" Allahu Akbar" Â
Saya terkejut dengan apa yang saya lihat malam itu, entah berapa lama saya terpaku memandangi ke arah menara tersebut dengan bantuan cahaya senter yang saya pegang di tangan kanan.Â
Bulu kuduk seketika berdiri, kaki rasanya tak dapat menopang lagi badan ini. Senter saya jatuhkan lalu duduk di samping Bayu. Saya tak menyangka apa yang saya lihat.
" Itu Aldi, ndi, itu Aldi, gua tau banget, gua kenal bajunya" Bayu masih sempat bicara masih dengan terbata-bata tetap menunduk dan menangis. Ia mencoba meyakinkan saya bahwa sesuatu yang menggantung di menara itu ialah orang yang selama ini kami cari.
Lalu saya pun berteriak meminta tolong.Â
Handy Pranowo
31102021
cerita ini terinspirasi dari kisah nyata, meski alur cerita, tokoh dan waktunya nya sudah di rubah.
(Untuk seorang teman, sahabat dan juga untuk sebuah harapan dari mimpi-mimpi yang hilang. Jiwa yang terluka, hati yang selalu merasa cemas, merasa di kejar-kejar oleh sesuatu yang tidak ada namun nyata, suara-suara di telinga sudah tidak ada lagi terdengar selamat beristirahat kawan. Terimakasih untuk kejutannya sampai jumpa di lain masa).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H