akan lebih memperhatikan keluarga ketimbang urusanku sendiri. Aku ingin sembuh dan harus sembuh. 

Aku akan mencari pekerjaan baru selepasku keluar dari penjara begitulah keinginanku dan memulai lagi hidup yang baru. Aku sangat mencintai anak dan istriku.

Hingga kabar terakhir dari pesan singkat yang kamu kirim kepadaku bahwa saat ini kamu telah bekerja sebagai penjaga toko mainan anak-anak yang berlokasi di dalam mall. Katamu mungkin kita akan jarang bertemu namun tetap berhubungan lewat handphone. Kamu berjanji bila hari lbur kerja akan menjengukku dan membawakan roti keju kesukaanku. 

Semua ini demi keluarga, demi aku yang ada di dalam penjara, demi anak lelaki yang cepat sekali tumbuh besarnya. Terlalu banyak bertanya, bertanya tentang ayahnya. Katamu pula rasanya tidak enak selalu merepotkan sahabatku itu yang juga mempunyai hal penting yang mesti di kerjakannya.

Aku gembira, sangat gembira mendengar kabar kamu mendapatkan pekerjaan namun di dalam pesan itu pun aku tuliskan bahwa kehadiranmu tetap pula ku nantikan dan kamu tahu bagaimana rasanya rindu di dalam hasrat lelaki yang sekian lama tak bertemu.

Sebulan, dua bulan hingga tiga bulan lamanya kamu tidak pernah lagi menjengukku, apakah kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, apakah kamu melupakan suamimu ataukah ada hal yang lain. Meski di dalam pesan singkat kamu selalu berjanji pasti akan datang, tunggu saja. Selalu begitu.

Sampai suatu hari keluargaku datang menjenguk, adik dari ibu beserta suaminya. Ia mengatakan bahwa istriku tengah hamil 4 bulan dan ia katakan sahabatku lah yang menghamilinya. Rasanya ingin meledak tubuh ini, aku tak dapat berkata apa-apa lagi. Berita itu bagai merenggut nyawaku. Aku lemas terkulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun